[Hanya fiksi]
•••••••
"Chenle-ya a–apa, apa yang sudah terjadi? Kau ... M–masih hidup?"
Jisung menatap laki-laki di depannya. Laki-laki yang ia kira sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Chenle menggeleng pelan, lalu duduk di kasurnya. Ia membawa Jisung ke kamarnya, agar lebih nyaman. Jika di ruang tamu, terasa canggung.
"Duduk dulu Jisung-ah ... "
"A–ani ... Bagaimana ini bisa terjadi? Kau—"
"Duduk Jisung-ah!"
Jisung langsung kicep. Ia pun menurut, duduk di samping Chenle.
Chenle menunjuk barang di samping kasurnya, dan Jisung sedikit terkejut. Banyak alat-alat medis ternyata. Seperti elektromiografi (EMG), infus, selang, masker, nasal kanul, dan alat mesin lainnya. Jisung tidak paham alat-alat seperti itu.
"Aku juga baru sadar dari koma sekitar dua minggu yang lalu. Papa ku mengenal seorang dokter hebat, dan langsung mengusahakan keselamatan ku," jelas Chenle.
"Tapi, katanya kau em ... M–meninggal di tempat?"
Chenle mengedikkan bahunya. "Molla. Hanya itu yang Papa katakan padaku. Mungkin aku hidup kembali? Pokoknya seperti itu. Wae? Yang penting aku sudah bangun, hidup kembali. Apa kau tidak suka?"
Jisung melebarkan matanya, langsung melambaikan tangannya cepat menolak tuduhan Chenle.
"Yaa! Apa yang kau katakan! Tentu saja aku sangat bahagia saat melihat mu!"
Chenle menatap Jisung yang terlihat sangat panik, dan terkekeh kecil. Ia ingat, menjahili Jisung adalah hal menyenangkan.
"Wae? Apa kau merindukanku, kenapa kau datang. Sendirian?"
"Chenle-ya, kau tau aku sangat ketakutan."
Biasanya Jisung tidak mengatakan hal-hal seperti ini. Tapi Jisung tidak tahan. Chenle diam, mendengarkan perasaan Jisung.
"Kau tau, aku sangat takut saat mendengar beritanya. Kau tau, aku sangat marah saat semua orang melarangku keluar untuk melihat yang terjadi."
"Aku tidak bisa datang ke pemakaman, atau menjenguk Mark Hyung. Aku kesulitan Chenle-ya ... A–aku, aku merasa aku sendirian."
"Tunggu! Menjenguk Mark Hyung? Mark hyung masih hidup?"
Jisung menganggukkan kepalanya. "Hanya Mark Hyung yang selamat, tapi sekarang Mark Hyung masih koma. Entahlah kapan Mark Hyung akan sadar."
Chenle diam, nampak sedang berpikir."Kaki Mark Hyung diamputasi Chenle-ya ... "
"Mwo?!" Chenle membelalakkan matanya, menatap Jisung terkejut.
"Aku sangat sedih saat melihatnya. Kau tau, aku selalu menyalahkan diriku tentang hal ini. Hanya aku yang tidak—"
"Museun suriya igo? Kenapa kau menyalahkan dirimu? Kau tidak bersalah Jisung-ah ... Bahkan kau sama sekali tidak terlibat. Berhenti menyalahkan dirimu untuk semua hal yang terjadi."
Jisung menatap Chenle yang juga menatapnya dengan tatapan marah. Meski begitu Jisung senang. Rasanya lega melihat Chenle menyalahkannya karena sikapnya. Hatinya menghangat, dan terasa melegakan. Sekarang ia percaya, bahwa semua ini bukan salahnya.
"Chenle-ya, apa kau mau kembali ke Korea?"
Chenle mengalihkan pandangannya, menatap meja nakas yang terdapat piring buah-buahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022