[Hanya fiksi]
•••••••
"Jisung-ah!!"
"Eoh?"
Jisung menoleh ke sampingnya, dan ia terkejut melihat siapa orang yang duduk di sampingnya. Jisung membelalakkan matanya, dan mulutnya terbuka.
"Kenapa kau terkejut? Jangan melamun, kau harus fokus menyetir Jisung-ah!!"
Jisung mengernyit, dan saat ia melihat ke depan ia lebih terkejut. Memang benar ia sedang menyetir. Jisung menatap kagum tangannya yang terlihat lihai saja memegang stir.
Jisung menoleh ke sampingnya. "H–hyung ... A–apa yang terjadi? Kenapa aku menyetir?"
"Apanya yang kenapa? Kenapa kau gagap Jisung-ah? Apa kau mabuk? Hentikan mobilnya, biar Hyung saja yang menyetir."
Jisung menggeleng. "Hyung ... Renjun hyung. Apa ini sungguh kau?"
"Apa maksudmu Jisung-ah? Kau sungguh habis minum?"
"Hyung aku, a–aku ... Aku sangat merindukanmu—"
"Park Jisung depanmu!!!!"
Brakkkk
"Renjun hyung ... "
"Hyung ... "
"Andwae!! Hyunggg!"
"Park Jisung!!!"
Mata sipit itu terbuka paksa. Napas Jisung terengah-engah, dan keringat membasahi pelipisnya.
"Jisung-ah gwenchana?"
Jisung menoleh ke samping saat mendengar suara seseorang. Jaehyun, dan Yuta.
"A–air ... "
Jaehyun langsung mengambil air di meja nakas, sementara Yuta membantu Jisung duduk. Jisung menerima gelas minumnya, dan langsung menghabiskan minumnya dalam satu tegukan.
"Gwenchana?" tanya Jaehyun lagi.
Jisung mengatur napasnya, lalu tersenyum tipis kepada Jaehyun."Hanya mimpi buruk Hyung," lirih Jisung.
Entah sejak kapan suara Jisung serak. Biasanya memang serak, tapi kali ini benar-benar serak hingga hampir habis."Mimpi apa?" tanya Yuta.
Jisung menatap jendelanya yang sudah ditutup rapat. Pikirannya kembali ke mimpi buruknya tadi. Mimpi yang sangat buruk. Renjun, meninggal karenanya. Ia yang menyebabkan kecelakaan. Ia adalah pembunuh.
"Jisung-ah!"
Jisung tersentak, dan menatap Yuta yang menunggu jawabannya. Jika saja Yuta tidak menyadarkan Jisung dari lamunannya, mungkin Jisung akan semakin menyalahkan dirinya, dan menjadi gila. Gila karena rasa bersalah.
"Maaf Hyung, aku sedang banyak pikiran."
"Bagilah masalahmu dengan kami Jisung-ah ... "
Ketiga orang itu menoleh ke pintu, Doyoung datang dengan nampan di tangannya.
"Jisung kau harus makan, kau sedang sakit. Kau harus makan, lalu minum obatmu."
"Aku baik-baik saja Hyung."
"Berhenti mengatakan itu Jisung-ah."
Doyoung meletakkan nampan berisi bubur, dan segelas susu lalu duduk di samping Jisung. Doyoung meneliti wajah Jisung, dan tersenyum tipis.
"Setidaknya, dengan kejadian tadi kau jadi tidur Jisung-ah ... "
Ah, benar juga. Jisung akhirnya tidur.
"Kau tau, kau tidur selama lima jam! Kita sangat khawatir, dan hampir saja membawamu ke rumah sakit jika kau tidak juga bangun."
"Sekarang ayo buka mulutmu ... "
Jisung menatap sendok berisi bubur yang Doyoung sodorkan. Ia tidak suka bubur.
"Hyung, apa kalian tidak makan?"
"Kita akan makan sebentar lagi setelah makanan datang. Jungwoo sudah memesan makanan setengah jam lalu. Sebentar lagi pasti sampai."
Jisung menatap Yuta, Jaehyun, dan Doyoung bergantian.
"Tidak bisakah aku makan bersama kalian? Aku tidak suka bubur ... Jeball!"
Jisung menatap ketiga Hyungnya dengan tatapan memelasnya. Dengan wajah pucat Jisung, dan aegyo yang Jisung tunjukkan tentu tidak ada yang bisa menolak.
"Tapi kau harus menghabiskan makananmu lalu minum obat!" Doyoung menatap tajam Jisung.
Jisung tersenyum lebar, dan mengangguk. "Jangan khawatir Hyung, aku pasti akan menghabiskan makanan ku."
"Hyungdeul!! Makanan sampai!!!"
Teriakan Jungwoo memenuhi dorm. Doyoung pun menuntun Jisung untuk keluar, menuju ruang makan.
"Tunggu sebentar Hyung, aku akan mencuci muka dulu. Kalian duluan saja."
Jisung pun ke kamar mandi, dan mencuci mukanya. Jisung menatap pantulan dirinya di cermin. Ya, memang sedikit lebih baik. Matanya tidak hitam lagi.
Jisung membuka pintu kamar mandi, dan hendak keluar. Tapi getaran ponselnya membuat Jisung kembali menuju kasurnya.
Jisung meraih ponselnya, dan saat melihat si pemanggil tangan Jisung melemas. Alhasil ponselnya jatuh. Jisung terlihat sangat terkejut. Saat sadar, Jisung langsung memungut ponselnya, tapi panggilan sudah terputus.
Jisung menggelengkan kepalanya, dan menutup mulutnya. Air mata menetes tanpa sadar.
"R–renjun ... Renjun hyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022