[Hanya fiksi]
•••••••
"Jisung-ah ayo masuk!"
Jisung melangkahkan kakinya dengan ragu melewati pintu di depannya.Hari ini Jisung datang ke dorm NCT 127. Sebenarnya member 127 lainnya juga baru datang, kemarin-kemarin mereka masih tinggal di rumah masing-masing seperti Jisung.
"Kemarikan barang-barangmu Jisung-ah ... "
Jisung menatap Doyoung yang terlihat sangat bersemangat.
"Ayo ikuti aku, aku akan mengantarmu ke kamarmu."
"Taeyong sedang memasak, dan yang lainnya sedang mengeluarkan barang dari koper mereka."
Jisung bahkan belum bertanya, tapi Doyoung sudah menjelaskannya.
"Jja! Di sini kamarmu."
Jisung menatap sekeliling. Ia langsung tau pemiliki kamar ini yang sebelumnya.
Lee Haechan.
Aroma tubuh Haechan yang sangat khas masih tercium di ruangan ini.
"Kamar Haechan Hyung rupanya," ucap Jisung lirih.
"Em, iya. Kau tidak keberatan 'kan? Atau kau ingin kamar lain?"
Jisung menggelengkan kepalanya, tersenyum tipis. "Aku akan di sini saja Hyung. Terimakasih."
"Aku akan mengeluarkan bajuku dari koper dulu."
"Biar aku bantu!"
"Tidak Hyung, aku bisa sendiri."
Doyoung peka, Jisung ingin sendirian. Doyoung pun mengangguk, menghela napasnya panjang. Ia pun pergi dari kamar itu setelah sebelumnya menepuk pundak Jisung dua kali.
Jisung menekan kasur putih itu beberapa kali dengan jari telunjuknya, lalu mendudukinya. Entah apa fungsinya, hanya Jisung yang mengetahuinya.
Jisung mengedarkan pandangannya. Ruangan ini sudah kosong, tentu saja. Eomma Haechan pasti sudah mengambil barang-barang Haechan.
Pandangan Jisung berhenti saat melihat sandal hitam di pojok kamar. Ia tahu betul itu adalah sandal Haechan. Sepertinya eomma Haechan melewatkannya.
Jisung bangkit, dan menghampiri sandal hitam itu. Jisung memakai sandal itu, dan terkekeh kecil.
Ukurannya kurang besar. Walaupun kurang sedikit, tapi tetap saja tidak muat untuk Jisung. Haechan memang memiliki kepala yang lebih kecil darinya, dan ukuran kaki yang lebih kecil darinya. Jisung iri.Jisung menoleh saat angin kecil memaksa masuk dari celah jendela yang ditutup. Jisung mendekati jendela, menyibak korden dan membuka jendelanya.
"Wahh!" pekik Jisung. Mulutnya terbuka lebar, dan matanya melotot melihat pemandangan indah di depannya.
Dari sudut manapun, Seoul itu hanya pemandangan gedung tinggi. Tapi entah kenapa Jisung mengaguminya.
"Jisung-ah?"
Jisung membalikkan badannya, seorang laki-laki yang memakai kaus putih polos dan celana kolor pendek abu-abu menghampirinya.
"Selamat datang di dorm kami. Bagaimana, apa kau menyukai kamarnya? Atau kau takut sendirian? Kau bisa tidur denganku jika kau tidak bisa tidur sendirian."
Jisung tersenyum canggung, menggaruk belakang kepalanya. "Tidak Hyung, aku bisa tidur sendirian. Aku juga menyukai kamarnya."
"Syukurlah kalau begitu."
Jisung duduk di kasurnya, di samping orang yang ia panggil Hyung itu. Sebenarnya, semua orang ia sebut Hyung karena ia masih maknae NCT.
"Taeil Hyung, kamar ini adalah kamar Haechan Hyung sebelumnya 'kan?"
Senyum Taeil sedikit meluntur mendengar pertanyaan Jisung, ia menatap Jisung merasa bersalah.
"Iya ... Apa kau keberatan? Kita bisa bertukar kamar—"
"Tidak perlu Hyung. Aku menyukai kamarnya, aku tidak apa-apa."
"Sungguh?"
Jisung mengangguk lucu, membuat Taeil mencubit pipi Jisung merasa gemas.
"Akh kiyowoo! Kenapa hanya mengangguk saja kau sangat lucu Jisung-ah?"
Jisung menundukkan kepalanya, merasa malu dan canggung mendengar pujian itu dari Taeil. Ia masih belum terbiasa.
Sebenarnya Jisung bukannya tidak dekat dengan 127 Hyung, hanya saja Jisung lebih nyaman dengan Dreamis Hyung."Taeil Hyung!!! Jisung-ah!! Makanan sudah siap!!"
Keduanya menoleh ke luar, suara Taeyong menggelegar di rumah itu.
"Kajja Jisung-ah!"
Jisung, dan Taeil pun keluar menuju ruang makan. Di sana sudah ada Hyung lain, lengkap. Johnny, Doyoung, Taeyong, Jaehyun, Yuta, Jungwoo.
"Jja! Makan yang banyak Jisung-ah ... "
Jisung menatap mangkuknya yang diberikan banyak nasi oleh Taeyong. Yang lainnya juga memberikan banyak lauk untuk Jisung.
"Katakan apa makanan favoritmu Jisung-ah, kami akan memasaknya lain kali untukmu."
"Ku dengar NCT Dream tidak menyukai kimchi jjigae bukan? Haechan selalu mengatakan itu padaku."
Suasana menjadi hening mendengar perkataan Doyoung. Jisung menundukkan kepalanya, ia juga merasa bersalah pada Haechan. Dulu, ia juga sangat menentang makanan itu saat Haechan memintanya.
"Hahaha ... Doyoung-ah bisa ambilkan aku minum?"
Doyoung yang sadar telah merubah suasana pun, menurut. Ia merasa bersalah pada Jisung. Doyoung pun menurut, mengambil Johnny minum ke dapur.
"Sama Hyung. Masakkan juga kimchi jjigae untukku. Aku, menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022