END

2.4K 198 24
                                    

[Hanya fiksi]

•••••••

"Jisung-ah ... "

"Park Jisung ... "

Bibir kecil pucat itu bergumam. Kepalanya bergerak gelisah, dan kemudian matanya terbuka. Laki-laki itu melihat sekeliling, dan mencoba mengingat kejadian sebelum ia terbaring seperti itu.

Laki-laki itu terkekeh setelah sadar apa yang sudah terjadi. Ia mengulurkan tangannya keatas, dan menatap jarum infus yang terpasang di tangannya.

"Apa yang sudah ku lakukan untuk Park Jisung?"

"Aku menaiki helikopter, dan sampai di Korea hanya dalam dua jam?"

"Aku tidak tau, aku begitu peduli padanya."

"Hahhh ... Park Jisung jinjja!"

Entahlah ia berbicara dengan siapa. Tapi kini wajahnya terlihat lebih rileks.

Ia menoleh saat pintu di buka, dan terlihat seorang laki-laki tinggi yang membuatnya khawatir beberapa jam lalu memasuki ruangan.

"Chenle-ya! Kau sudah sadar?"

Jisung melangkahkan kaki panjangnya, menghampiri Chenle. Wajahnya terlihat khawatir. Chenle mencoba duduk, dan Jisung membantunya.

"Apa yang terjadi kepadamu? Kau tau, sekarang kau sangat terkenal!"

"Seorang wartawan kebetulan ada di dekat perusahaan, dan melihatmu. Wartawan itu berhasil mengambil fotomu, dan semua orang bertanya-tanya tentangmu."

Chenle hanya tersenyum tipis, sama sekali tidak panik.

"Kau tersenyum?"

Jisung menatap Chenle heran. Bisa-bisanya Chenle tersenyum setelah membuat keributan?

"Yang penting kau hidup, itu tidak ada apa-apanya."

"Mworago?"

Jisung mengernyit. Benar, ia sama sekali tidak paham dengan ucapan Chenle tentang Chenle telah menyelamatkannya.

Chenle menggelengkan kepalanya, masih tersenyum.

"Tidak ada."

"Aku sekarang tidak masalah jika dunia mengetahui aku masih hidup, Park Jisung. Berhenti khawatir tentangku, jaga saja dirimu."

"Chenle-ya apa kau mengkhawatirkan ku?"

Jisung sedikit malu-malu menanyakan itu. Ia sedikit berharap dengan jawaban Chenle, tapi ia tau Chenle akan menjawab tidak. Karena seperti itulah Chenle.

"Eum ... Kau membuatku sangat khawatir tadi."

Dan jawaban Chenle benar-benar mengejutkan Jisung. Sejak kapan Chenle blak-blakan seperti ini kepada Jisung?

"Yaa Chenle, jangan seperti itu. Kau membuatku merinding. Kau tau, tidak baik berubah menjadi sangat baik tiba-tiba."

"Wae? Apa aku akan mati jika berubah?"

"Yaa!! Jangan mengatakan hal buruk seperti itu!"

Jisung sudah mengangkat tangannya, hendak memukul Chenle. Tapi tentu saja itu tidak Jisung lakukan. Apalagi, sekarang Chenle berstatus sebagai pasien. Jisung tidak akan bisa memukul Chenle. Ia sangat khawatir, dan takut saat Chenle pingsan beberapa jam lalu di perusahaan.

Chenle terkekeh kecil, lalu menganggukkan kepalanya.

"Arraseo."

"Ngomong-ngomong, apa kau mau berjalan-jalan?"

[✓] 1. I'm Alone : Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang