Kamu harus mati

1.7K 186 4
                                    

[Hanya fiksi]

•••••••

"Wahhh itu apa Jisung-ah?"

Jisung menoleh ke kasurnya, Johnny dan Taeil duduk melihatnya mengeluarkan isi tas dan kresek berisik snack ciki yang ia beli tadi bersama Hyungnya.

Johnny membelalakkan matanya, terkagum melihat kresek yang lumayan besar itu berisi snack saja.

"Hyung mau? Ini snack kesukaan ku," ucap Jisung seraya menyodorkan satu bungkus pada Johnny. Jisung tersenyum lebar.

"Bolehkah?"

Jisung memberikan masing-masing satu bungkus pada Johnny dan Taeil.

"Ini sangat enak Hyung! Kau tau, aku selalu membawanya kemanapun aku pergi. Dari dulu sampai sekarang, aku selalu suka snack ini."

Taeil dan Johnny terkekeh kecil mendengar cerita Jisung yang sangat bersemangat.

"Gomawo Jisung-ah," ucap Johnny.

"Jisung-ah ke sini, duduk di samping Hyung!"

Taeil menepuk tempat di antara dia dan Johnny. Tanpa bertanya, Jisung pun meninggalkan tas dan kreseknya, duduk di tempat yang Taeil tepuk.

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kau tidak apa-apa? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Taeil.

Jisung tersenyum lebar. "Kau tidak perlu khawatir Hyung, aku tidak apa-apa."

"Waktu itu Mark Hyung pergi ke rumahku, dan meminta maaf padaku. Lalu keesokan harinya, Mark Hyung mengadakan konferensi pers."

"Mark sudah meminta maaf padamu? Lalu sekarang, apa kau berhubungan dengan Mark?" tanya Johnny.

Pasalnya, Mark sama sekali tidak menghubungi salah satu member 127. Mereka juga khawatir dengan Mark. Bagaimanapun, mereka juga sangat menyayangi Mark. Mark adik mereka juga.

Jisung menundukkan kepalanya. Haruskah ia mengatakannya dengan jujur? Tapi Mark bilang, ia ingin bersembunyi untuk sementara waktu. Mark ingin, tidak berhubungan dengan 127 dan perusahaan untuk sementara waktu.

"Gwenchana Jisung-ah ... Hyung mengerti. Mark juga tidak menghubungi kami, mungkin Mark membutuhkan waktu sendiri. Biarkan dia menenangkan pikirannya, oke?"

Jisung menggigit bibir bawahnya, mengangguk pelan. Ia sungguh merasa bersalah, tapi Jisung juga tidak bisa memberitahukan yang sebenarnya.

Pranggg

Ketiganya tersentak, langsung menoleh ke jendela dan membelalakkan mata. Sebuah batu, lagi?

Bukankah sekarang semuanya sudah membaik? Kenapa masih saja ada seseorang yang ingin meneror Jisung?

"Jisung-ah, kau mau tidur bersama Hyung?"

Jisung menoleh ke arah Johnny, yang memberikannya senyum lebar khas Ayah.

Jisung menggeleng pelan, dan tersenyum tipis. "Tidak perlu Hyung, aku akan tidur di kamar Haechan Hyung saja. Aku akan menggeser lemarinya ke depan jendela agar batunya tidak masuk," ucap Jisung.

"Tapi Jisung-ah ... "

"Sungguh, aku tidak apa-apa Hyung. Aku hanya akan di kamar jika tidur, aku akan bersama hyungdeul saat siang kok."

Jisung sudah memutuskan untuk membuka diri, seperti perkataan Chenle. Jisung rasa, Chenle memang benar.

Jisung tidak sendirian, hanya saja Jisung tidak ingin berbagi. Jisung selalu memendam perasaannya sendirian, padahal banyak orang yang bersedia menjadi tempatnya cerita.

Johnny dan Taeil mencubit pipi Jisung, dan memeluk Jisung. Mereka menantikan cerita Jisung, dan waktu kebersamaan dengan Jisung.

Tentu saja Jisung bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Sejak hari itu Jisung selalu menghabiskan waktunya bersama 127. Entah itu bermain game, bercanda, bercerita, menonton film, atau memasak. Bahkan Chenle sekarang kesal.

"Eemmm jadi kau sudah dekat dengan 127 Hyung, lalu melupakan ku? Ku tutup!!"

Jisung tidak pernah membujuk Chenle saat Chenle kesal. Ya, seperti itulah Jisung sebagai seorang teman. Toh ia jauh dari Chenle, ia tidak akan kena amuk Chenle.

Tapi, ada yang mengganggu Jisung sejak ia kembali ke dorm 127.

Anonim
Kamu harus mati

Drrtt drrttt

Anonim
Kau tidak menjawab
teleponku?
Kau adalah pengecut!
Kau harus mati.

Pernah sekali Jisung menjawab telepon dari nomor itu, dan yang orang itu katakan hanya menegaskan Jisung harus mati.

Orang itu, benar-benar mengganggu Jisung. Dan, tentu saja membuat Jisung ketakutan. Haruskah Jisung bercerita tentang ini kepada 127 Hyung?

 Haruskah Jisung bercerita tentang ini kepada 127 Hyung?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 1. I'm Alone : Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang