[Hanya fiksi]
•••••••
"Jisung-ah bangun—"
"Jisung-ah? Kau di mana? Apa kau di kamar mandi?"
Jaehyun mengetuk pintu kamar mandi, dan pintunya terbuka tanda tidak ada orang di dalam.
Jaehyun menatap kasur besar putih yang rapih. Jisung tidak ada di kamarnya. Ke mana Jisung sepagi ini?
"Hyung!! Hyung, Jisung tidak ada di kamarnya."
Johnny, Taeyong, dan Taeil terkejut. Mereka seketika panik.
"Bagaimana bisa?! Kau sudah mengecek kamar mandi? Mungkin saja Jisung sedang mandi," ucap Taeil.
"Aku sudah mengeceknya, tapi tidak ada."
Pukul lima pagi, bahkan masih sangat pagi. Dorm 127 diributkan karena hilangnya maknae mereka.
Taeyong akhirnya menelepon manajer, karena sepertinya ini adalah masalah besar.
"Wae? Kenapa kau menelepon sepagi ini? Kau mengganggu tidurku Taeyong-ah ... "
Terdengar suara manajer yang serak, dan berat. Pasti teleponnya membangunkan manajer.
"Hyung gawat! Jisung tidak ada di dorm, dan ponselnya juga mati. Apa kau tau Jisung di mana? Apa Jisung memiliki jadwal individu?"
Ya, sebenarnya beberapa minggu lalu pernah seperti ini. Tepatnya saat Jisung merekam MV covernya. Semua orang mengira Jisung hilang, dan ternyata merekam MV.
"Jisungie? Jisung sudah kembali? Yaa, aku bahkan tidak tau kalau Jisung sudah kembali. Tidak ada jadwal individu untuk Jisung, sekarang semua member fokus untuk proyek OT18."
Taeyang semakin khawatir mendengar jawaban manajer, begitu juga member lain.
"Kau tidak perlu khawatir, kau makanlah dan berlatih. Aku akan mencari Jisung. Jangan khawatir, Jisung baik-baik saja."
Panggilan pun diputuskan. Taeyang duduk di sofa, kakinya lemas. Ia merasa gagal menjaga Jisung. Ia tahu benar, Jisung sedang mengalami kesulitan tapi ia tidak bisa membantu Jisung sama sekali.
"Hyung, sekarang kita harus bagaimana?"
Jungwoo bersuara. Ia benar-benar takut, dan khawatir."Kita, kita makan lalu berlatih. Manajer yang akan mencari Jisung."
Tujuh orang itu pun menuruti perkataan leader mereka. Sebenarnya mereka ingin keluar, mencari Jisung. Tapi, mereka menahannya. Untuk saat ini, lebih baik menurut.
•••••••
"Kenapa pintunya sudah terbuka? Apa pelatih Lee sudah datang?" gumam Shotaro.
Jam tujuh pagi, laki-laki dengan wajah lucu khas orang Jepang itu sudah pergi ke ruang latihan. Ia sedikit terkejut saat pintu ruang latihan sudah dibuka. Biasanya ialah yang membuka pintu ruang latihan.
Shotaro membuka pintunya, dan ia langsung bisa melihat seorang laki-laki tinggi sedang menari.
Gerakannya nampak sangat tajam, dan ttak ttak membuat lantai ruang latihan sedikit bergetar. Shotaro meletakkan tasnya, dan ia langsung tau orang itu saat melihat tas hitam yang penuh dengan aksesoris gantungan tas.
"Jisung-ah?" panggilnya masih ragu. Siapa tau ia salah mengira.
Laki-laki yang memakai kaos putih di balut kemeja kotak-kotak dengan kancing dibiarkan terbuka itu membalikkan badannya. Wajahnya sudah dipenuhi keringat, dan kaosnya juga menempel di badannya karena keringat. Rambutnya terlihat sangat lepek.
"Jisung-ah kau sudah di sini sejak kapan? Ini masih sangat pagi."
Shotaro menghampiri Jisung. Jisung berusaha menetralkan napasnya, lalu mengambil botol air minum dan meminumnya. Setelah minum, napasnya terlihat sedikit teratur.
"Aku tidak bisa tidur Hyung, jadi aku pergi untuk berlatih. Aku sudah tertinggal banyak, aku harus mengejar ketinggalan agar kalian tidak kesulitan karena ku."
"Apa yang kau pikirkan Jisung-ah? Kau sama sekali tidak menyulitkan kami, jadi perhatikan kesehatan mu! Kapan kau kembali? Seharusnya kau istirahat dulu, kau pasti lelah setelah perjalanan jauh."
Jisung menggeleng. "Aku sudah cukup istirahat Hyung. Selama tiga hari, aku sudah istirahat dan bersenang-senang. Sekarang aku harus bekerja keras."
Shotaro menghembuskan napasnya panjang, menepuk pundak Jisung. "Jangan terlalu keras pada tubuhmu Jisung-ah ... Atau kau akan sakit."
Jisung tersenyum tipis, dan menggelengkan kepalanya. "Tenang saja Hyung, aku tidak akan sakit."
"Hyung apa kau mau mengajariku bagian ini? Aku merasa kesulitan di bagian ini."
Jisung menunjukkan layar iPad kepada Shotaro. Ia menyeka keringatnya. Shotaro tidak bisa menghentikan Jisung.
"Tentu saja, aku akan mengajarimu. Lihat ini," ucap Shotaro.
Shotaro sudah dalam posisinya, dan bersiap mengajari Jisung.
Drrtt drrttt
"Hyung maaf, aku harus mengangkat panggilan ini dulu."
Baru saja hendak mengikuti gerakan Shotaro, ponsel Jisung bergetar. Saat Jisung melihat nama si pemanggil, Jisung langsung tersenyum tipis dan keluar untuk menjawab panggilan.
"Wae Chenle-ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022