[Hanya fiksi]
"Bagusss!! Bagus Jisung-ah!!"
Pelatih Yoon menghampiri Jisung, dan menepuk pundak Jisung dengan senyum bangganya.
"Seandainya setelah absen tiga hari kau tetap tidak bisa mengikuti, aku benar-benar akan marah padamu Jisung-ah. Tapi lihatlah, Park Jisung sudah kembali."
"Kau sungguh membutuhkan libur? Padahal kau sudah libur hampir satu tahun."
Jisung tersenyum mendengar pujian itu. Member lain, dan manajer juga ikut lega. Kun mengelus kepala Jisung, dan mengatakan kalau Jisung sudah melakukan kerja yang bagus.
Jisung tersenyum, bangga pada dirinya. Latihan ekstra dari pagi membuahkan hasil. Ia melirik Shotaro, dan Shotaro hanya tersenyum seraya mengacungkan jempolnya.
"Istirahat dulu, satu jam lagi kita lanjutkan ke bagian tiga."
Semua member pun langsung duduk, dan tiduran di lantai ruang latihan. Jisung berjalan menghampiri tasnya, dan mengeluarkan ponselnya.
"Jisung-ah ... "
Seperti ketahuan mencuri, Jisung gelagapan dan langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas lagi.
Yuta mengernyit melihat gerak-gerik aneh Jisung."Kenapa kau panik? Apa kau menyembunyikan sesuatu?"
"Eoh? A–aniya hyung. Apa maksudmu, apa yang aku sembunyikan?"
Jisung tersenyum dengan paksa, dan menatap was was Yuta. Dalam hati Jisung berdoa semoga saja Yuta tidak terlalu penasaran.
"Jangan sembunyikan suatu hal yang penting Jisung-ah ... Mulai sekarang kau adalah tanggung jawab kami. Katakan saja hal yang mengganggumu."
Jisung mengangguk, masih dengan senyumnya. "Tentu saja Hyung," ucap Jisung.
"Bagus. Ten akan memesan makanan, katakan kau ingin makan apa?"
"Apa saja Hyung, tidak ada yang aku inginkan. Pesankan apa saja untukku."
Jisung jujur akan hal itu. Sejak kemarin malam Jisung tidak memiliki nafsu makan. Tentu saja Jisung lapar, tapi saat akan makan rasanya Jisung sangat malas. Ia tidak memiliki nafsu makan.
"Hyung aku ingin ke toilet," ucap Jisung. Tangan Jisung merogoh tasnya, mencari ponsel yang tadi ia masukkan.
Yuta menatap Jisung dengan tatapan tajamnya, membuat Jisung sedikit takut.
"Kau sungguh tidak menyembunyikan apapun? Kau tidak apa-apa?"
"Iya, aku tidak apa-apa Hyung. Tapi aku ingin ke toilet."
Yuta menghembuskan napasnya panjang, lalu mengibas-ngibaskan tangannya.
"Pergilah."Tanpa aba-aba, Jisung langsung pergi dari ruang latihan itu. Jisung tersenyum lebar, wajahnya nampak berseri. Tentu saja ada alasan kenapa Jisung terlihat bahagia.
Jisung menempelkan ponselnya ke telinganya. Sekarang Jisung sedang berdiri di depan cermin yang ada di kamar mandi, menelepon seseorang yang menjadi alasannya tersenyum.
"Kenapa tidak di jawab?" gumam Jisung, mengernyit menatap ponselnya. Tidak menyerah, Jisung kembali memanggil nomor tersebut.
Hingga akhirnya panggilan di angkat.
"Wae?"
Jisung mengernyit. Kenapa nada bicaranya terlihat kesal? Apa Jisung membuat kesalahan? Kenapa orang ini marah?
"Kau marah?"
"Park Jisung! Apa kau sangat mencintai ku? Kenapa kau menelepon ku terus?!"
Jisung sedikit menjauh ponselnya dari telinga saat orang di seberang berteriak. Bahaya telinga.
"Chenle-ya ... Kau—"
"Kau tau, kau sudah meneleponku tiga kali!! Aku terbebani dengan cintamu yang sangat besar untukku Jisung-ah ... Kurangi cintamu padaku."
Jisung kehilangan kata-katanya mendengar perkataan Chenle. Hati Jisung terluka:v
"Kenapa diam? Apa kau marah?"
Jisung masih diam. Ia sedang mempertimbangkan apakah ia harus mematikan telepon atau tidak.
"Kau kesal? Kau sungguh kesal, heum? Aigoo! Arraseo, maafkan aku."
"Wae? Ada apa Andy?"
Jisung menghela napasnya. Ada apa dengan perubahan nada Chenle? Kenapa Chenle memiliki perubahan mood yang sangat cepat?
"Mwohae?"
Jisung memilih untuk melupakan kejadian tadi. Memang benar Jisung menelepon Chenle terus, itu karena Jisung ingin memiliki teman bicara. Rasanya masih canggung jika berbicara dengan Hyung 127.
"Aku sedang di perpustakaan bersama istri Hyungku."
"Perpustakaan? Untuk apa kau ke sana?"
"Aku harus membeli buku untuk belajar, masuk MIT. Aku harus memilih buku yang benar-benar ku butuhkan, barulah aku membelinya."
"Chenle-ya, kau sungguh akan ke MIT?"
"Menurut mu aku bercanda? Tentu saja aku serius. Yaa ku matikan teleponnya! Semua orang melihatku dengan tatapan mengerikan, karena aku berisik. Jangan meneleponku selama lima jam ke depan."
Tutt
Jisung menatap layar ponselnya dengan cemberut. Bahkan Chenle tidak menanyakan apa yang sedang ia lakukan, atau apa kabarnya. Jisung ingin bercerita, tapi Chenle tidak menanyakannya.
Di saat-saat seperti ini Jisung merindukan Renjun yang selalu menjadi teman berceritanya. Jisung selalu menceritakan tentang harinya kepada Renjun.
Jisung keluar dari kamar mandi, kembali ke ruang latihan. Ini sudah dua puluh menit, pasti semua orang menunggunya.
"Itu dia Jisung!"
Jisung menoleh, dan tersenyum tipis. Benar, pasti semua orang menunggunya.
"Kenapa kau lama sekali di kamar mandi Jisung-ah? Apa kau mencret?"
Jisung membelalakkan matanya. Harga dirinya terluka:v
Sementara Yuta langsung menoyor kepala Jungwoo."Akh! Sakit hyung ... "
Yuta hanya diam, lalu menghampiri Jisung menuntunnya untuk ikut makan.
"Yutaa~"
"Yutaa~"
Jungwoo berhasil meramaikan ruang latihan itu. Jungwoo membuat orang-orang di sana tertawa. Sementara Jisung hanya mengingat Haechan yang selalu memecahkan suasana.
Jisung masih belum bisa move on.
Itu wajar 'kan?Butuh waktu lama untuk melupakan mereka yang meninggalkan mu untuk selama-lamanya yang pergi secara tiba-tiba. Itu, wajar 'kan? Jisung tidak keterlaluan 'kan?
"Setelah ini, anggota 127 termasuk Jisung jangan pulang dulu. Kalian akan rapat untuk comeback kalian setelah comeback NCT U."
Jisung menatap manajer Seo sekilas, lalu melanjutkan makannya dengan malas. Jisung menghembuskan napasnya berat. Sepertinya kerja keras Jisung tidak cukup untuk hari ini. Jisung harus terus bekerja keras untuk kedepannya, dan kedepannya lagi entah sampai kapan.
Entah kenapa, Jisung mulai lelah dengan semua ini. Dengan pekerjaan ini, Jisung sudah tidak memiliki semangat. Jisung ingin berhenti, dan menyerah.
Drrtt drrttt
ZhongChen
Jisung-ah mwohae?
Tanpa sadar, kedua sudut bibir Jisung terangkat ke atas membentuk senyum tipis.
Jisung mungkin tidak jadi menyerah, karena ia kembali mendapatkan semangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022