Tidak ingin tidur

1.5K 181 5
                                    

[Hanya fiksi]

•••••••

"Kenapa kamu ke sini?"

Jisung duduk dengan tubuh tegaknya. Sekarang ia merasa sangat canggung, duduk berdua saja dengan Papa Chenle di ruang tengah.

"Em, sebenarnya ingin berziarah. Tapi saat melihat Chenle, saya sangat bersyukur dan sangat senang."

Jisung menelan salivanya dengan kasar. Ia harap Chenle segera menyelesaikan mandinya, dan memecah suasana.

Papa Chenle tersenyum, lalu menepuk pundak Jisung membuat si empu terkejut.

"Saya juga senang kamu datang Jisung-ah ... "

Jisung memberanikan dirinya untuk menatap Papa Chenle. Sebenarnya bukannya takut, hanya saja Jisung memang susah berbicara dengan orang yang tidak terlalu ia kenal.

"Sejak sadar dari komanya, Chenle terlihat murung. Chenle terlihat kehilangan semangat hidupnya, membuat saga dan Mama Chenle khawatir. Saat tadi saya pulang, dan mendengar Chenle pergi ke taman bermain saya sangat bahagia."

"Terimakasih sudah datang Jisung-ah ... "

Jisung mengibas-ngibaskan tangannya, menggeleng canggung. "Aniyo ahjussi ... Jangan berterima kasih."

"Tapi Jisung-ah, sepertinya Chenle tidak bisa kembali ke Korea."

Jisung diam. Ia juga sudah menanyakan hal ini kepada Chenle, dan Chenle mengatakan tidak. Ya, Jisung tidak bisa memaksa.

"Chenle mengatakan ingin kuliah. Jadi, Chenle tidak akan ke Korea."

Jisung menganggukkan kepalanya. "Iya, itu bisa saja terjadi ahjussi."

"Mwoya suasana ini? Papa menakut-nakuti Jisung?"

Chenle membuka pintu kamarnya, memakai piyama tidur. Terlihat lucu. Rambutnya masih terlihat sedikit basah, dan kulitnya bersih putih.

Chenle duduk diantara Jisung, dan Papanya.
"Wae Jisung-ah? Apa kau takut pada Papa?"

Jisung menggeleng. "Ani! Naega waee?"

Papa Chenle terkekeh kecil. Beliau bangkit dari duduknya, dan menepuk pundak Chenle.

"Papa akan ke kamar. Kalian juga tidurlah, jangan tidur terlalu malam. Jangan lupa minum obatmu."

Chenle mengiyakan saja perkataan Papanya. Sementara Jisung hanya diam, karena tidak mengerti.

Fyi, Papa Chenle bisa berbahasa Korea. Tapi, saat berbicara dengan Chenle tentu menggunakan bahasa China. Mama Chenle juga sedikit bisa berbahasa Korea, karena beliau juga beberapa kali ke Korea.

"Kau ingin tidur bersamaku atau tidur sendirian?"

"Chenle-ya, sebenarnya aku tidak ingin tidur?"

"Hah? Maksudmu?"
Chenle menatap Jisung yang menatapnya dengan air muka serius.

"Kau tau, aku takut jika aku tidur dan saat terbangun kau menghilang. Aku takut kalau ini hanya mimpi."

Chenle diam untuk beberapa detik, menatap Jisung. Chenle baru sadar, Jisung sudah berubah.

Jisung terlihat lebih kurus, dan pipinya juga sedikit tirus. Sepertinya Jisung sudah mengalami masa sulit.

"Jisung-ah ... "

Jisung bergumam sebagai jawaban. Chenle memamerkan telapak tangannya yang kecil di depan wajah Jisung, membuat Jisung mengernyit. "Mwohae?"

Plakk

"Akh!"
Jisung meringis kesakitan saat Chenle tiba-tiba menampar pipinya. Tidak terlalu keras si, tapi tetap sakit.

"Lihat? Ini bukan mimpi."

"Yaa! Ini sakit!"

Chenle tertawa puas melihat wajah kesal Jisung. Ia sudah lama tidak melihat ekspresi Jisung yang kesal.

"Kalau begitu, apa kau mau bermain?"

Jisung melebarkan matanya. "Bermain? Bermain apa?"

"Em, game? Atau haruskah kita keluar, dan bermain basket? Sepertinya menyenangkan. Kau tau, aku memiliki lapangan basket mini di belakang rumah."

Jisung menggeleng kuat. "Tidak! Tidak boleh basket. Ini sudah malam Chenle-ya, di luar sangat dingin. Bagaimana jika-"

"Aku tidak akan sakit Jisung-ah ... Tapi jika tidak boleh, ya, bukan masalah. Lalu, kita akan bermain game?"

Jisung berpikir, kira-kira aktivitas apa yang menyenangkan. Ia sungguh tidak ingin tidur. Tapi, Chenle harus istirahat!

"Tidak jadi Chenle-ya. Ayo kita tidur saja, kau harus tidur."

Chenle mendengus kesal. "Mwoya? Shireo! Kita harus bermain!"

 "Mwoya? Shireo! Kita harus bermain!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 1. I'm Alone : Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang