Beautiful Night

1.3K 170 0
                                    

[Hanya fiksi]

•••••••

"Jisung-ah ... Kau tidak sendirian. Ada aku di sini, apa kau tidak melihatku yang selalu di sampingmu?"

Jisung menatap Chenle dengan tatapan herannya. Chenle dalam mode bijak? Terkadang Chenle memang seperti ini, mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

Sekarang mereka berdua ada di lapangan basket, di belakang rumah Chenle. Akhirnya Jisung mengalah, menuruti permintaan Chenle bermain basket malam-malam.

Tentu saja Jisung memaksa Chenle untuk memakai jaket. Padahal sedang berolahraga, tapi memakai jaket.

Tapi Chenle hanya menurut saja, karena Jisung sangat cerewet. Jisung akan terus mengatakan ini itu, dan melarang ini itu jika ia tidak memakai jaket.

"Oper padakuu! Kenapa kau bermain sendirian?"

"Bukankah kita lawan? Kenapa aku mengoper padamu?"

"Jadi, ini adalah kompetisi? Kenapa kau tidak mengatakannya? Yaa!! Kau curang."

Chenle langsung merebut bola di tangan Jisung, dan memantulkan bola ke lantai hingga memasukkannya ke ring.

"Assa, tiga poin!"

"Yaa Park Jisung! Kau tidak ingin merebut bolanya?!"

Jisung tersenyum tipis, lalu berlari untuk merebut bola sesuai permintaan Chenle. Tentu saja Chenle tidak memberikannya.

Malam itu, dengan malam bulan purnama yang indah. Kedua sahabat yang terpisah selama hampir satu tahun akhirnya bersatu lagi. Mereka bermain bersama, tertawa bersama, dan kesal bersama.

Malam itu adalah malam yang indah. It's beautiful night.

"Argh panas!"

Chenle melepas jaketnya, dan membuang asal ke pinggir lapangan. Jisung yang melihat itu, membelalakkan matanya.

"Yaaa Chenle apa yang kau lakukan! Cepat pakai jaketnya!"

"Panas Jisung-ah! Kau tidak panas?"

"Tapi kau akan kedinginan—"

"Tidak akan!"

"Assa!! Dua poin."

"Yaa Park Jisung, kau kalah!"

Jisung menghembuskan napasnya lelah. Ya, memang panas dan melelahkan. Jisung pun menidurkan tubuhnya di lapangan. Chenle yang melihat itu, menghampiri Jisung, duduk di lawan arah Jisung.

"Kau tidak sendirian Jisung-ah ... "

Jisung mengernyit. Ini sudah kedua kalinya Chenle mengatakan itu.

"Ya, karena ada kau di sini."

Chenle menatap Jisung, meneliti setiap inci wajah Jisung. Hal itu membuat Jisung gelagapan, merasa canggung.

"Menarilah, menyanyilah. Kau tau, kau sangat keren saat menari. Kau sangat tampan saat menyanyi. Aku menyukainya, dan ku yakin sijeuni lebih menyukainya."

"Saat kau kesulitan, jangan diam saja. Katakan pada hyung yang lain, atau kau bisa katakan padaku. Aku di sini, di sampingmu."

Jisung mendongak, menatap Chenle. Ia masih tiduran, dan posisinya sekarang sangat lucu.

"Chenle-ya, berhenti mengatakan seperti itu. Kau tau, aku merasa geli ... "

Chenle mendengus kecil mendengar jawaban Jisung. Jisung menatap bulan yang sangat bundar, mengulurkan tangannya dan menggenggam bulan tersebut yang tentunya tidak bisa.

[✓] 1. I'm Alone : Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang