Latihan

1.9K 209 3
                                    

[Hanya fiksi]

••••••

Di depan sebuah gedung tinggi bertuliskan SM, seorang laki-laki berdiri di dekat air mancur.
Air mancur yang ada sejak beberapa bulan lalu.

Park Jisung.
Laki-laki itu menatap kagum air mancur di depannya. Melihat dari bawah hingga atas. Mulutnya membuka, membentuk huruf 'O'
Caranya berdiri juga lucu, membuat orang yang melihatnya tidak tahan untuk gemas.

"Park Jisung!"

Panggilan itu pun menyadarkannya. Jisung membalikkan badannya, dan ia tersenyum ramah.

"Annyeong pelatih," sapanya seraya membungkuk hormat.

Yang disebut itu memeluk Jisung, dan menepuk punggung Jisung.

"Yaahh! Kau sudah besar huh? Belum satu tahun, tapi sepertinya kau tumbuh tinggi lagi? Lihatlah, bahkan bahumu semakin lebar."

Jisung tersenyum malu-malu, tidak menjawab.

"Kau datang untuk latihan konsermu?"

Air muka Jisung berubah serius, lalu mengangguk. "Nee ... "

"Baiklah, ayo!"

Pelatih dance pun merangkul Jisung, menuju ruang latihan.
Jisung terus melihat kanan kirinya. Sudah lama ia tidak datang ke perusahaan.

Setelah menaiki elevator, akhirnya Jisung sampai di ruang latihan.

"Hari ini tidak ada yang latihan, karena kau akan latihan. Daepyonim sendiri yang memerintahkannya."

Jisung membelalakkan matanya, tidak percaya. "Jinjjayo?"

Pelatih terkekeh. Ia pun menuju suatu ruangan untuk mengambil sesuatu.

"Hari ini hanya aku juga yang berangkat untuk mengawasimu berlatih. Pelatih Kim dan pelatih Lee diliburkan. Kau, harus fokus Jisung-ah."

Jisung membuka mulutnya saat melihat barang yang dibawa pelatih.

Hoverboard.

Sudah sangat lama Jisung tidak melihat benda itu. Ingatan lama kembali terputar.

"Kau hanya diberi waktu satu bulan Jisung-ah ... "

Pelatih meletakkan hoverboard tepat di depan kaki Jisung, lalu ia menatap Jisung.

"Kau akan melakukan konser satu bulan lagi. Kau sudah mengambil keputusan, dan tidak bisa ditarik lagi. Perusahaan, sudah menghubungi reporter. Lihat saja artikelnya."

Jisung berjongkok, dan memegang hoverboard. Senyumnya mengembang, ia tampak kagum.

Pelatih yang melihat itu terkekeh kecil. Jisung mendengarkan yang tadi ia katakan, bukan?

"Wahh aku sudah lama tidak melihatnya," gumam Jisung.

"Jja! Jisung-ah apa kau masih ingat koreografi chewing geum?"

Jisung mendongak, menatap pelatih dengan tatapan polosnya lalu menggeleng dengan senyum manisnya.

"Tidak, hehe ... "

••••••••

"

Ke kanan Jisung-ah!"

Jisung mengelap keringatnya yang sudah membanjiri pelipisnya dengan tangannya yang juga sudah basah.

Apakah setelah hiatus hampir satu tahun membuat tubuh Jisung kaku?
Tubuh Jisung sangat kaku, susah untuk menari dan terus membuat kesalahan.

"Tidak, step itu kau harus lebih dihentakkan. Jisung-ah gwenchana?"

Pelatih mendekati Jisung, ia sedikit khawatir. Ini baru lagu pertama yang Jisung latih, tapi Jisung terus membuat kesalahan.

"Kita istirahat dulu Jisung-ah, kau nampak kelelahan."

Napas Jisung memburu, ia menatap pelatih dan menggeleng.
"Tidak, aku akan melanjutkannya. Aku bahkan baru memulai."

Pelatih menatap Jisung yang nampak sangat kelelahan. Ia pun menahan Jisung yang hendak bergerak ke posisi awal.

"Aku yang lelah," ucapnya

"Aku akan membeli sesuatu di bawah, jadi kau istirahatlah dulu."

Tanpa mendengar jawaban Jisung, pelatih keluar dari ruangan latihan itu. Jisung menghembuskan napasnya berat.

Ia merebahkan tubuhnya di lantai, menatap langit-langit. Dadanya naik turun, napasnya tidak teratur.

"Kenapa susah sekali?" gumam Jisung.

Tiba-tiba ingatan tentang mimpinya kemarin saat di rooftop kembali. Jisung langsung bangun.

"Aku harus berlatih!"

"Aku pasti bisa. Jika dulu aku bisa, kenapa sekarang tidak?"

"Aku harus melakukannya! Aku pasti bisa. Bahkan jika aku mati, aku harus melakukannya!"

 Bahkan jika aku mati, aku harus melakukannya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 1. I'm Alone : Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang