Tuhan memang satu, kita yang tak sama.
***
Sudah satu tahun hubungan ini berjalan. Adu mulut karena perselisihan antara kami sering terjadi.
Dia yang kucintai yang belum tentu bisa kumiliki, seutuhnya.
Namaku Zhafran Guntara, anak rantau yang sudah terlalu nyaman dengan ibu kota karena sang pujaan hati. Dia bernama Yessica, aku memanggilnya Chika.
Kami berdua bertemu dalam sebuah acara yang sama. Saat itu, rekan kerja mengundangku pada resepsi pernikahannya. Kami bertemu tanpa sengaja, ternyata temanku adalah temannya juga.
Bedanya, jika dia rekan kerjaku. Sedangkan, Chika adalah teman semasa kuliahnya.
"Maaf ya telat, tadi anak divisi ngajakin dulu ngobrol." Aku baru saja tiba didepan gedung kantornya. Dia bekerja sebagai manager salah satu bank swasta berlogo biru.
Sedangkan aku, aku hanya pegawai beyuemen.
"Gapapa sayang, aku baru keluar juga kok." Ucapnya.
Ini hari senin, dan Chika selalu bilang "Senin adalah monster."
Ya kalian tau sendirilah, Jakarta hari senin lebih melelahkan daripada weekend.
"Mau langsung pulang atau makan dulu?"
"Pulang aja ya yang, aku capek banget."
"Ok. Nanti kita gofood aja ya?" Saranku.
"Gamau, maunya dimasakin kamu."
Sebenarnya hari ini aku juga sangat lelah tapi menuruti keinginannya yang tidak setiap hari ini tidak masalah pikirku.
"Ok, nanti aku masakin buat kesayanganku."
Kami baru saja tiba di apartment yang mana unitnya benar-benar bersebelahan.
Ini baru terjadi setengah tahun yang lalu, aku yang memintanya untuk pindah kesini. Karena aku merasa lingkungan di kontrakan dia kurang cocok. Terlebih waktu itu sempat ada kasus kehilangan televisi ditetangga kontrakannya. Aku merasa khawatir.
"Yaudah kamu bersih-bersih dulu ya, nanti aku kalo udah bersih-bersih dan masak, aku ke unitmu."
"Aku aja yang ke kamu, biar kamu gak ribet." Satu kecupan kurasakan mendarat dipipi kananku.
Aku tersenyum dan mengangguk.
Lama berkutat di dapur akhirnya masakanku selesai.
Setelah mandi dan sholat maghrib niatku menghubungi Chika untuk kesini ternyata gadisku ini sudah tiba diruang tengah, sepertinya sedari tadi karena eskrim ditangannya sudah hampir habis.
"Sayang udah lama? Udah mam eskrim aja."
"Hehe iya. Tadi aku kesini kamu lagi mandi."
"Maaf ya nungguin."
"Nope. Aku gak keberatan nungguin kamu selama apapun." Saat ini dia sudah melingkarkan lengannya dileherku. Eskrimnya sudah ditelan semua tentunya.
"Makasih ya udah dimasakin, padahal kamu juga pasti cape."
"Cape aku ilang kalo liat kamu seneng gini." Kukecup bibir tipisnya, sedikit melumatnya dan diapun membalas.
"Manis." Manis rasa eskrim coklat masih melekat. Dia tersenyum malu.
"Dah yuk mam dulu." Dia mengangguk dan menggandeng lenganku menuju meja pantry.
"Sayang kamu banyak-banyak, makasih ya. I love you. Selamat mam." Ucapnya.
Aku tersenyum bahagia. Dia selalu seceria ini meski aku hanya memasak udang asam manis dan menggoreng nugget favoritnya.
"I love you too, selamat mam sayang."
***
Gak janji sering update, soalnya ini kasian ngendap di draft dari lama. Semoga suka ya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Cintaku
FanfictionTuhan memang satu, kita yang tak sama. "Akan seperti apakah akhir dari kisah ini?" Monolog Chika. #1 - Aran (6May) #1 - bedaagama (30June)