32.

314 60 22
                                    

Catatan yang Chika salin dari ponsel Ibu isinya membuatku merasa gagal menjadi seorang anak laki-laki yang seharusnya bisa diandalkan.

Setiap membaca halamannya aku merasa bahwa kesakitan begitu menusuk dimana-mana.

Dimulai dari luka-luka masa lalu yang Ibu pendam rapat selama ini. Kak Anin mungkin hanya mengetahui sebagian fakta yang ada mengenai pria bernama Bayu adalah Ayah biologis kami.

Tapi, setelah membaca bagian dari catatan ini aku menjadi mengerti apa alasan Ibu tidak rela membiarkanku memiliki pasangan yang bukan seorang muslim dari lahir.

Dalam catatannya Ibu bercerita bahwa, Bayu adalah seorang laki-laki baik, pengertian dan tidak perhitungan. Dia hanya pria biasa yang memiliki cinta dan mampu memberikan kenyamanan. Keluarga Ibu saat itu setuju mereka menikah dengan syarat Bayu pelan-pelan belajar agama kami sampai dia dengan keinginannya sendiri menjadi mualaf. Keluarga Bayu? Ibu tidak menuliskan informasi apapun.

Bayu hanya seorang karyawan swasta di salah satu percetakan surat kabar dan majalah. Dia rela memberikan semua gajinya pada Ibu dari sejak berpacaran. Ibu menuliskan itu dan menyebutnya sebagai bentuk komitmen dan keseriusan Bayu pada Ibu. Sampai akhirnya mereka menikah lalu Ibu mengandungku, dan hari itu kesabaran Ibu sudah ada diujung tanduk melihat suaminya yang sangat bisa diandalkan dan ia percayai berulang kali berulah hanya dengan alasan tidak enak jika terus menerus menolak ajakan teman-temannya. Minum alkohol, menikmati daging babi, dan yang lebih fatal adalah bermain wanita.

Saat pria brengsek itu meninggalkan kami tanpa kejelasan apapun. Sepanjang malam Ibu menumpahkan semua bebannya dalam doa-doa panjang yang tidak ada sedikitpun di dalamnya terdapat keburukan.

Bagaimana bisa Ibu masih bersikap baik di tengah-tengah luka, kecewa dan air mata? Pikirku.

Ibu menuliskan doa seperti apa yang beliau panjatkan ‘Jika jalan takdirku harus seperti ini, tunjukkan padaku betapa mudahnya untuk aku melewatinya, tunjukkan padaku dengan kehebatanMu yang mengatur keadilan dan kebahagiaan agar semuanya segera baik-baik saja untukku dan anak-anakku.’ Ternyata dihari yang sama yang tidak Ibu ketahui pada saat itu selepas kepergian pria brengsek itu dari rumah kami, dia mengalami kecelakaan parah hingga koma. Semesta seolah turut mengatur tidak ada satupun dari orang-orang yang menolongnya memberikan kabar pada Ibu. Pria itu seperti ditelan bumi bertahun-tahun. Doa Ibu dijawab semesta.

Dan Ibu mengetahui semua fakta ini setelah Adzana berkali-kali diantar oleh Bayu menuju kantor mereka.

“Tapi kok pas kemaren kita ke acara ulang tahun Adzana, si Bayu ini kaya seolah biasa aja sama Ibu.” Ucapku pada Chika.

“Kapan kamu ke ulang tahun Adzana Mas?”

Mampus! Perasaan hari itu aku memberitahu Chika, atau aku lupa?

“E.. mmm.. kapan ya, udah lama sih. Perasaan aku pernah cerita deh yang.” Jawabku sedikit gugup.

“Biasa aja kali ga usah tegang. Gapapa, lagian dia bukan sainganku.” Ucapnya sombong.

“Mending kamu baca halaman berikutnya biar tau kenapanya.” Sambung Chika.

Aku menuruti perkataan Chika. Membaca setiap halaman demi halaman yang masih banyak.

Ibu juga menjelaskan bahwa Bayu mengalami kecelakaan itu di tol Jawa Timur saat dia akan pergi menuju Gresik bersama wanita simpanannya, tak lain adalah Mama Adzana. Bahkan setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, Ibu masih memaksa mereka untuk mengadakan pertemuan hanya untuk mencari sebuah pengakuan tapi Bayu sama sekali tidak menyesal telah meninggalkan kami dan ada sebuah perkataan darinya yang Ibu ingat, ‘saat ini aku sedang melanjutkan hidup, perihal kamu dan anak kita aku sudah lama mengubur itu sebagai masa lalu yang tidak bisa aku bawa saat ini’ apa yang Ibu inginkan dari laki-laki yang bahkan membuangnya dua kali? Aku tidak habis pikir.

Peri CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang