"Terima kasih orang-orang baik."
***
Semua berjalan lancar sesuai harapan. Sidang tesisku sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Saat ini aku masih dalam ruangan kecil untuk merenungkan apa saja yang harus kuperbaiki setelah ini. Sementara di ruangan sidang, semua dosen yang terlibat sedang membuat hasil akhirnya.
"Zhafran, ayo masuk." Titah Bu Melody.
Aku membuntutinya untuk kembali masuk ke ruang sidang dan kembali duduk di kursi panas.
"Jadi apa yang sudah kamu renungkan tadi?" Tanya Prof Bobby, Ketua Sidangku.
"Ada beberapa hal yang sudah saya renungkan, pertama untuk perbaikan tesis yang belum sempurna ini akan dimulai dari perbaikan ejaan, sistematika dan penambahan saran-saran dari Ibu & Bapak yang sudah disampaikan saat sesi pengujian tadi. Kedua, mengenai hasil akhir dari penelitian ini tentunya tidak cukup jika hanya diaplikasikan dalam sebuah konsep dan teori dalam tugas akhir saja, namun daripada itu saya harus bisa menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan khususnya dalam industri bisnis yang cocok dengan penelitian ini."
"Ok, good job. Saya suka jawabannya. Apa ada yang ingin ditambah dari yang lain? Bu Melody mungkin?" Tanya Prof Bobby.
Kudengar semuanya berkata cukup. Syukurlah. Aku sudah semakin panas duduk di kursi ini.
"Baik jika tidak ada, saya akan membacakan hasil putusan akhir untuk nilai yudisium dari suadara Zhafran Guntara."
"Sudah siapa Zhafran?"
"Siap prof."
Profesof Bobby mengangguk. Suasana semakin tegang.
"Jakarta, 30 Mei 2022. Mulai saat ini saudara Zhafran Guntara layak menyandang gelar M.M. di belakang namanya sesuai prosedur yang berlaku, dengan hasil nilai yudisium yaitu Dengan Pujian IPK 4.00. Selamat atas pencapaian saudara telah menyelesaikan kuliah Pascasarjana dengan menuntaskan tesisnya, semoga ilmu dan gelar yang diperoleh bermanfaat dan bisa digunakan sebagaimana mestinya."
Speechless. Setelah mencoba untuk tidak grogi rupanya perasaan haru ini membuat tubuhku gemetar.
Hari-hari yang dinantikan ini akhirnya kumiliki tanpa ada halangan.
Alhamdulillah ya Allah, terima kasih ibu, kak Anin, Chika. Ini buat kalian. Aku masih duduk sedikit berkaca-kaca suara tepuk tangan masih kudengar jelas.
Semua dosen berkata selamat.
Setelah menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf, aku sudah menjabat tangan semua dosen dan tidak lupa mengabadikannya dalam foto. Tentu dengan tripod yang kusiapkan.
"Yeayyyyy…. Selamat sayangku.." Baru saja membuka pintu setelah ditinggalkan dosen, aku dihampiri Chika yang datang membawa sebouquet bunga yang ada logam mulianya beberapa lembar.
"Makasih sayang, makasih makasih." Kupeluk erat Chika didepan pintu ruang sidang.
Disini hanya ada aku, Chika, Azizi dan Cio.
"Woyy bro udah kali, nih selamat ya." Ucap Cio.
Aku melepas pelukanku dan melihatnya, Cio memberikanku satu bouquet snack yang berisi aneka ragam.
"Kata shani selamat, sorry gabisa hadir soalnya lagi audit. Ini dari kita berdua."
Aku meraih bouquetnya. Dan sedikit memeluk Cio.
"Thanks bro, bilangin sama bini lu juga makasih."
"Mas Gun, ini dari gue sorry ya gue lupa persiapan. Jadi cuma bisa ngasih ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Cintaku
FanfictionTuhan memang satu, kita yang tak sama. "Akan seperti apakah akhir dari kisah ini?" Monolog Chika. #1 - Aran (6May) #1 - bedaagama (30June)