Nara menerima sodoran tisu yang diberikan oleh Marga lalu mengelap air mata dan ingusnya yang sudah hampir menetes keluar.
Sroott
Nara mengelap ingusnya menggunakan tisu lalu dibuang ke lantai begitu saja.
"Apa liat liat?." Tanya Nara mulai sewot saat Marga memperhatikan dirinya.
"Udah nangisnya?" Tanya Marga yang berusaha untuk lembut pada Nara.
"Udah." Ujar Nara polos.
"Sekarang dengerin aku ngomong dulu,biar kamu ga salah paham." Ucap Marga.
"Yaudah jelasin semuanya sekarang juga." Ucap Nara.
"Aku emang kesel sama Bella dia itu...."
"Dia apa, dia mantan kak Marga kan? Atau mantan calon istri kamu?" Ujar Nara yang sudah kesal.
Marga kembali diam.
"Kok ga dilanjut,tebakan aku Bene yah? Aku juga tahu kalo kak Marga ada rasa kan sama dia?" Tanya Nara lagi.
"Iya,tapi itu dulu. Sekarang keadaannya udah beda." Ujar Marga.
"Jadi kak Marga beneran ada rasa sama dia? Udah aku duga. Yaudah sana,kak Marga sama dia aja." Ujar Nara yang berdiri kemudian pergi dari sana. Ia sudah terlanjur kecewa karena pada Marga.
Nara berjalan sambil menghentak hentakkan kakinya di anak tangga. Mama Nara yang tengah berbincang dengan Tasya diruang tamu menoleh ke arah tangga dan mendapati Nara dengan wajah yang ditekuk.
"Kamu kenapa?" Tanya mama Nara.
"Gak papa." Ujar Nara kemudian pergi dari sana.
Cuaca yang panas membuat tubuh Nara menjadi gerah. Ia pun berjalan ke arah kolam dan mencelupkan kedua kakinya ke dalam air kolam yang dingin. Tak lama setelahnya Marga datang dan duduk disamping Nara.
Nara masih cuek dan seolah tak menganggap ada Marga disini.
"Masih marah?" Tanya Marga.
"Ntah." Ujar Nara ketus.
"Kan aku udah minta maaf."
"Bodo amat. Udah sana jauh jauh!"
"Sayang..." Panggil Marga berharap jika Nara luluh dengan yang satu ini.
Nara masih membuang muka dari Marga meskipun pipinya sudah merona karena malu.
Marga menjulurkan tangannya ke arah bahu Nara dan menggesernya dengan pelan agar menghadap padanya.
Nara menatap Marga dengan wajah tanpa ekspresi. Marga menatapi wajah Nara dengan senyuman agar gadis itu tidak lagi marah padanya.
"Gak mempan tau nggak,aku ngga peduli mau kak Marga senyum selebar apapun." Uajr Nara kemudian kembali memalingkan wajahnya dari Marga.
Marga pun kembali memikirkan cara agar Nara mau memaafkannya. Semuanya hanya kesalahpahaman saja,tapi mengapa sulit untuk menjelaskannya pada Nara.
"Nara." Panggil Marga sekali lagi.
Nara tetap diam dan tak menggubris panggilan Marga. Alhasil membuat Marga menjadi gemas dengan sikap Nara. Tanpa babibu lagi Marga menarik tubuh Nara dengan paksa agar menghadap ke arahnya,menempelkan bibirnya pada bibir Nara dan menahan tengkuk Nara agar tak mundur. Marga menyesap bibir mungil milik Nara dengan pelan dan penuh kelembutan, menggigit gigitnya pelan dan kembali mengecupnya.
Dan benar saja,dengan cara ini Nara tak mampu menolak sentuhan yang Marga berikan padanya,bibir itu seakan menjadi candu sejak Marga mencuri first kiss nya tempo hari. Pikiran Nara sudah buntu,ia tak lagi mampu menguasai dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARGA DIRGANTARA
AçãoDILARANG PLAGIAT DI LAPAK INI‼️ ⚠️⚠️WARNING ⚠️⚠️ ADA ADEGAN KEKERASAN‼️YANG BOCIL MINGGIR DULU🚫🚫🚫🚫 "Lo milik gue." "Hah?" "Lo milik gue sayang. Gaada yang milikkin Lo selain gue!" .................. "Ternyata gini ya, di posesif in sama ketua ge...