31.

6.7K 191 8
                                    

Adegan tembak menembak masih berlanjut. Marga dengan anak buahnya dan para sahabatnya tak lupa juga bodyguard nya berhasil melumpuhkan beberapa lawan. Sekarang, hanya tersisa beberapa lawan yang sedang mereka hadapi.

Marga mengumpat saat ia mulai kehabisan peluru. Ia membuang pistolnya dengan cara membanting. Ia menyuruh anak buahnya untuk mengambilkannya pistol lagi dengan isi peluru yang banyak.

"Bram, dimana Bram?" Tanya Marga dengan membentak kepada bodyguard nya.

"Bram ada di bagian atas tuan."

"Bos!" Marga menoleh ke arah Bram yang baru saja datang.

"Bos, musuh akan meledakkan pom bensin ini. Kita harus keluar dari sini tuan." Ujar Bram.

"Nara? Cepet ambil Nara!" Titah Marga dan langsung diangguki.

Tak lama kemudian, bodyguardnya datang dengan menggendong Nara yang masih tak sadarkan diri. Marga mengambil alih tubuh Nara. Ia menggendong Nara seperti karung beras.

Satu persatu lawan mulai berlari ka arahnya saat tahu bahwa Marga telah menemukan Nara. Marga menembaki semua lawan yang mendekatinya.

Marga mulai berjalan mendekati sebuah Pajero yang bukan miliknya. Mobil miliknya telah dihancurkan oleh musuh.

"Bawa Nara ke mansion cepat! Gue akan cari tahu dalang di balik semua ini." Perintah Marga pada salah satu bodyguardnya saat selesai meletakkan tubuh Nara kedalam jok belakang mobil. Dan ia telah menyuruh bodyguard nya dan anak buahnya pulang kecuali, Bram dan para sahabatnya.

*****

Nara mengerjakan matanya saat sinar matahari mengenai matanya. Nara mengedarkan pandangannya. Melihat sekeliling yang terasa sangat sepi dan sunyi. Kesadarannya sepenuhnya sudah sudah kembali, ia menyadari dimana ia sekarang. Disebuah kamar yang tak asing baginya. Kamar nya dan Marga yang ada di mansion mereka berdua.

Ngomong ngomong soal Marga, dimana dia sekarang? Biasanya dia selalu ada di sebelahnya disaat ia tumbang, sepeti saat ini contohnya.

Lelah terus berbaring, Nara mencoba untuk mendudukkan dirinya, satu hal yang baru ia sadari, tangannya telah dipasang selang infus.

Ceklek

Nara menoleh kearah pintu yang di buka dari luar. Dua orang gadis masuk dengan wajah khawatir nya. Riri dan Nisa. Ya, Riri dan Nisa masuk ke kamarnya dan langsung duduk di sisi ranjang yang kosong. Jika kalian tahu, ranjang ini sangat besar dan lebar. Lima orang bisa tidur disini tanpa merasa sempit.

"Nara, gimana sama keadaan lo? Lo tahu? Saat gue dan Riri mendapatkan berita lo diculik terus disekap. Ya tuhan. Gue sama Riri khawatir. Lo baik kan?"

Pertanyaan dari Nisa membuatnya menggelengkan kepala.

"Udah, tenang aja. Gue sekarang udah baik baik aja. Kak Marga udah nyelamatin gue. Ya mungkin gue butuh sedikit istirahat." Balasnya dan langsung dibalas kelegaan Riri dan Nisa.

*****

Marga, Nendra dan para sahabatnya berlari menuju keluar pom bensin. Musuh telah menyalakan bomnya dan dalam waktu dua menit dan sekarang tersisa waktu tiga puluh detik.

Marga, Nendra dan para sahabatnya telah berhasil keluar dari pom bensin dan saat itu juga suara ledakan terdengar begitu keras. Marga dan yang lain menutup kedua telinga nya guna menghindari suara keras ledakan itu. Setelah suara ledakan, terjadilah kebakaran besar. Marga melihat keselilingnya, tak sedikit pula bodyguardnya yang mati karena baku hantam ini.

Marga melihat sebuah mobil panjang hitam yang melintas tepat di depannya, Nendra, Bram dan juga para sahabatnya. Ia menyipitkan matanya saat melihat sebuah jenjang kaki yang putih mulus keluar terlebih dahulu dari dalam mobil. Siapapun bisa menebak bahwa ia perempuan. Si dalang dibalik semua ini.

Bram dan yang lain bersiap siaga di samping Marga.

"Ga, dia wanita. Apa lo akan memberinya pelajaran juga." Tanya Ervin yang berada disebelahnya.

"I don't care. Siapapun yang menjadi dalang di balik semua ini pasti akan gue kasih pelajaran. Apalagi dia berani menculik Nara."

Lama tak menunjukkan wajahnya, gadis yang menjadi dalang di balik semua kekacauan ini pun keluar. Bukan hanya dirinya yang kaget. Mereka semua pun sangat kaget dengan siapa sosok gadis itu. Wajahnya tidak asing. Sangat tidak asing. Marga telah menduganya, dalang di balik semua ini adalah dia. Ia menyunggikan senyumannya.

"Bagaimana dengan permainannya? Apa lo suka?" Tanya gadis itu.

"Alea?" Tanya Bram dengan suara keluh.

Ya, Alea. Adik dari Bram. Dialah dalang di balik semua ini.

"Bagaimana bisa?" Tanya Bram.

"Apa yang lo lakuin?" Lanjutnya.

"Ka, gue melakukan ini karena gue suka sama Marga. Gue cinta sama Marga. Apa yang gue inginkan harus menjadi milik gue." Ujar Alea.

"Lo tahu kan, Marga hanya mencintai Na-"

"Ya gue tahu ka. Maka itu gue ingin rebut Marga dari gadis ingusan itu. Maka dari itu gue melakukan ini. Gue cemburu melihat Marga yang begitu perhatian pada Nara. Gue muak menahan rasa ini. Marga gue mencintai lo."

"Little bitch. Sampai kapan pun gue ga akan mencintai gadis siapapun termasuk lo. Hanya Nara yang berhak bertahta di segala di hidup gue. Termasuk juga hati gue." Ucap Marga dengan tegas dengan tangan terkepal erat.

Mata Alea berkaca kaca. Ia baru melihat Marga bicara panjang lebar seperti ini. Sebesar itu kah Marga mencintai Nara?

Alea tersenyum remeh. "Apa sih yang lo banggain dari gadis ingusan itu? Dia gak secantik gue, gak seindah body gue dan ga semenarik gue."

Bram melangkah maju ke arah Alea. Ia melayangkan tamparan yang cukup keras kearah adik nya.

"Alea!! Gue kecewa sama lo. Tanpa sadar lo juga hampir bunuh gue. Gue bener bener kecewa sama lo. Sangat kecewa Alea."

"Ya! Kaka berhak kecewa sama gue. Gue juga ingin menginginkan kematian Kaka. Mama dan papa selalu saja mengacuhkan gue. Gue iri dengan lo ka. Lo selalu aja mendapatkan perhatian lebih dari mama papa. Bukan hanya perhatian, tapi juga uang."

Plak

Dua kali, Bram menampar adiknya itu.

Marga dan yang lainnya hanya diam dan menonton drama di depannya ini. Walau emosi mereka sangat besar.

"Lo berhasil membuat Kaka lo ini gagal mendidik lo."

Akhirnya aku up juga.

Berapa lama aku ga up?

Btw ada yang mau ngisi suara Instagram geng nya Nara sama geng nya Marga?

Spam 🔪 buat next

Next new chapter 🖤

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang