26.

8K 202 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Hari dimana siswa dan siswi harus rela dijemur di bawah terik matahari. Bahkan harus menunggu berjam jam, hanya untuk mendengar ceramahan dari guru guru tersebut.

Pagi ini, Nara berniat untuk tidak berangkat ke sekolah karena malasnya sedang menguasai tubuhnya. Tubuhnya terus di tarik oleh Nisa dan yang lainnya, membantu Nara untuk bangun dari tidurnya.

"Ayolah Ra masa lo mau bolos?" Tanya Nisa kesal.

Nara memajukkan bibir bawahnya. "Gue mager banget Nisa, gue pengen rebahan aja." Ucapnya dengan mata yang masih terpejam.

Nisa dan Riri berdecak sebal mendengar itu, sudah jauh jauh ke mansion Marga, dan sahabatnya malah masih tidur.

"Ck, ayolah Ra. Nanti kalo anak lo ngikutin gaya lo gimana? Udah males malesan, cengeng lagi." Ucap Riri menakut nakuti Nara.

Bibir wanita itu mencebik kesal. Dan dengan terpaksanya, Nara bangun dari tidurnya. Nara tak langsung ke kamar mandi, wanita itu lebih memilih mengumpulkan kesadarannya sembari duduk di pinggiran kasurnya.

"Males Riri,Nisa, Gue pengen tidur." Tak lama pintu kamar itu terbuka, di situ ada Marga dan sahabatnya dengan berpakaian formal.

"Kak Marga! Aku dipaksa mereka buat masuk sekolah, padahal aku males." Rengek Nara manja. Marga yang mendengar itu tersenyum tipis. "keluar." Perintah Marga pada sahabat sahabat Nara. Dengan cepat mereka pun keluar dan menutup pintu kamar itu.

Marga berjalan ke arah dan duduk di samping Nara. "Kenapa hm? Tumben gamau sekolah." Marga membawa Nara kedekapannya dan mendekap Nara erat erat.

"Pengen manja manja sama kak Marga hehe." Nara menyengir menatap Marga yang sedang menatapnya. Lelaki itu terkekeh kecil mendengar ucapan Nara.

Marga membaringkan tubuh mungil Nara dikasurnya, dengan tangannya yang sebagai bantalan. Nara pun memeluk tubu Marga dengan erat, dan dibalas oleh Marga tak kalah erat.

"Tidur." Perintah Marga dengan nada tegasnya. Nara menggeleng seraya mengerucutkan bibirnya kesal. "Gabisa tidur."

"Katanya gamau sekolah, yaudah tidur lagi." Nara mencebikkan bibirnya sebal. Matanya sudah berkaca kaca dan siap menumpahkan cairan bening.

"Hiks." Tuhkan malah nangis. Marga menghela nafasnya, hari ini istrinya sangat sensitif. Marga bingung, apa Nara sedang datang bulan?

"Kok nangis hm?" Tanya Marga lembut. Marga mengangkat tubuh mungil Nara untuk berbaring di atas tubuhnya. Marga mengelus rambut Nara lembut agar Nara tidur kembali.

Nara menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Marga. Tanpa sadar, nafas Nara mengenai lehernya membuat Marga mengerang tertahan.

"Kak Marga." Bisik Nara lirih. Marga mengelus kembali punggung dan rambut Nara. Tak butuh waktu lama, terdengar dengkuran halus dari Nara.

Marga tersenyum tipis kemudian mengecup dahi Nara.

"Sleep tight baby."

********

Nara terus menangis saat merasakan pusing dan mual sekaligus. Wanita itu gari ini sering bolak balik kamar mandi. Marga sedang tak ada di mansion, saat Nara bangun Marga sudah tidak ada disampingnya. Tak lama Nara merasakan mual dalam perutnya, namun keluarnya hanya cairan bening.

Tubuhnya sangat lemas dan pucat. Dia berpegangan pada dinding, namun terjatuh. Kepalanya sangat pusing, wajahnya juga pucat pasi.

"Kak Marga." Gumam Nara lirih. Kegelapan menyerangnya, semua hitam. Tak lama Nara memejamkan matanya karena sudah tak kuat dengan rasa pusingnya.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang