35.

7.4K 204 12
                                    

Seorang laki laki bertubuh jangkung itu telah bangun sedari tadi. Ia masih memandang wanitanya yang tengah tertidur pulas. Kini waktunya pagi lagi. Karena mereka berdua sehabis pulang sekolah, tidur sangat lama dan bangun jam segini. Ia akui, saat Nara tidur, Nara terlihat sangat cantik. Marga mengelus pipi Nara lembut. Nara yang terusik dengan tidurnya, membuka matanya perlahan dan mungeceknya.

Marga yang melihat Nara mengucek matanya segera memberhentikan kegiatan Nara yang tengah mengucek matanya. "jangan di kucek sayang, nanti matanya merah." Ucap nya lembut dengan suara khas bangun tidur. Serak serak basah gitu.

Nara segera menuruti perintah Marga. Marga tersenyum melihat Nara yang menurut padanya. Saat Nara akan beranjak dari tempat tidurnya, karena ingin ke kamar mandi untuk siap siap pergi ke sekolah. Tetapi, sebuah tangan kekar memeluk pinggang nya erat sehingga Nara merebahkan tubuhnya di samping Marga.

"Awas ih! Aku mau mandi. Mau ke sekolah." Ucap Nara kesal sembari melepaskan tangan Marga berusaha mungkin.

"Bareng." Ucap Marga seraya mendusel-duselkan ke ceruk leher Nara yang membuat Nara geli setengah mati. Karena itu titik sensitif nya.

"Ga mau bareng!" Sarkas Nara seraya memalingkan wajahnya ke arah kiri.

Tanpa basa basi, Marga langsung bangun dan mengangkat tubuh Nara ala koala. Nara memberontak, tetapi tenaganya kalah dengan tenaga Marga. Dan ya, Marga dan Nara memasuki kamar mandi berdua untuk ritual mandi.

******

Setelah selesai dengan ritual mandi, mereka berdua mengganti pakaiannya. Nara mengkerut kan alisnya bingung karena Marga tidak mengenakkan seragam sekolah seperti dirinya. Marga dengan balutan jas, tak lupa juga dasi.

"Kak Marga ga sekolah?" Tanya Nara yang tengah duduk di kursi meja rias yang tengah menyisiri rambutnya.

"Aku hari ini ga sekolah dulu. Karena aku mau ke kantor." Katanya dan memeluk Nara dari belakang.

"Kak Marga jelasin!" Tiba tiba Nara mengangkat kejadian kemarin siang, yaitu insiden yang berhubungan Marga dan Dea.

"Jelasin apa?" Tanya Marga bingung.

"Ck! Pira pura ga tau!" Kesal Nara seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

Marga melepaskan tangannya yang tadi melingkar di perut Nara. Ia berpindah posisi menghadap Nara dengan kaki yang ditekuk.

"Oke, aku ceritain." Ucap Marga dan menghembuskan nafasnya pelan. Marga mulai menceritakan dimana saat kemarin ia meminum minuman yang dibuat oleh Dea dan akhirnya yang terjadi keributan.

Nara yang mendengar cerita Marga dari awal sampai akhir, ia jadi merasa bersalah. Nara menundukkan kepalanya seraya memilih jari nya.

"Maaf." Hanya kata itu lah yang Nara katakan.

Marga mengangkat wajah Nara agar menghadapnya. Setelah Nara menghadap Marga, Marga mengecup bibir Nara lama.

"Gapapa sayang."

Mereka berdua pun keluar kamar menuju dapur untuk breakfast. Nara yang digandeng Marga menuruni anak tangga satu persatu menuju dapur. Saat mereka sudah di dapur, Nara melihat para maid yang tengah menyiapkan makanan. Alis Nara mengkerut.

"Kak, ko Dea ga ada?" Tanya Nara penasaran. Pasalnya juga, kemarin masih ada. Marga yang mendengar ucapan Nara, mematung sesaat. Dirasa Nara tidak dapat mendapat jawaban, Nara berjalan mendekati bi Marni yang tengah menyiapkan makanan.

"Bi Marni." Ucap Nara lembut. Bi Marni yang sedang menyiapkan makanan, ia menoleh kearah nona nya. Saat ia ingin menjawab, ia ditatap tajam oleh Marga. Bi Marni yang di tatap tajam oleh Marga, ia jadi ketakutan.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang