17.

11.1K 243 0
                                    

Kini seorang gadis tengah berbaring di brangkar rumah sakit ditemani sang kekasih yang tak lain adalah Marga. Nara sudah ditangani dokter dengan baik.

"Maaf". Hanya kata itu yang keluar dari bibir Marga. Nara yang mendengar itu pun lantas tersenyum dan mengusap rambut Marga.

"Sini". Nara menepuk brangkar kasur yang masih muat untuk dua orang dan menyuruh Marga tidur disebelahnya. Marga memeluk Nara dengan sangat erat dan Nara yang melihat Marga akan menangis pun segera menenangkan bayi dugong nya ini. Saat mereka berdua sedang asik bermanja ria,ada yang membuka pintu kamar inap Nara yang tak lain sekumpulan keluarga Nara dan Marga datang untuk melihat kondisi Nara. Keluarga mereka berdua tahu karena Marga lah yang mengasih info kepada mereka. Nara dan Marga pun mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa yang datang kemari.

"NARAA". Pekik mamah Nara dan lari menuju Nara
Sampai ke Nara,paruh baya itu langsung memeluk Nara erat sedangkan Nara tak kalah erat memeluk mamahnya.

"Mamah kangen sama kamu tau". Ujar mamah Nara dan mulai menitikkan air matanya. Nara yang melihat mamahnya akan menangis,langsung menepuk punggungnya menenangkan. Sedangkan Marga turun dari brangkar. Nendra yang melihat Marga turun dari brangkar,ia menghampiri Marga.

BUGH

Nendra memukul rahang Marga dengan sangat keras. Marga tidak membalas pukulan tersebut karena ia tahu Nendra sangat marah kepadanya.Keluarga Nara dan Marga yang mendengar suara pukulan menengok. Papah marga dan papah Nara langsung melerai keduanya memisahkan Marga dan Nendra.

"Cukup". Ucap papah Nendra.

"Maaf". Ucap Marga meminta maaf kepada Nendra. Sedangkan Nendra mengabaikannya begitu saja dan langsung menuju ke sofa yang ada di ruang inap ini. Hening sesaat.

"Kak Marga". Ucap Nara khawatir. Marga yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh kearah Nara dan menghampiri Nara.

"Iya?". Jawabnya dan mengelus rambut Nara.

"Ga boleh berantem". Lirih Nara yang melemah. Marga yang mendengar itu pun tersenyum tipis. "Iya". Jawab Marga.

**********

Selang beberapa waktu, keluarga Nara dan Marga Sudah pulang ke mansion masing masing. Sekarang tinggal lah mereka berdua.

"Kak Marga?". Nada Nara mulai merengek.

"Hm?".

"Pengen pulang".

"Ga ga. Kamu belum sembuh". Jawabnya ketus.

"Udah kok. Coba nih pegang." Nara meraih tangan Marga dan meletakkannya di dahinya. "Ga panas lagi kan?". Lanjut Nara.

"Tetep. Kamu belum stabil sayang".

Nara yang mendengar itu pun memanyunkan bibirnya. Marga yang melihat Nara seperti itu pun menaiki brangkar dan duduk disebelah Nara. Marga menangkup kedua pipi Nara untuk menghadap nya. Saat Nara sudah menghadap Marga, Marga mendekatkan bibirnya. Saat sebentar lagi bibir mereka akan bersentuhan,tiba tiba ada orang yang memasuki ruang inap tersebut.

CITTT

Bunyi decitan pintu di buka oleh beberapa orang. Mereka semua adalah sahabat Nara dan Marga yang akan menjenguk Nara. Mereka berdua pun kaget dan tidak melanjutkan aksinya.

"Astaghfirullah". Pekik Ezra saat melihat pemandangan di depannya ini.

"NARAA". Pekik Riri dan Nisa yang menuju Nara dan memeluknya erat. Mau tak mau Marga turun dari brangkar menuju sofa yang ada para sahabatnya.

"Lo kemana aja sih Ra,gue khawatir sama Lo tau ya gak ri". Nisa hanya mengangguk.

"Gue diculik". Jawabnya santai. Nisa dan Riri membulatkan matanya sempurna.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang