43.

6.2K 177 18
                                    

Sudah beberapa hari yang lalu Nara dirawat di rumah sakit. Keluarga Nara dan keluarga Marga tentunya Nendra yang mendengar kabar tentang adiknya mengalami pendarahan dan keguguran, tentunya mereka marah besar kepada Marga. Nendra menyuruh paksa Nara untuk tinggal di mansion keluarga nya, tetapi Marga menolak paksa agar Nara tetap bersamanya. Begitupun, Nara juga tidak mau berpisah dengan Marga.

Bagaimana keluarga mereka semua tidak marah? Marga terlalu mementingkan pekerjaannya daripada Nara nya.

Saat ini Nara dan Marga baru saja sampai di sekolah. Saat mereka berdua turun dari mobil, mereka mendapatkan tatapan sinis dan menjijikkan di layangkan untuk mereka. Ralat, untuk Nara saja. Nara yang mendapatkan tatapan seperti itu, menggenggam tangan Marga semakin erat. Marga tidak peduli tatapan yang dilayangkan untuk Nara. Tapi, lihat saja nanti akibatnya.

Cih murahan banget ya. Mau aja Marga sama si Nara yang udah jebol

Tau ga sih Marga nya kalau si Nara hamil

Kasian banget ya Marga ga tau kalau Nara hamil

Keluarin aja deh Nara. Ga pantes sekolah disini

Alea yang melihat itu tersenyum puas. Dia merasa menang.

Setelah Marga mengantarkan Nara ke kelas, Marga pergi ke kelasnya. Nara yang baru saja masuk ke dalam kelas, ia langsung mendapatkan tatapan seperti tadi di koridor.

"Emang di bayar berapa sih sampe open BO gitu." Sindir salah satu cewe pada temannya. Nara mengambil earphone nya di saku nya dan memasangkan di telinga dan menyetel lagu kesukaannya. Lagu barat. Ia tahu siswi itu sedang menyindirnya. Tapi ia bodoamat. Lihat saja nanti.

"Iya yah sampe relain tubuhnya." Ucap temannya.

_________________________

Nara dan Marga sedang bermanja ria di mansion Marga. Tentunya Marga yang manja kepada Nara. Sedangkan Nara mengusap rambut Marga yang sedang tiduran di atas pahanya. Nara hanya menatap kosong. Memikirkan kejadian tadi di sekolah. Marga yang merasa ada keheningan, biasanya Nara cerewet tidak seperti biasanya. Marga bangun dari tidurnya.

"Kenapa hm?" Ucap Marga seraya menyenderkan kepala Nara ke dada bidang nya dan mengelus rambut Nara.

"Tadi kenapa ya disekolah pada natap aku kaya gitu." Ucap Nara seraya memikirkan kejadian di sekolah.

Marga tersenyum miring. Ia akan membalasnya nanti malam. Camkan itu!!

"Mau jalan jalan?" Bukannya menjawab pertanyaan Nara, Marga malah bertanya balik.

"Kemana?"

"Mall?" Marga bertanya seraya mengangkat satu alisnya.

"Ayo!" Nara mengangguk antusias dan Marga mengacak rambut Nara gemas.

***********

Disinilah mereka berdua berada. Di mall punya, tau lah punya siapa. Siapa lagi kalau bukan Marga. Marga menggenggam tangan Nara erat menuju yang pastinya kaum hawa inginkan. Marga membawa Nara ke Dior. Nara terkejut. Jujur, ia sadar keluarganya kaya raya. Tapi, dia tidak pernah beli pakaian yang bermerek dan itupun kado dari orang tuanya. Nara pikir, mending buat beli novel yang baru saja terbit.

Marga dan Nara memasuki Dior tersebut dan di sambut hangat oleh pelayan perempuan. Marga duduk di sofa yang sudah tersedia di sana dan Marga menyuruh Nara untuk memilih baju ataupun yang lain, yang penting mereknya Dior. Nara melihat lihat baju di sana. Bagus bagus, tapi harganya yang membuat dia pusing. Nanti kalau uang Marga habis bagaimana? Dia hanya mengambil dua saja. Hitung hitung irit uang. Nara kembali ke tempat duduk yang Marga duduki tadi. Marga mengernyitkan dahinya.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang