36.

6.1K 185 10
                                    

Di ruangan yang cukup luas dengan pemandangan indah dibalik kaca tembus pandang, sudah berdiri dua sosok wanita dan pria yang menunduk ketakutan dengan tubuh bergetar dihadapan mereka terlihat Marga dengan hawa dingin disekitarnya.

Sedangkan Nara tengah di balik punggung Marga dengan perasaan yang takut.

"Lo." Tunjuknya pada satpam Jaya.

"BERANI SEKALI TANGAN LO NYENTUH NARA! ISTRI GUE!" Teriak Marga menggelar membuat satpam Jaya sontak bertekuk lutut dengan kedua tangannya ia taruh dilantai dengan kepala menunduk.

"Ma-mafkan saya tuan, s-saya hanya menjalankan tugas saya. Saya tidak tahu jika dia adalah istri anda, kalau bukan sa-"

"TENTU AJA DIA ISTRI GUE!! ITU GAK AKAN PERNAH BERUBAH.. baik dikehidupan manapun." Marga mengepalkan tangannya emosi.

Marga maju dan menginjak tangan satpam Jaya dengan sepatu pantofel senilai 500 juta dolar itu. Marga memutar kakinya membuat satpam Jaya berteriak kesakitan merasakan tangannya mengeluarkan darah.

"T-uan tolong, maafkan saya." Jaya mengeluarkan air matanya tidak kuat menahan perih. Safa-receptionist itu bergetar ketakutan berharap Tuhan berpihak padanya.

Marga tidak menggubris, ia terus menggerakkan kakinya dibawah sana hingga darah satpam itu mengenai sepatunya.

Nara yang melihat aksi Marga itu bergidik ngeri lalu maju dan menghampiri Marga mengelus lengannya berharap emosinya meredam.

Marga menoleh melihat wajah teduh Nara, sedetik kemudian Marga tersenyum lembut dan memeluk Nara sehingga kakinya tidak menginjak tangan Jaya lagi. Sontak Jaya menarik tangannya membungkusnya dengan baju satpamnya harap harap darahnya berhenti mengalir.

Nara yang melihat itu merasa kasihan, walau memang pria itu membuatnya kesal tapi tetap saja Nara merasa iba pasti dibalik itu ada keluarga yang harus ia beri makan.

"Ka, kasian... Udah ya." Ucap Nara seraya membalas pelukan Marga.

Marga mengangguk, apa saja yang diinginkan wanita nya pasti ia kabulkan.

Safa yang melihat bosnya mengangguk, akhirnya tersenyum lega. Tuhan mengabulkan doanya.

"Tapi kalo dia hukum aja ka, Tupperware aku dibuang sama dia." Ucap Nara menunjuk ke arah Safa, membuat wanita itu membelalakkan matanya.

******

Setelah kejadian tadi akhirnya satpam Jaya dilarikan ke rumah sakit akibat tangannya yang robek dan harus dijahit.

Semua biaya ditanggung oleh perusahaan. Bagaimanapun Marga tetaplah orang yang bertanggung jawab dan memperbaiki sedikit ekonomi keluarganya sebagai permintaan maaf dari Nara karena sempat mengumpat ke orang yang lebih tua.

Dan nasib Safa, wanita itu dipecat dengan memasukkan namanya didaftar hitam sehingga ia tidak dapat bekerja di manapun itu. Dengan tambahan sebelum Safa pergi Nara menyentil keras bibir wanita itu akibat greget dengan warna lipstik nya yang sepeti cabe merah keriting.

********

"Kamu gapapa kan sayang?" Tanya Marga, ia bertekuk lutut dihadapan Nara yang sedang duduk di sofa.

"Gapapa kok." Jawabnya

Marga yang semula bertekuk lutut di hadapan Nara, kini bangun dan menggandeng tangan Nara menuju kursi kebesarannya. Setelah Marga duduk, Marga menepuk pahanya untuk Nara duduk disini yang dituruti oleh Nara.

"Siapa yang izinin kamu pake pakaian gini?" Tanya Marga datar lantaran kesal dengan Nara yang memakai pakaian seperti ini. Ia tak mau miliknya disentuh dan diliat oleh laki laki di luar sana.

"Aku sendiri." Jawabnya tenang. Marga yang mendengar itu pun menjawab.

"Tapi cantik, sexy." Jawabnya ngawur yang membuat Nara reflek bangun dari pangkuan Marga. Marga yang melihat Nara bangun dari pangkuannya, ikut bangun juga dan menatap Nara tajam yang membuat Nara runtuh seketika.

"Maaf". Ucap Nara lirih dengan kepala menunduk. Marga langsung menggendong Nara ala koala dan menuju tempat kebesaran nya.

Marga membisikkan sesuatu ke telinga Nara yang membuat Nara meremang dan bulu kuduknya berdiri. Padahal Marga sudah biasa seperti ini, tapi kenapa ia selalu deg degan.

"Aku maafin, tapi..."










"Tujuh ronde." Nara hendak memprotes tapi Marga segera bicara.

"Gak terima penolakan!" Lagi lagi membuat Nara hanya bisa pasrah. Ini bukan salah Marga. Salahkan lah wanitanya karena menggunakan pakaian seperti ini. Omong omong ini sebuah hukuman untuk Nara.

Dan mereka berdua melakukan itu.

Seneng g aku update?

Singkat banget g sii.

Follow and Vote nya dong.

Next👉

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang