27.

8K 231 3
                                    

Marga dan para sahabatnya tak lupa juga Nara yang membonceng di motor Marga baru saja sampai di sekolah. Mereka semua memarkiran motor mereka masing masing dan turun dari motor.

"Huh sampe!" Ucap Ezra dan merangkul bahu Vraka.

Semua berjalan menyusuri koridor dan menuju kelas mereka masing-masing. Tak lupa juga Marga yang menggenggam tangan Nara erat. Marga dan Nara berada di depan sedangkan para sahabat Marga berada dibelakangnya layaknya prajurit yang menjaga raja dan ratu.

"Kiw cewek." Di tengah koridor bisa bisanya Wisnu menggoda adik kelasnya sembari mengedipkan matanya sebelah dengan genit.

"Mulai mulai! Buayanya muncul." Sindir varrel. Sedangkan Wisnu hanya acuh akan hal itu.

"Bukan Wisnu namanya kalo ga playboy." Ucap Nathan ikut menimpali.

"Tenang ada Abang Ezra yang selalu menjadi partner buaya Abang Wisnu." Ucap Ezra dan merangkul bahu Wisnu.

"Homo lo!?" Pekik Vraka saat melihat Ezra merangkul bahu Wisnu. Seakan sadar, Ezra dan wisnu langsung menjauhkan tubuhnya.

"Idih najis!" Jawab mereka berdua bersamaan. Sedangkan Edgar? Dia tidak ikut berbicara dengan yang lainnya. Ia tetap jalan dan memasukkan kedua tangannya di saku seragam celananya. Namanya juga kulkas berjalan.

"Najis, nanti jadi istri suami" ucap Ervin dan dihadiahi oleh gelak tawa semuanya kecuali Marga.

Marga, Nara dan yang lainnya pun telah Sampai di kelas Nara. Sebelum Nara masuk ke kelasnya, Marga tak lupa untuk mengecup bibir Nara sekilas. Hal itu membuat Nara malu. Nara segera masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya.

"Kenapa lo senyum senyum kaya orang kerasukan." Tanya Nisa kepada Nara saat melihat Nara tengah kesemsem. Sedangkan Nara hanya menanggapi dengan gelengan. Riri dan Nisa menoleh satu sama lain menjadi berhadapan.

"Bocah setres". Bisik Riri pada Nisa yang dipanggil oleh Nisa.

"Gue denger!"

Sedangkan Marga dan sahabatnya menuju ke kelasnya dan masuk ke kelas dan duduk di tempatnya masing-masing. Tak lama kemudian guru yang terkenal galak atau bisa disebut juga killer itu masuk tanpa mengucapkan salam.

"Keluarin PR kalian masing-masing." Ucapnya dengan tegas. Semua siswa siswi mengeluarkan bukunya masing-masing.

***********

Setelah 30 menit dalam pelajaran, Marga dan sahabatnya pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah demo. Setelah sampai di kantin, mereka menuju kursi privasi mereka yang boleh ditempati untuk Black Moon saja.

"Bu Sri." Ucap Alex mengangkat tangannya untuk mengundang Bu Sri kemari. Bu Sri adalah langganan Black Moon saat di kantin. Bu Sri yang merasa di panggil, langsung menuju ke tempat mereka.

"Bu Sri mie kuahnya 1 pake telor,pake nasi,pake cabe,pa--"

"Ga sekalian pake oli?" Ucap Justin memotong perkataan Alex dengan ngelantur. Dan itu semua dihadiahi gelak tawa para semuanya.

"Ya nanti gue mati lah bego!" Justin hanya menggedikan bahunya acuh.

"Jadi gimana?" Tanya bi Sri kepada Alex.

"Yang saya ucapin aja tadi Bu." Bu Sri hanya mengangguk.

"Kalian semua mau pesen apa?" Tanya ramah.

"Sama semua aja." Jawab Marga. Bu Sri langsung pergi dari tempatnya. Tak lama kemudian Bu Sri datang dengan membawa nampan berisikan pesanan Black Moon tadi dan Busri meletakan makanan itu ke meja satu persatu.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang