25.

8.7K 237 1
                                    

Lelaki itu masih menggempur gadisnya ralat wanitanya. Marga dengan semangatnya terus menggempur wanitanya tanpa rasa lelah. Ya Marga dan Nara telah membatalkan komitmen yang mereka berdua buat.

Nara,wanita itu terus meminta Marga untuk berhenti namun Marga terus menggempurnya hingga malam kembali. Nara kelelahan hingga tertidur, namun Marga masih menggenjot dengan keras.

"Kak Marga udah!!" Lelaki itu mengecup bibir istrinya lembut. Lalu merebahkan tubuh Shirtless nya di samping Nara. Mendekap erat tubuh mungil wanitanya. Dia tahu,jika Nara kelelahan. Marga jadi merasa bersalah karena sudah menggempur wanitanya sampai kelelahan.

"Maaf pasti capek ya?" Nara mengangguk di dada bidang Marga.

Marga mengelus punggung polos Nara lembut. Dia melumat bibir Nara lembut, kali ini lumatan nya tak kasar. 

"Kak Marga!!" Marga melepaskan lumayan itu. Lalu mengusap saliva nya yang berada di bibir mungil istrinya.

Marga menyelimuti tubuhnya dan Nara menggunakan selimut tebal. Terdengar dengkuran halus dari Nara,membuat Marga ikut memejamkan matanya.

Tubuh mereka masih menyatu. Namun, Marga tak memperdulikan itu yang terpenting merek saling
menghangatkan.

*********

"Gimana malem pertamanya ga?" Tanya Nendra pada Marga.

Nendra sengaja ke mansion Marga untuk menganggu pengantin baru. Ya, kemarin Nara dan Marga telah balik ke mansion Marga. Nendra tak sendirian,lelaki itu membawa sahabtnya.

"Marga kasar anjirrr kali masalah ranjang." Celetuk Marga.

Mereka semua tertawa mendengar itu, berbeda dengan Marga yang sedang menahan kekesalannya.

"Sialan Lo!" Desis Marga kesal.

Nendra tertawa seraya memukuli Devan yang berada di sampingnya.

"Nendra kenapa anjir." Ucap Aleon melihat Nendra dengan tatapan sulit diartikan.

Marga memutar bola matanya malas. "Ngapain lo pada kesini?" Tanyanya malas.

"Gangguin pengantin baru." Jawab bintang dengan santainya. Bintang adalah sahabat Nendra.

"Ade gue kemana ga?" Tanya Nendra seraya celingak-celinguk.

"Kecapean." Jawab Marga.

"Anjir, Marga hebat juga." Celetuk Aldo.

"Baru selesai jam 12." Ucapnya santai.

Reza berdecak. "Jadi lo sama Nara ekhem ekhem nya seharian?"

Marga mengangguk malas. Mereka semua menggelengkan kepalanya seraya berdecak.

"Kuat juga lo"

Marga mengedikan bahunya acuh. Mereka saling berbicara, ada yang bermain PS dan tiduran. Namun, Marga memilih masuk ke kamarnya untuk mihat wanitanya.

*******

"Enggh, kak Marga Nara cape!" Namun Marga tak mengindahkan seruan dari istrinya. Lelaki itu masih menggempur Nara dengan semangatnya.

Sudah 3 jam mereka bercinta, namun Marga belum sama sekali mendapatkan pelepasannya. Nara seperti kelelahan mendapati gairah dan nafsu Marga.

"Kak, stop!"

Nafas Marga tersenggal senggal. Tubuhnya sudah penuh keringat, sama halnya dengan Nara. Marga mengusap perut Nara yang rata, dan mengecupnya.

"Aku yakin,sebulan lagi kamu hamil."

Nara tak membalas ucapan Marga,wanita itu sudah sangat kewalahan karena Marga tak memberikannya istirahat sebentar.

"Maafin aku ya?" Nara mengangguk lemah. Semua sangat sakit jika digerakkan, apalagi selangkangannya.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang