42.

6.5K 178 1
                                    

"istri anda dinyatakan kritis." Ucap dokter itu hati hati dengan menatap Marga yang menatapnya tajam.

Marga yang mendengar itu amarahnya semakin memuncak kala Nara mengalami kesakitan yang luar biasa.

"Kritis?." Yang bertanya bukanlah Marga, tetapi vraka yang sama halnya terkejut seperti Marga.

"Iya. Karena akibat dari efek racun yang sangat kuat dan berbahaya." Ucap dokter itu jujur. Marga segera masuk kedalam ruang inap Nara dengan meninggalkan vraka dan dokter yang masih berada di luar.

Saat Marga memasuki ruang inap Nara, dapat ia lihat Nara yang tengah terbaring lemah di atas brangkar dan jangan lupakan alat alat medis yang tertempel disana. Marga mendekati Nara dan mengusap rambut Nara dan juga mencium kening nya lama.

"Hai, baby gurl,Wake up." Dengan tidak sengaja, air mata Marga lolos begitu saja.

"Sayang,maafin aku yang teledor karna ga jagain kamu." Ucap Marga dengan nada penyesalan yang amat besar.

"Nyesel?" Ucapan seorang laki-laki tiba tiba masuk ke dalam ruang inap Nara membuat Marga menoleh kearah vraka datar. Vraka tersenyum miring dengan nada yang mengejek.

Bukannya menjawab pertanyaan dari vraka, Marga beranjak dari tempatnya dan menuju sofa. Vraka yang melihat Marga duduk, ia juga ikut duduk di sebelah Marga.

"Jelasin." Ucap Marga datar dan terkesan dingin. Vraka menghembuskan nafasnya sejenak untuk menjelaskan.

"Saat gue lagi jalan jalan di taman belakang sekolah, gue denger ada yang teriak meminta pertolongan. Gue cari sumber suara itu. Saat gue nemu suara itu, gue sangat terkejut liat Nara yang terduduk lemas. Gue menghampiri Nara. Dan gue terkejut lagi, liat darah mengalir di kaki Nara. Dan disitu bukan hanya gue dan Nara." Vraka mengehentikan ucapannya sejenak untuk mengatur nafasnya.

Marga mengangkat alisnya bingung. "Siapa?"

"Kamu nanya?" Ucap vraka tengil agar suasana di kamar ini tidak terlalu tegang.

"Gue serius!" Ucap Marga tegas. Vraka yang mendengar itu, menghembuskan nafasnya pelan. Emang bener ya, kalau di batu ga bakal bisa di ajak bercanda.

"Disitu ada Alea. Dan yang teriak meminta pertolongan adalah Alea." Marga mengepalkan tangannya sampai otot otot nya terlihat dengan gigi yang bergemelutuk.

"Bangsat!" Umpat Marga emosi.

*********************

Di lain tempat, yaitu di sekolah Marga sedang di ramaikan oleh berita yang Alea sebarkan. Ya, saat dia melihat darah yang mengalir di kaki Nara, ia langsung bertanya kepada sahabatnya, yang di jawab berarti hamil .

"Eh sini dong. Gue mau nyebarin berita yang bakalan buat kalian semua kaget setengah mati dan ga bakal percaya." Alea dan kedua sahabatnya menghentikan langkah dari lima siswi yang lewat di depannya. Tentunya Alea yang menghentikannya.

"Berita apa?" Ucap dari salah satu siswi berambut pendek.

"Itu loh si Nara pacarnya Marga. Tau kan?." Dan di angguki oleh kelima siswi tersebut.

"Dia hamil." Dan dihadiahi gelak tawa dari kelima siswa tersebut. Percaya? Tentu tidak.

"Masa iya sih. Seorang Nara yang cantik apalagi pacarnya kak Marga hamil?" Ucap salah satu siswi.

"Emang iya kok." Ucap Alea percaya diri.

"Tadi gue liat, ada darah yang ngalir di kaki Nara. Dan kali kaya gitu tandanya apa?" Ucap Alea dengan geram. Pasalnya tidak ada yang percaya dengan ucapannya .

"Hamil." Dengan polosnya,kelima siswi tersebut menjawab dengan benar.

"Nah." Ucap Alea senang. Akhirnya percaya juga dengan ucapannya. Kelima siswi tersebut percaya saja dan pergi dari tempatnya untuk menyebarkan gosip baru. Dan anehnya, semua orang percaya.

Alea dan kedua sahabatnya yang melihat semua orang yang tengah membicarakan Nara dengan ekspresi percaya.

"Gue yakin ga lama lagi, Nara akan di keluarin dari sekolah." Ucapnya tersenyum licik. Seakan lupa bahwasannya Nara adalah pacar dari anak pemilik sekolah. Ralat,bukan pacar tapi istri.

*****************

Di ruang inap Nara tentu nya VVIP, Marga tertidur di kursi dekat Nara. Vraka? Dia sudah balik ke sekolahan lagi. Lihatlah, Marga yang wajahnya terlihat kusut tetapi tetap tampan dan jangan lupakan rambut yang acak-acakan.

Jari jari lentik milik Nara mulai bergerak dengan perlahan dan membuka matanya perlahan. Nara memandang Marga yang sedang tertidur di dekatnya. Nara mengangkat tangan kiri nya yang di pasang selang infus mengusap rambut Marga pelan. Merasa tidurnya terganggu, Marga membuka matanya dan mengangkat kepalanya. Terkejut? Tentu. Kata sang dokter Nara dinyatakan kritis. Tapi Tuhan berkata lain. Syukurlah.

"Sayang. Maafin aku." Tiba tiba Marga menangis layaknya seorang bayi dan memeluk Nara tidak erat takutnya Nara nya akan sesak.

"Maaf? Maaf kenapa?" Ucap Nara bingung. Pasalnya Marga tidak melukainya atau apapun.

"Maaf karena aku ga becus jagain kamu. Aku lebih mentingin pekerjaan dari pada kamu. Sekali lagi maaf." Ucapnya nyesal dan kata terakhir diucapkan pelan.

Nara yang mendengar kan itu tersenyum. "Gapapa. Justru aku yang minta maaf, pasti aku keguguran kan ka?" Ucap Nara yang mulai menitikkan air matanya. Marga memeluk Nara.

"Sekarang ceritain,apa yang terjadi." Ucap Marga menatap mata Nara dalam. Nara menggeleng.

"Kenapa?" Tanya Marga saat melihat Nara menggeleng kan kepalanya.

"Takut."

"Ada aku."

"Jadi pas aku mau ke kantin sendiri karena Riri sama Nisa ga berangkat, tangan aku ditarik sama seseorang. Terus seseorang itu minta maaf ke aku, dan aku maafin. Dia ngasih aku jus sebagai tanda bahwa aku maafin dia. Terus, aku minum jus itu, perut aku langsung sakit dan keluar darah." Nara tidak menyebutkan nama Alea, karena ia tidak mau Marga mengetahui siapa pelakunya.

"Seseorang?" Nara mengangguk.

"Siapa." Ucap Marga lagi. Sebenarnya Marga sudah tau bahwa Alea lah penyebab dari semua ini. Tidak ada jawaban dari Nara.

"Alea kan." Dan hal itu membuat Nara terkejut. Bagaimana Marga bisa tau? Ya iya lah seorang Marga Dirgantara akan melakukan yang terbaik untuk Nara nya. Camkan itu!

Dan perlahan Nara mengangguk. Marga semakin mengepalkan tangannya erat dan tak lama kemudian ia berusaha mengontrol emosinya.

Hallo all.

Marga Dirgantara password nya?
Baby gurl

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang