41.

6.2K 163 13
                                    

Nara terduduk lemas dengan darah yang terus mengalir di kakinya. Sedangkan si dia tersenyum kemenangan. Tapi tunggu. Darah? Darah apakah itu? Pikirnya.

"Akhh!" Pekik Nara kesakitan.

Sedangkan dia, akan mencari bantuan dengan wajah yang pura pura tidak tahu apa apa. Manusia iblis memang.

"Tolong!! Tolong!" Teriak dia mencari bantuan.

Vraka yang memang tengah jalan jalan, karena bosan. Ia memperjelas pendengarannya mencari tau siapa yang berteriak meminta pertolongan. Ia menoleh kanan dan kiri. Ketemu. Vraka yang melihat itu,membulatkan matanya sempurna karena terkejut apa yang telah ia lihat. Vraka segera berlari menuju Nara yang tengah kesakitan.

"Nara!!" Ucap vraka panik. Vraka yang melihat darah yang mengalir di kaki Nara, membuatnya lebih panik. Segera,vraka menggendong Nara ala bridal style. Sebelum ia pergi membawa Nara ke rumah sakit, ia menatap tajam dia yang tengah tersenyum kemenangan. Alea.

Setelah itu, vraka membawa Nara ke rumah sakit dengan mobilnya. Dan kini, Nara pingsan atau..

___________________________

Kini di sebuah bangunan besar bernama Rumah Sakit Dirgantara Hospital, vraka tengah duduk dengan mengusap wajahnya gusar sekaligus panik. Nara tengah ditangani oleh dokter sedari tadi di ruang operasi.

"Vraka!" Suara khas yang tak lain suara Marga tengah panik mendapat kabar dari sahabatnya ini. Saat Marga sedang meeting, ia diganggu oleh deringan ponsel. Dan saat Marga mengangkatnya bahwa Nara dilarikan di rumah sakit. Dan dengan terpaksa, Marga membatalkan meeting itu. Biarkan serketaris nya yang menghandle.

Vraka yang merasa di panggil, ia segera menolah dan mendapatkan Marga yang tengah menatap nya dengan tanda tanya seolah sebenarnya apa yang terjadi pada Nara. Vraka bangun dari duduknya dan menatap Marga dengan kecewa. Vraka mencengkeram baju Marga dengan amarahnya.

"Lo kemana aja bangsat! Oh, gue tau. Pasti, lo habis dari kantor. Iya!? Lo lebih mentingin pekerjaan daripada cewek lo sendiri ga!" Ucap vraka murka dengan wajah yang memerah.

Sedangkan Marga yang tengah di bentak dan bajunya di cengkram oleh vraka, ia tidak membalasnya dan menundukkan kepalanya. Toh,ini juga salahnya yang tidak menyuruh bodyguard untuk menjaga wanitanya. Sedangkan vraka yang diacuhkan, membuatnya bertambah murka.

"Lo bisu?! Ga bisa ngomong!?" Ucap vraka membentak tepat di wajah Marga. Masa bodo itu sahabatnya sendiri dan ketuanya. Marga yang dibentak oleh vraka, hal itu membuat Marga menjadi marah. Marga bergantian mencengkeram balik baju vraka dan menatapnya tajam dengan wajah memerah padam.

"IYA! INI SALAH GUE YANG GA NYURUH BODYGUARD UNTUK JAGA NARA! PUAS LO?!" Marga melepaskan cengkraman nya dari baju vraka dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ini ga ada hubungannya lo yang nyuruh bodyguard atau ga nyuruh bodyguard sama sekali. Ini salah lo sendiri yang lebih mementingkan pekerjaan sendiri Ga! Daripada cewek lo sendiri! Lo egois Ga. Gue ga marah sama lo. Tapi, gue kecewa sama lo." Ucap vraka panjang lebar dan menatap Marga yang tengah duduk di kursi yang ditempati nya tadi dengan pandangan kecewa.

Sedangkan Marga menunduk kebawah dan memijat pangkal hidungnya. Spontan, air matanya jatuh begitu saja. Vraka yang tidak mendapatkan jawaban, menyenderkan dirinya di tembok dengan kepala yang mendongak.

Hening.

Setelah beberapa menit, akhirnya sang dokter yang menangani Nara, keluar dengan wajah muram.

"Dengan keluarga Nara." Ucap sang dokter.

Mendengar suara itu, Marga dan vraka berjalan mendekati sang dokter yang berkelamin perempuan.

"Saya keluarganya." Ucap Marga.Sang dokter sudah tidak asing lagi dengan anak dari pemilik rumah sakit ini. Sang dokter menghembuskan nafasnya pelan.

"Gimana keadaan istri gue." Dapat terlihat mata Marga memerah karena habis menangis.

"Maaf saya harus mengatakan ini. Bayi dalam kandungan istri anda, tidak bisa diselamatkan atau bisa di katakan keguguran." Ucap sang dokter tidak enak harus mengatakan ini kepada anak pemilik rumah sakit.

Marga yang mendengar itu, spontan mengepalkan tangannya erat. Sama hal nya dengan vraka yang terkejut mendengarkan lontaran dari sang dokter. Tapi, ia menetralkan wajahnya biasa saja dan melirik Marga sinis.

"Lalu, gimana dengan keadaan istri gue." Ucap Marga tegas yang masih mengepalkan tangannya erat.

"Istri anda dinyatakan..."



Halo all.

Aku bikin chapter ini singkat aja dulu🙏

Tapi, gimana chapter ini.

Ngegantung?

Tapi gapapa lah ya chapter ini di gantung. Emang kalian perasaannya di gantung sama crush nya?🙏

Mau Nara selamat apa ga?

Komen, bagusnya Alea di apain ya?

Dan maaf banget chapter ini sangat sangat singkat. Dan kemarin yang minta chapter selanjutnya di panjangin,nanti aku usahain ya...

Komen emot dong pas kalian baca chapter ini, muka kalian gimana?

Vote dan komen kalau mau next

Muka Marga habis tidur

Ily..

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang