46.

7.7K 328 180
                                    

Sekarang tepatnya hari minggu. Dimana hari yang disukai semua orang. Ada yang untuk liburan, rebahan di dalam kamar, dan lain-lain. Berbeda di mansion Marga. Siang ini, Nara dan Marga hanya di mansion saja. Sebenarnya Marga sudah mengajak Nara holiday.

Tapi, Nara menolak. Karena ia males dan mager. Panas panas gini mau jalan jalan? Mendingan ia rebahan dan bermain dengan HP nya. Saat ini pasangan sejoli itu sedang berada di kamarnya dan sudah mandi juga.

Kini Marga yang sedang bermain game di HP nya dengan serius di atas ranjang bersama Nara di sampingnya yang juga tengah memainkan HP nya. Marga mengenakan celana pendek dan yang biasanya menggunakan kaos hitam, kini menggunakan kaos putih. Gerah katanya kalau pakai kaos hitam. Rambut urakan, hidung mancung, rahang kokoh dan tegas. Tak lupa alis yang tebal,bola mata biru laut nya, dan bulu mata yang lentik.

Nara menghembusian nafasnya bosan. Nara meletakkan HP nya dan membunyikan jari jari nya sehingga menimbulkan suara tulang. Nara melihat Marga yang hanya fokus pada game nya seolah olah tidak peduli dengan keberadaanya.

"Kak Marga." Ucap Nara seraya menarik narik ujung kaos putih Marga.

"Hm" Marga tetap pada pendiriannya dan mencueki Nara.

"Kak Marga, ih!"  Ucap Nara sekali lagi dan memasang wajah kesal.

"Apa sih!!? " Marga dengan spontan membentak Nara. Membuat Nara terkejut. Marga malah tetap fokus pada game nya.

Nara beranjak dari kasur dan turun dari tangga dengan ekspresi yang bercampur aduk. Ia menuju salah satu sofa bed dan tiduran di menggunakan bantal sofa. Nara membuka HP nya.

Ting

Bunyi pesan mengalihkan Nara yang sedang men scroll tik tok. Nara melihat pesan itu. Ternyata pulsa nya habis. Sebenarnya di mansion ada wifi dan Nara menggunakannya. Tapi, ia tak sengaja mematikan datanya yang masih menyala. Kebetulan pulsanya juga sudah tipis.

Nara beranjak dari sofa untuk naik menuju kamarnya. Saat pintu kamar di buka, ia masih melihat Marga yang masih pada pendiriannya sejak tadi. Ia melihat Marga sedikit takut akibat tadi membentak nya. Ia mengambil uang yang berada di dompet nya dan keluar kamar.

Saat Nara sudah di depan gerbang iningin membeli pulsa. Tapi satpam mencegatnya.

"Maaf non, nona tidak boleh keluar oleh tuan Marga." Ucap satpam itu sopan dan membungkukan badannya.

"Emang kapan ngomongnya?" Ucap Nara menyelidiki.

"Barusan non." Ucap satpam tersebut. Memang Marga beroesan kepada satpam kalau Nara tidak boleh pergi keluar mansion kalau tidak dengannya.

Sebenarnya Marga emang tidak sengaja membentak Nara, tapi beberapa detik ia tersadar. Tapi ia biarkan, ia mau melihat Nara bereaksi seperti apa dan tetap melanjutkan game nya.

"Owh. Udahlah biarin pak. Aku mau beli pulsa. Tolong bukain dong pintunya." Ucap Nara memohon. Sekarang Nara hanya menggunakan crop berwarna putih dan jangan lupakan rok kotak kotak kesukaan nya. Tak lupa menggunakan sandal bulu berwarna pink.

"Aduh non saya gak bisa bukain gerbangnya. Nanti saya takut kena marah tuan Marga. " Jujur ia sebenarnya tak tega melihat Nara memohon, tapi apalah daya. Nanti ia krna amuk oleh Marga.

"Bukain aja pakkk ihh. Kak Marga nya juga gak tau ini. " Ucap Nara merengek.

"Kalo ngga, nanti aku bunuh diri nih. " Ucap Nara main main. Satpam itu terkejut.

"Eh jangan non. Yaudah saya bukain gerbangnya. " Ucap satpam yang panik dan pasrah.

"Nah gitu dongg." Ucap Nara kesenangan.

MARGA DIRGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang