REGNO [2]

1.4K 133 0
                                    

"SIAPA YANG MENGAMBIL DASIKU?"

"AKU TIDAK MAU SARAPAN DENGAN ROTI"

"TAEYONG! BANGUNLAH! MASAKKAN KAMI!  MARK SEKARANG SUDAH MENGHANCURKAN DAPUR"

Beginilah suasana pagi di rumah berwarna abu abu yang berada di salah satu kawasan elite ibukota yang benar benar ricuh.

Penyebab utamanya adalah tiga orang remaja berusia enam belas, tujuh belas, dan delapan belas tahun yang akan masuk sekolah di hari pertama.

Sekolah baru, negara baru, teman baru, atmosfer baru benar benar membuat mereka kalang kabut. Apalagi biasanya mereka sekolah pada pukul sembilan atau sepuluh sekarang jam masuk sekolah pada pukul tujuh tepat membuat mereka bertiga harus bangun pagi pagi padahal biasanya jam segini mereka masih bergelung dengan selimut.

"Kalian kenapa ribut sekali pagi pagi begini?" seorang pria bertubuh tinggi keluar dari kamar yang berada di lantai dua dengan membawa tas ransel berwarna hitam di bahu kanannya. Ini juga hari pertamanya sebagai seorang mahasiswa fakultas bisnis.

"ah jaehyun untung kau datang! Tolong buatkan kami sesuatu untuk sarapan! Mark akan menghancurkan dapur sebentar lagi" pria bermata bulan sabit itu menyahut sembari membenarkan posisi dasinya yang melenceng. Ia tidak bisa memakai dasi dengan benar jika tidak dibantu oleh taeyong.

"kemarikan biar aku buatkan sandwich untuk kalian" ujar jaehyun sambil melepas kemeja kotak kotak berwarna biru miliknya sehingga menyisakan kaus berwarna putih yang ia pakai. Ia segera merampas spatula dari mark yang sedang berkarya dengan telur mata sapi yang gagal. Ia tersenyum miris melihat kepandaian pria yang mendapat julukan serba bisa namun gagal dalam membuat telur mata sapi.

"yes, kau yang terbaik, jaehyun! Mark, tolong carikan aku buku paket yang kemarin diberikan! Aku lupa aku menaruh dimana" si bungsu, sungchan, yang sedari tadi mengacak acak tas nya mencari dimana buku paket yang dia maksud berada. Mark mendengus, ia kemudian naik ke kamar sungchan membantu mencari dimana si bocah tinggi itu melupakan bukunya.

"taeyong! Bantu aku memakai dasi!" Belum selesai urusannya, Jeno, menghampiri kamar di lantai satu yang tidak terusik akibat kerusuhan yang mereka buat dan menggedor gedor pintu, membangunkan pria yang paling tua yang sepertinya masih terlelap begitu nyenyak di kasurnya.

"taeyong buka pintunya! Bantu aku memakai dasi!" Ujar Jeno heboh, menggedor pintu kamar si sulung yang masih saja bergelung dengan selimut.

"taeyong! Demi tuhan aku sudah terlambat, buka pintunya bantu aku memakai dasi!" Karen diantara kelima orang pria di rumah ini, yang pandai memakai dasi adalah orang yang tidak pernah memakai dasi alias pria paling tua bernama taeyong yang berada di kamarnya.

"Taeyong! Buka pint--" Jeno segera menurunkan tangannya saat pintu kamar taeyong yang diberi gambar princess Sofia terbuka menampakkan wajah kusut pria tampan bernama taeyong yang bertelanjang dada.

"Berisik" ujarnya kesal. Moodnya tiba tiba hancur karena pagi pagi seperti ini dibangunkan dengan tidak elit. Well, taeyong membenci ketika orang orang mengganggu dirinya yang sedang tertidur.

"apaansi anjing? Gue baru tidur sepuluh menit yang lalu, taik" taeyong langsung saja menyembur Jeno yang dengan tanpa dosa.

"kau bisa bahasa daerah sini?" Jeno memiringkan kepalanya sementara tangan kirinya mengangkat dasinya kemudian memberikan dasi nya kepada taeyong yang menyambar nya dengan kesal.

"iya. Bukankah kau sudah kuperingatkan untuk belajar. Dan aku lebih tua darimu, bodoh. Panggil aku kakak atau Abang" ujar nya protes sembari memakaikan dasi bagi jeno, Jeno hanya meringis saat dengan sengaja taeyong menarik dasinya hingga membuat dirinya tercekik.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang