"Dah lama kalian?" Jeno melepas jaket kulit hitam miliknya membiarkan lengannya terekspos karena dia hanya bisa memakai kaus tanpa lengan berwarna hitam miliknya.
"anjay, cowo paling dinanti satu sekolah udah dateng" belum juga Jeno duduk, suara haechan sudah terdengar di telinga nya. Meledeknya pula. Jeno hanya bisa mendengus mendengar nya.
Image good boy nya sudah hilang entah kemana. Dia malah sering sekali mendapatkan surat cinta entah dari siapa.
Tidak jarang ia membawa pulang coklat yang tentu saja akan habis dimakan oleh taeyong, satu satunya makhluk yang memiliki sweet tooth di rumah mereka.
"diem kalian" Jeno mendengus kemudian duduk di kursi yang kebetulan berada di outdoor karena mereka semua perokok.
Begitu duduk pun Jeno langsung menyelipkan rokok di sela sela bibirnya dan menyalakan nya. Membiarkan asap dari benda lonjong panjang itu mengudara entah kemana.
"bagi rokok, Jen" renjun berujar sambil mengambil sebatang rokok milik jeno. Jeno hanya menganggukkan kepalanya.
"Anak kecil ngga boleh ngerokok" jaemin meledek renjun yang sedang menyalakan korek api. Spontan, renjun melirik jaemin tajam. "gue paling tua disini ya!"
Senjata renjun saat teman temanya meledek dirinya adalah usia. Jangan bahas tinggi badan ataupun berat badan dengan renjun. Renjun sangat sensitif dengan hal ini. Dengan tubuhnya yang mungil, renjun sering dikira anak smp padahal dia adalah tertua diantara keempatnya!
Ketiganya terbahak mendengar respon negatif dari renjun. Tapi memang renjun itu lucu sekali saat digoda seperti ini. Jadi orang orang senang sekali menggoda dirinya.
pacarnya saja gemas sekali dengan renjun.
"eh, Jen, lo sama yeji ada hubungan apaan sih? Kok gue kepo banget sama lo ya" haechan bertanya langsung di tengah tengah obrolan mereka. Jeno menghembuskan asap rokok miliknya sebelum menjawab pertanyaan haechan.
"Menurut kalian gimana?" Bukannya menjawab, Jeno malah bertanya balik.
"Pacaran tapi kayanya kaga sih. Makanya gue tanya. Penasaran gue jir" Jeno hanya bisa tersenyum.
"Belum" jawabnya.
"Belum? Jadi ada niatan?" Jeno hanya tertawa menanggapi. "tunggu aja liat gimana nanti. Jangan harapin apa apa dari gue" jawab Jeno asal. Dia belum ada niatan untuk menjalin hubungan dengan wanita untuk saat ini. Tidak tahu nanti, belum terpikir oleh dirinya.
"Pacar lo gimana? Masih rempong aja?" Renjun bertanya kepada haechan. "pacar gue? Si somay?"
Renjun memutar bola matanya kesal. "ya siapa lagi cewe yang mau sama laki laki buluk kaya lo. Gue heran kenapa somi si cantik bule begitu naksir lo yang bentukannya macam gin--" belum sempat renjun menyelesaikan hina annya kepada sang teman, haechan sudah memasukkan kentang goreng ke mulut pria bermulut pedas itu.
"Bacot bacot" jaemin hanya tertawa melihat pertengkaran keduanya. Sudah terlalu terbiasa dengan adu mulut antara renjun dan haechan.
"Somi itu siapa?" Jeno yang tidak tahu apa apa bertanya bingung.
"cewe yang kena pelet nya haechan" renjun kembali menyahut. "Lo bacot banget jadi cowo" haechan menoleh membalas sahutan renjun.
"Nah loh panjang umur dia" renjun kembali berujar saat melihat ponsel milik haechan berdering menunjukkan nama somi yang tertera. Cepat cepat haechan mengangkat teleponnya.
"Halo, yang?"
Jeno tidak terlalu mendengar apa yang haechan ucapkan. Tapi ia melihat raut wajah haechan berubah. Dari semula cerah menjadi gelap bahkan rahang nya mengeras setelah mendapat telepon dari kekasihnya.
"bangsat, cewe gue dilecehin" haechan langsung mengumpat saat menutup teleponnya. Cepat cepat ia mengambil jaket nya.
"Kayanya pelakunya masih ngejar somi. Gue butuh bantuan kalian, bisa?" Ketiganya tanpa membantah langsung mengambil jaket masing masing dan menuju motor mereka. Mengikuti kemana haechan pergi dengan kesetanan.
dan benar, mereka melihat tiga orang pria dan satu orang wanita tengah berada di sebuah gang sepi. Haechan langsung turun dari motornya dan tanpa aba aba menghajar ketiganya, orang orang yang melakukan hal yang tercela kepada kekasihnya yang berjongkok ketakutan.
Jeno mengamati postur tubuh ketiganya, mereka sepertinya masih seumuran dengan mereka bertiga. Terlihat dari cara bertarungnya, mereka masih muda dan bertarung secara asal asalan.
"Jaemin, Jeno, Lo urus ketiganya. Biar haechan ngurusin si somi. Ketakutan banget dia" jaemin mengangguk. Berjalan mendekati haechan.
"ini biar kita yang ngurus, lo urusin cewe lo. Ketakutan banget dia" haechan menoleh ke arah kekasihnya. Rambut pirangnya menutupi wajahnya. Membuat haechan melepas jaketnya menutupi kaus lengan panjang yang dipakai oleh kekasihnya.
"Lo anak mana?" jaemin bertanya sambil menarik kerah salah satu pria disampingnya. Bukannya menjawab, pria itu hanya diam sambil tertawa.
"Kalian ngga bakal tau siapa gue?" Jawabnya meremehkan. jaemin menarik kerah pria yang berada di genggaman nya dengan kencang karena emosi.
"jaem, tahan emosi lo. Gue udah panggil polisi kesini" mendengar itu, jaemin melonggarkan cengkeraman tangannya. Jeno menundukkan kepalanya, melihat dua orang yang masih terduduk di aspal.
"liat gue" Jeno mencoba menarik dua orang pria yang enggan menatap dirinya. Ia mencoba mengenali pria pria dihadapannya. Nihil. Mereka bertiga adalah orang asing. Jeno tidak pernah mengenali mereka sebelumnya.
"kalian ngapain ribut-ribut malem malem gini?" Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Dimana ada seorang pria dengan celana kebesaran berwarna hitam dan Hoodie bergambar beruang yang ada telinganya berjalan menghampiri dirinya dengan susu kotak strawberry di tangannya sementara tangan kiri membawa kantung plastik minimarket berisi es krim kotak.
"cantik banget" pria yang berada di hadapan Jeno spontan berujar saat melihat siluet seseorang berhoodie beruang. Mereka tidak melihat full siapa yang berada di balik Hoodie tersebut selain bibir tipis, hidung mancung, serta bulu mata lentik yang terlihat karena pantulan lampu jalan.
Jeno yang sudah tahu siapa dibalik Hoodie beruang tadi langsung menggeplak siapa yang berani mengatakan kakak sulungnya cantik.
"Abang, ngapain disini?" Mereka semua menoleh. "ABANG?"
Pria yang tak lain adalah taeyong lantas membuka Hoodie miliknya. Tidak lagi nampak wajah cantik seperti yang diharapkan pria pria bajingan tadi. Sekarang hanya ada wajah garang seorang pria dengan piercing di kedua telinga nya.
taeyong mengangkat kresek minimarket nya. "laper" jawabnya jujur. Jeno mendesah. Kan minimarket dekat rumahnya banyak? Kenapa harus sejauh ini?
"ngapain sih ribut malem malem gini?" Taeyong bertanya sambil menyeruput susu strawberry miliknya.
"he touched my girl" haechan berujar pelan menunjukkan Somi yang gemetar di pelukannya. Somi untung saja tidak mengalami pelecehan atau pemerkosaan, hanya saja dada dan bokong nya diremas ketika berada di busway. Ia kemudian memilih langsung turun dan menelepon kekasihnya sampai dia sadar kalau berjalan di daerah sepi dan diikuti tiga orang pelaku.
"oh bangsat banget" jawab taeyong santai. Ia kemudian berjalan mendekat.
"ini ditelponin polisi juga percuma, bakal keluar lagi. Nih anaknya Kapolres" taeyong dengan santai menunjuk pria yang sedang dipegang jaemin dengan dagunya.
"lo tau juga siapa gue" pria itu menatap taeyong mencemooh. Taeyong hanya bisa tersenyum. Ia berjalan mendekat kemudian berbisik di telinga pria itu.
"bilang pada ayahmu, ada salam dari Frederico"
Pria itu langsung pucat saat taeyong berbisik.
"Jen, balik. Tuh polisi udah dateng" ujar taeyong berjalan menuju motornya yang dipinjam sang adik.
Kan sudah dibilang, taeyong punya kuasa dibalik namanya.
————
Indonesia 29 Mei 2022
vote sama komen yg banyak biar apdet terus abis Maghrib 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
REGNO
FanfictionBritish English: kingdom /ˈkɪŋdəm/ noun A kingdom is a country or region that is ruled by a king or queen.