"tumben amat dateng lebih awal?" yeji yang baru saja datang ke cafe milik chaeryeong tersenyum tipis saag temannya yang sekarang tengah mengelap meja menyapanya. "Iya nih tadi bimbel sekalian kesini aja" ujar nya kemudian berjalan menghampiri sang pemilik cafe yang ikut bekerja.
"gue taruh ini dulu bentar ya?" yeji meminta izin kepada chaeryeong untuk meletakkan tas nya yang tentu saja diperbolehkan oleh sang pemilik senyum manis tersebut.
Begitu yeji kembali dari locker room yang memang disediakan, dia kemudian membantu chaeryeong untuk menata kursi dan meja serta membersihkan yang lain. "pacar lo tumben ngga nganter lo kesini?" chaeryeong bertanya sambil mengelap gelas.
Yeji yang sedang membereskan uang di kasir tersenyum. "gue dari bimbel langsung kesini. Daripada dia kecapean bolak-balik ke sini. Pasti cape" ujar yeji sebelum tersenyum menyapa pembeli pertama di cafe milik chaeryeong ini.
"satu waffle sama espresso?" ujarnya menanyakan kembali pesanan customer nya. Memastikan ia tidak salah pesan. Pembeli wanita itu menganggukan kepalanya. "totalnya dua puluh delapan ribu"
"Ini mbak uangnya" pembeli wanita yang sepertinya seorang mahasiswa dengan tas laptop di tangannya. Serta modul yang terlihat menyembul di tote bag miliknya.
"kembalinya dua ribu ya" ujar yeji dengan cepat mengambil kembalian lengkap dengan nota nya.
"Oh iya mbak, boleh tahu password wifi nya? Saya mau ngerjain tugas soalnya" pembeli dihadapan yeji menyengir sementara yeji hanya tertawa pelan. "boleh. Biar saya tulis aja password nya ya" ujar yeji mengambil sebuah pulpen yang berada tidak jauh dari jangkauan tangannya kemudian menuliskan password wifi dari cafe ini."Ini ya. Kalau belum connect biar nanti saya bantu" ujar yeji. "Oke mba, terima kasih"
yeji hanya tersenyum. Bekerja disini benar benar membuatnya merasa senang. Pada awalnya ide ia akan bekerja ditentang habis oleh hyunjin, kembarannya. Tapi setelah mendengar alasan nya, hyunjin memperbolehkan asal tidak mengganggu sekolahnya, pun dengan orang tuanya yang awalnya menolak keras tapi mulai luluh saat yeji mengatakan nilai dia semakin bagus.
Dia sekarang bisa melihat bagaimana orang orang berinteraksi, bagaimana seorang pelajar mengerjakan tugasnya disertai perdebatan kecil, bagaimana seorang mahasiswa mengerjakan tugas dengan telinga tersumbat earphone, bagaimana remaja yang sedang jatuh cinta memesan apapun yang kekasihnya senang. Melihat hal itu membuat yeji sangat senang.
"ah iya maafkan saya" saking asiknya yeji melamun ia tidak menyadari kalau ada seorang pembeli datang berdiri di sampingnya. "mau pesan apa, mas?" Tanya nya kepada pria tinggi yang nampak melihat lihat menu.
"Americano nya dua yang ice, lemon tea nya satu, cupcake yang warna pink ini satu, cheese cake nya dua, macaroonya enam, cookies yang coklat dua, sama apa ini? Strawberry cake nya satu. Take away ya, mba" ujar pria dihadapannya sambil melihat kue kue yang terpampang di etalase.
"Buat pacar nya mas? Suka banget makanan manis" Yeji bertanya sambil menghitung harga total dari yang dibeli pria dihadapannya. Pria berkacamata dihadapannya hanya tersenyum tipis. "dia emang sweet tooth" jawabnya singkat.
"Totalnya seratus tiga puluh delapan ribu, mas" pria dengan kaos hitam dibadapan yeji kemudian mengeluarkan dompet miliknya dan mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah.
"Kembalinya enam puluh dua ribu, ya, mas. Terimakasih udah datang" ujar yeji sambil memberikan kantung berisi pesanan pria tinggi yang tersenyum menerimanya.
"tuh cowo kayanya sayang banget sama pacarnya" ujar chaeryeong yang tadi membantu untuk membungkus pesanan dari customer mereka. Yeji menganggukkan kepalanya setuju. "beruntung banget yang jadi pacarnya mas mas tadi" balas yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGNO
FanfictionBritish English: kingdom /ˈkɪŋdəm/ noun A kingdom is a country or region that is ruled by a king or queen.