REGNO [66]

648 112 8
                                    

"iya iya gue langsung kesana sama yeji" jeno memutar kemudi Bugatti nya saat suara haechan terdengar, memintanya untuk secepatnya datang ke rumah jaemin karena hari ini mereka berniat untuk bermain sejenak di rumah jaemin sekalian menjenguk orang tua jaemin yang sudah kembali dari rumah sakit.

Dia tadi harus menjemput yeji dari rumah baru nya yang baru saja dia tempati beberapa hari yang lalu. Sebuah rumah berlantai satu dengan tiga buah kamar. Rumahnya tidak sebesar rumah lama mereka tapi cukup besar untuk mereka bertiga. 

"Mereka beneran nungguin" yeji tersenyum melihat teman temannya ternyata masih duduk di motor di depan gerbang rumah jaemin yang besar. Entah karena mereka takut atau kenapa.

"BUSET MOBIL BARU NIH" haechan bersorak heboh saat jeno menurunkan kaca mobilnya. Ia memang memakai mobil barunya bukan untuk pamer, melainkan tidak ada lagi kendaraan di rumah. Rubicon hitam milik taeyong dibawa oleh jaehyun dan sungchan pergi, mobil milik mark dibawa pemiliknya karena kevin harus imunisasi, sementara ducati hitamnya dibawa oleh taeyong. Jadi hanya ada mobil sport miliknya yang terparkir di garasi.

Jeno hanya tersenyum. Ia kemudian menolehkan kepalanya ke arah satpam yang saat itu menyapanya ketika ia mengunjungi rumah megah ini untuk kali pertama. "jaeminnya ada, pak?" Tanya jeno ramah. Pria dihadapannya menganggukkan kepalanya, membalas sapaan teman tuan mudanya dengan ramah. "tuan muda sudah menunggu di dalam, den" ujarnya sebelum membuka gerbang dengan lebar.

"waw, aku tau jaemin itu kaya tapi ngga tau kalau dia sekaya ini?" Yeji bersorak kagum saat mobil milik jeno masuk ke rumah besar milik jaemin.

Jika kalian mengira rumah lama yeji sudah cukup besar, maka rumah jaemin tiga kali ah tidak, empat kali lebih besar dari rumah lamanya. Bahkan dari gerbang butuh beberapa menit jeno menjalankan mobil. "well, aku juga ngga nyangka tuan muda kita sekaya ini" ujarnya sambil bersorak kagum.

Selama dia hidup, walaupun dia punya ratusan miliar hingga triliunan uang di tabungannya, dia selalu di doktrin kalau keluarganya miskin. Taeyong sangat perhitungan dengan uang yang mereka keluarkan, terbukti mereka hanya punya satu mobil dan satu motor untuk bersama-sama. Hunian paling mewah mereka ya rumah mereka sekarang, karena biasanya mereka tinggal di flat sisa, entah itu di atap ataupun di dekat basemen yang bau.

Karena kata taeyong. "Kita ngga bakal tau kedepannya kaya gimana. Selagi masih bisa hidup, ya udah ngga usah ribet ribet amat"

Makan pun seadanya, mereka membeli burger sisa atau apapun barang yang diskonan. Terutama jaehyun, mata tajamnya langsung fokus ketika melihat ada potongan harga di label makanan, atau  ketika ada promo restoran, mereka sengaja akan bolak balik untuk mendapatkan dua kali lipat makanan untuk makan malam.

well, mereka orang kaya yang hidup miskin.

"buset gede banget, rumah gue aja ngga segede ini" ujar renjun setelah memarkirkan motornya bergumam melihat rumah berwarna putih yang dis yakin lebih besar dari sekolahnya!

"gue kira gue cuma ngeledek kalau jaemin itu tuan muda yang sebenarnya tapi INI BENERAN TUAN MUDA ANJIR" haechan bersorak. Somi yang sedang memakan permen kaki disampingnya menabok kekasihnya yang berteriak. "Norak" sindirnya.

"Gapapa gue norak, tapi ini beneran, yang. Gue ngga nyangka. Jangan jangan rumah lo sebesar ini juga, ya?" Tunjuknya kepada somi yang dibales dengusan dan toyoran di kepalanya. "iya. Tapi cuma sebesar garasinya"

"lo pernah dateng ke sini?" Lia berbisik kepada ryujin yang mengagumi rumah kekasihnya dalam diam. Ia menggelengkan kepalanya. "ngga" jawabnya sambil jujur. Dia juga tidak terlalu peduli dengan itu, karena jaemin sudah bilang kalu hubungan dia dan keluarganya tidak baik baik saja dan ia tidak mau ryujin merasakan merenggangkan diantara dirinya dan keluarga.

"udah yuk, masuk" jeno berjalan menyusuri tangga yang belum apa apa sudah ada di depan rumah. Ia kemudian menekan bel yang berada di samping pintu besar. Dan benar beberapa menit kemudian, pintu terbuka dari dalam.

"jaemin nya ada, mbak?" Tanya jeno kepada seorang yang ia yakini adalah asisten rumah tangga di rumah besar ini. "Oh temen temennya tuan muda, ya? Silakan masuk. Tadi tuan muda sudah bilang kalau kalian langsung ke ruang tengah saja. Mari saya antar, tuan muda sedang mandi" ujarnya ramah sambil membuka pintu lebih lebar lebar.  Ia kemudian memimpin jalan menuju ruang tengah.

"Tuan muda sedang mandi, biar saya buatkan minum dulu" ujarnya sambil mempersilahkan teman teman dari tuan mudanya untuk duduk di sofa besar berwarna putih dengan aksen emas di pinggir-pinggir nya.

"Wah, gue bener bener ngga bisa ngomong" haechan masih tetap kagum. Ruang tengah rumah jaemin benar benar sebesar lapangan bola komplek rumahnya.  tv yang sebesar tembok, sofa besar, guci guci mahal, serta chandelier besar yang menggantung di tengah ruangan benar benar memberikan kesan megah di ruang tengah rumah besar ini.

"gue juga, perasaan rumah gue kaga gini amat" lia menyahut. Ia sibuk melihat-lihat ruangan dalam diam. Menyaksikan betapa megah rumah ini. Ia juga bisa melihat ada sebuah lift yang berada di ujung ruangan.

"udah lama? Sorry sorry gue baru mandi" dan akhirnya, dengan hanya memakai celana pende dan kaos polos berwarna putih, tuan muda kesayangan kita semua turun dari lantai dua leeat tangga sambil tersenyum manis. Rambutnya nampak masih basah karena ia belum sempat mengeringkan nya.

"waduh tuan muda kita semua baru dateng" jaemin hanya tertawa renyah saat renjun menyindir nya, ia kemudian mengulurkan tangannya untuk melakukan tos dengan yang lainnya. "Eh mbak udah nganter minum, belum?" Tanyanya sambil duduk di sofa single yang berhadapan dengan jeno.

"udah kok tadi, mungkin lagi repot. Santai aja lah, jaem" ujar jeno sambil melepas jaketnya kemudian meletakkan nya di sofa, tak lupa meletakkan kunci mobil miliknya di meja. "Jaem, kamar mandi dimana?" Tanya nya sambil menyengir.

"oh itu tuh, itu ada jalan belok kanan aja. Langsung ke kamar mandi kok" ujar jaemin sambil menunjukkan dimana letak kamar mandi tamu di rumahnya berada. Jeno mengangguk-angguk. "gue izin pakai ya" ujarnya sebelum bangkit dan berjalan  menuju kamar mandi yang ditunjukkan oleh jaemin.

"beser banget kebiasaan" jaemin hanya tertawa melihat sindiran renjun.

"loh teman temannya jaemin, ya?" Seorang wanita dengan pakaian rumahan yang nampak anggun nampak menyapa mereka dengan ramah. "ah iya tante, kebetulan kami temen-temen nya jaemin mau main" yeji yang pertama kali bangkit kemudian menyalami mama dari jaemin.

"waduh ngga biasanya anak tante ngajak temen-temen nya ke rumah. Kalian sering-sering main, kesini" ujar mamanya lagi setelah selesai menyalami teman teman dari putranya. "Iya tante. Pelit emang nih anak" haechan berujar ceplas-ceplos yang dibalas cubitan di paha oleh somi. Sementara reaksi mama jaemin hanya tertawa.

"Tante udah sehat? Om gimana? Udah sehat, kan? Waktu itu jaemin panik banget soalnya" ryujin bertanya kepada mama dari kekasihnya. "oh kamu pacarnya jaemin ya? Cantik sekali. Iya om dan tante udah sehat kok, udah mau berangkatlah kerja lagi. Eh ini kalian cuma segini?" 

"Ada satu lagi ma, lagi di kamar mandi. Kenapa emangnya?" Jaemin bertanya. "engga, mama mau nyiapin makan siang takut porsinya kurang. Ah pa, ada temen-temen nya jaemin, nih" seorang pria bertubuh gagah keluar dari lift dan menolehs aat istrinya memanggil. "Siang, om"

Dia tersenyum. "siang, temen temennya jaemin ya?" ujarnya.

"Iya, om. Kebetulan lagi main aja kesini" renjun kembali menjawab setelah menyalami papa dari temannya.

"temen kamu banyak juga, jaem" ujarnya pelan kepada anaknya. "ada satu lagi sih di toilet, oh itu dia"

Dua orang paruh baya disana menoleh ke arah jaemin memanggil, disana seorang remaja pria yang baru saja hendak menghampiri juga nampak mematung. Dua orang pria berbeda usia tersebut terlihat saling pandang sebelum yang termuda berdecih pelan.

"long time no see, papa"


————

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaaa bestie 👍

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang