REGNO [44]

705 111 11
                                    

🔞underage boleh di skip aja part ini walaupun adegannya ngga panas banget kaya suhu udara rumah aku🔞

entah ini hanya perasaan Jeno saja atau benar benar terjadi, tapi Jeno merasa kekasihnya sedang marah saat ini.

Tadi di kelas yeji hanya diam tidak menanggapi Jeno membuat Jeno merasa ada yang aneh dengan dia. Saat ia bertanya kepada teman-temannya mereka hanya mendengus kesal ke arahnya.

Jadi, sebenarnya Jeno salah apa disini?

"sayang?" Jeno masih belum menyerah mengajak yeji berbicara. Keduanya sekarang berada di apartemen yeji karena Jeno tidak bisa pulang. Hujan badai di luar. Petir pun berbunyi menggelegar membuat mereka mau tidak mau berada di sini

jeno hanya mengekor kemana yeji melangkah. Dari kamar balik lagi hingga ruang tengah kemudian ke dapur pun Jeno ikuti. Dia masih belum menemukan  alasan yang tepat kenapa yeji marah kepada dirinya.

"aku lagi ngga mau bahas apapun sama kamu, Jeno" yeji menghela napas lelah saat melihat Jeno masih tidak berhenti memulai obrolan dengan dirinya. Demi apapun, dia saat ini sedang tidak ingin marah-marah dengan kekasihnya yang bodoh atau berpura-pura bodoh.

"please kasih tau salah ku dimana sampai kamu tiba tiba marah kaya gini?" pergerakan yeji yang sedang menata piring untuk makan malam mereka terhenti saat mendengar ucapan Jeno.

jeno ini betulan bodoh dalam urusan seperti ini?

"Who gave you that fucking hickey, boyfriend?" Ujar yeji langsung tepat di intinya. Suaranya tenang, datar, namun Jeno sekarang tahu kalau kekasihnya benar benar sedang marah.

Jeno merapatkan bibirnya. Ia tidak menyangka kalau kekasihnya tahu hickey yang Martha berikan padahal sudah susah payah ia tutup dengan concealer milik kak Mina.  "aku bisa jelasin"

"iya memang aku butuh penjelasan dari kamu. So, apa pembelaan kamu?" Ujar yeji sambil menatap Jeno, menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Membiarkan pria dihadapannya berpikir untuk jawaban yang memuaskan hatinya.

"...my friend?" Jeno mencicit pelan, nyalinya yang biasanya tinggi kini hilang tiba tiba saat kekasihnya menatap Jeno menyelidik.

"Karin? Kamu dapet itu dari Karin kan?" Jeno membelalakkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya heboh. "ngga. Beneran ini bukan dari Karin"

Yeji berdecak. "Terserah" ujarnya kemudian berjalan meninggalkan Jeno di dapur menuju ruang tengah. Memilih menenangkan dirinya, mencoba agar air matanya tidak turun

Apa yang akan kalian lakukan ketika kekasih kalian ketahuan selingkuh?

"sayang, i swear to God kalau ini bukan dari Karin dan aku ngga ngelakuin apa yang kamu pikirin" Jeno dengan panik mencoba menjelaskan sebisa mungkin kepada yeji yang sepertinya tengah menangis. Kekasihnya itu enggan menatap dirinya

.

"Aku dan Karin ngga ngelakuin apapun, yeji. Kamu bisa tanya Karin kamu bisa tanya abang-abang aku. Dan aku ngga ada hubungan apapun sama dia demi tuhan. Pacarku itu cuma kamu" yeji menundukkan kepalanya, menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

"kamu ngelakuin itu karena aku ngga bisa ngasih itu ke kamu, kan? Aku rusak sampai kamu ngga mau ngelakuin itu ke aku?" Jeno mengerutkan keningnya mencerna apa yang diucapkan yeji.

Ia membelalakkan matanya saat memahami apa yang yeji maksud. "kamu ngomong apa? Jangan ngaco deh"

Yeji menoleh. "aku emang rusak Jeno, tapi kamu ngga perlu selingkuh buat ngelampiasin semua hasrat kamu. Let's break up. Aku ngga bisa menuhin segala kebutuhan kamu"

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang