REGNO [56]

581 105 6
                                    

"Gila, lama ngga balik muncul muncul udah makin mantep tuh badan" suara haechan menyambut kedatangan Jeno setelah sekian lama memutuskan untuk cuti beberapa bulan. Jeno hanya tersenyum.
Bagaimana tubuhnya tidak terbentuk dengan sempurna jika dia sehari-hari hanya berlatih dan berlatih.

Bos besar memberikan waktu dua minggu paling banyak agar mereka bisa menyelesaikan pekerjaan mereka dan kembali ke amerika, membawa bayi mark yang sepertinya akan lahir di sini sebentar lagi.

"lo ketinggalan pelajaran, ngga?" Renjun yang baru datang menyahut. Jeno menggelengkan kepalanya. "Aman. Oh iya ini duduknya gimana?" Jeno bertanya saat melihat kursi nya yang dulu sudah terisi. "Sama yeji aja. Jaemin ngga ada. Adapun dia sama ryujin" renjun menyahut santai. Jeno mengangguk. "Yang itu" tambah renjun.

jeno kemudian mendudukan dirinya di kursi kedua dari depan. Melipat kedua tangannya di depan dada.

"jaemin kemana?" Ia bertanya kepada renjun yang duduk di belakangnya. "Udah beberapa hari dia ngga berangkat, bokap nya ketembak waktu jalan sama nyokap nya" Jeno membelalakkan matanya. "oh ya? Kapan?" Tanya nya.

"tiga hari atau empat hari yang lalu deh jaemin izinnya. Kita ngga tau karena bokapnya ketembak di jepang" jeno terdiam. Jepang?

"terus dia lagi balik ke jepang?" Renjun menggelengkan kepalanya. "engga. Bokap nya dirawat di rumah sakit pusat kok. Cuma ya gitu bokap nyokap nya ngga bisa ngapa-ngapain ya namanya juga ketembak jadi jaemin kesana buat jagain mereka" jelas renjun. Jeno mengangguk-anggukan kepalanya.

"mau jenguk bokapnya?" jeno kembali bertanya dan renjun kembali menggelengkan kepalanya. "Nanti kalau udah balik ke rumah aja palingan, soalnya sekarang ketat banget penjagaan jadi cuma bisa orang tertentu yang masuk" haechan menyahut. Haechan duduk di samping jeno dengan somi yang berada di samping tembok.

"Bokap nya orang penting?" Haechan menganggukan kepalanya. "Anggota dewan" jawab haechan setaunya. Jeno hanya ber-oh-ria karena dia tidak ingin terlalu menahu hubungan keluarga teman temannya.

"loh kamu berangkat hari ini?" yeji bertanya kepada jeno yang duduk di samping kursinya. Jeno menganggukan kepalanya. "iya. Berangkat sendiri?" tanyanya pada yeji yang dibalas dengan gelengan. "hyunjin tadi yang nganterin. Aku semalem tidur di rumah" Jeno hanya ber oh ria saat yeji duduk di sebelahnya.

"jen, kamu tau ngga rumah dan apartemen aku kerasa aneh" jeno yang sedang duduk dengan cepat menoleh ke arah yeji yang berbicara. "Aneh gimana?" Tanya nya khawatir.

"Aku ngerasa kalau di apartemen ada yang ngawasin dari balkon, tapi ngga tau siapa. Jadi aku parno dan pulang ke rumah. Kata hyunjin, ada satu mobil yang terparkir dekat rumah beberapa kali"

yuta.

Nama itu langsung tersebut di ingatan Jeno. Jika dulu ia langsung protes kepada taeyong perihal sahabat kakaknya yang sedang melakukan pengawasan atau lebih terlihat menguntit itu, sekarang ia hanya bisa menghela napas. "Ya sudah nanti pulang nya aku antar ke rumah, atau mau aku nginep aja?" tanyanya. Ia belum tahu siapa yang berada mengawasi apartemen yeji tapi bisa dia pastikan kalau anak buah kepercayaan taeyong yang sudah turun tangan dan Jeno sadar dia tidak bisa melakukan apapun lagi.

taeyong dan kuasanya serta jeno yang terlalu menyayangi kakak sulungnya membuat dia tidak bisa melakukan apapun.

"Jeno ada?" Seseorang mengetuk pintu ruang kelas mereka. "ada disana, bang" jeno yang mendengar nama nya menoleh. Rupanya abangnya, mark, yang datang ke sekolah.

"kenapa nyariin gue?" Tanyanya kepada mark yang sudah melangkah maju ke kursi tempat nya duduk sambil melempar beberapa surat yang masuk ke dalam map berwarna biru muda.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang