"mark sama jeno, kalian bisa masuk gedung itu?" Taeyong bertanya kepada dua adiknya yang sedang duduk bersandar sembari menikmati jalan di mobil mereka yang baru. Rubicon hitam yang katanya hasil judi taeyong.tentu saja itu bohong. Taeyong tidak akan pernah ikut judi. Keberuntungan dia buruk. Dia pasti akan kalah terus.
Dua orang yang disebut namanya serempak menoleh ke arah yang taeyong sebut. Sebuah gedung dengan beberapa bendera yang terlihat di depannya. Gedung kedutaan besar.
"itu?" anggukan taeyong memberi pertanda kalau tujuan mereka adalah gedung kedutaan. "Jae, mampir cari makan dong, laper gue" ujar taeyong kemudian menepuk bahu jaehyun yang selalu bertugas menyetir. Istilah lainnya supir pribadi mereka.
"makan apa kita sekarang?" Tanya jaehyun bertanya kepada adik adiknya yang berada di belakang yang duduk bersempit sempit ria.
"Burger"
"Pizza"
"Ayam"
Taeyong menghela napas. Ia kemudian menoleh ke arah bangku belakang. "Dah, kalian suit aja. Yang menang bebas pilih menu makan siang" lerainya agar tidak terjadi perdebatan diantara adik adiknya.
"Batu kertas gunting"
"ARGHH" mark mengerang kesal karena hanya dia yang mengeluarkan batu sementara dua adiknya mengeluarkan kertas. "YES" jeno dan sungchan yang duduk mengapit mark bersorak karena mengalahkan kakak mereka dalam suit.
"Oke, giliran kita. Batu kertas gunting" keduanya mengeluarkan kertas bersamaan.
"ulang ulang. Batu kertas gunting" keduanya mengacungkan kedua tangannya yang terkepal. "ARGH" teriak sungchan.
"Batu kertas gunting"
"YEAY BURGER" sungchan kembali bersorak. Kali ini sorakan bahagia karena berhasil menunjukkan dua jari tangannya mengalahkan jeno yang menunjukkan tangannya yang telungkup.
"Burger, bang" ujarnya sambil tersenyum penuh kemenangan kepada jaehyun yang hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia kemudian mencari restoran burger terdekat dengan gedung kedutaan karena taeyong perlu akses untuk menerobos sistem pengamanan gedung.
"Biasa kan?" Jeno yang duduk di pinggir berinisiatif untuk memesan makanan. "Biar gue aja, gue mau jajan banyak" mark menawarkan diri membuat jeno mengurungkan niatnya. Mark kemudian turun dari mobil miliknya yang sudah terparkir di depan gedung kedutaan.
"bang" jeno memberanikan dirinya untuk bertanya kepada taeyong yang sedang duduk di kursi samping jaehyun dengan laptop di pangkuannya. "Hm?" Gumamnya masih fokus ke dalam pekerjaannya.
"abang tau papanya jaemin?" jemari tangan taeyong yang mengetik spontan berhenti. "Kenapa?"
"dia ditembak di jepang. Abang tau kenapa?" Taeyong mengangkat bahu. "gue ngga ada urusan sama dia kalau lo mau tahu. Well ada sih sebenarnya, tapi dia pihak kita" ujar taeyong kembali fokus dengan laptop nya.
"orang penting kaya beliau tuh pasti ada aja yang ngincer, jen. Mau dari pihak dia yang membelot atau emang pihak kontra dari dia" jaehyun menambahkan sambil bersandar di kursinya.
"oh jadi alasan itu abang ngga mau kita jadi politikus" sungchan menyahut. Jaehyun tertawa pelan. "kalau lo emang mau, ya silakan aja. Tapi diantara kita ngga ada yang berbakat di bidang sana soalnya" sungchan ikut tertawa mendengar ucapan jaehyun.
"kalau lo mau bantu ya silakan, kita bisa cover kok. Papanya jaemin aman" taeyong menyahut. Jeno menoleh. "boleh?" Kakak sulungnya menganggukkan kepalanya. "boleh boleh aja. Dia bersih. Lo bisa dateng ke rumahnya setelah ini" taeyong dengan santai menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGNO
FanfictionBritish English: kingdom /ˈkɪŋdəm/ noun A kingdom is a country or region that is ruled by a king or queen.