REGNO [75]

713 106 5
                                    

"abang udah mau direhab di sini?" Jeno bertanya sambil mengambil pizza di bagasi mobilnya.

"udah mau kok, udah tenang dianya. Ini lagi mau otw ke tempat rehab yang kemarin kita pilih. Kantor ngga ngomong apa-apa kan?" Jaehyun membalas. Ia masih berada di paviliun untuk membantu taeyong pindah ke pusat rehabilitasi yang mereka pilih. Sebuah pusat rehabilitasi yang berada di pusat kota yang bisa menjamin keamanan taeyong dari publik dan masyarakat. Identitasnya harus tetap terjaga. Pengamanan nya pun cukup ketat mengingat dia saksi kunci persidangan presiden. Taeyong harus tetap disini selama penyelidikan berjalan sebelum dibawa kembali ke tempat asal mereka untuk rehabilitasi penuh mengingat dia kecanduan dengan narkotika sudah cukup parah.

"ya udah kak, kalau ada apa-apa nanti telepon jeno aja biar jeno bisa bolak balik" ujar jeno sebelum menutup teleponnya dengan jaehyun.

Jeno berjalan menuju sebuah taman yang cukup rindang dan asri. Ia dan teman temannya akan berkumpul hari ini, mumpung mereka libur dan jeno sedang tidak bekerja.

Dan berdasarkan usulan lia, mereka akan melakukan camping di hari yang kebetulan cerah ini.

"Nih pizza-nya" jeno berujar sambil meletakkan tiga box pizza di tikar yang sudah mereka bentangkan. Sudah banyak makanan dan minuman yang memang sengaja mereka beli.

Ada cheese cake, ada pizza, ada cola, ada kopi, serta ada juga snack snack yang lainnya.

"Jaemin, fotoin gue" jaemin yang sedang merebahkan diri sambil memakan chips miliknya menoleh ke arah ryujin yang meminta nya untuk mengambil gambar. "Iya, bentar" ujarnya sambil mengambil kamera mahal kepunyaan nya. Ia mengotak atik sejenak kemudian bangkit untuk memotret kekasihnya.

"Eh ada yang bawa sunscreen ngga? Kebakar banget muka gue soalnya" somi mengeluh. Kulitnya yang putih nampak mulai merah karena panas matahari yang sebenarnya cukup redup pada sore hari ini. "Nih ada gue" yeji dengan cepat mengeluarkan sebuah sunscreen kepada somi agar bule tersebut segera mengoleskannya kepada wajah agar tidak terbakar

"Gimana rasanya jadi abang, jen?" Renjun yang berbaring di karpet bertanya kepada jeno, lia juga merebahkan tubuhnya dengan kepala di atas perut renjun. Jeno mengangkat bahu. "Ngga ada bedanya nambah adek sebiji, gue abangnya sungchan juga kalau kalian lupa" jeno menyahut santai sambil membuka kotak pizza yang tadi ia bawa kemudik mengambil satu slice pizza dan memakannya.

"Iya sih, dia bukan anak bungsu. Yang kena culture shock mah si jaemin. Selama dia hidup dia jadi anak tunggal dan tiba-tiba dia punya abang aja secara tiba-tiba" haechan yang sudah memangku doritos menyahut.

"Kenapa sama gue? Kok nama gue disebut-sebut?" Jaemin berujar selepas kembali memotret ryujin ditangannya masih ada kamera yang ia pegang dan kalungkan di leher.

"lo kena culture shock ngga waktu tiba tiba punya abang kaya dia?" Haechan bertanya sambil menunjuk Jeno yang sedang memakan pizza nya dengan dagu. Jeno mendengus kemudian menendang kaki haechan menggunakan kakinya. "dih"

Jaemin tertawa pelan kemudian menggelengkan kepalanya. "engga, kan kita sebelumnya udah deket dan ngga ada bedanya juga. Kan kita tinggal beda rumah" jaemin menjawab apa adanya.

"loh kalian tinggal nya ngga satu rumah?" Somi berujar kepada jaemin dan jeno yang dibalas keduanya dengan gelengan. "engga. Eh gue minta anjir jangan dihabisin'" jaemin mengambil doritos milik haechan dan memakannya. "Iye ini iye ngga dihabisin"  haechan memberikannya kepada jaemin.

"Engga, kita ngga tinggal serumah. Ngga tau kenapa tuh jeno ngga mau tinggal sama mama sama gue" jaemin menyahut sambil mengunyah doritos nya.

"Ya gimana, gue kebiasa hidup tanpa orang tua. Malah jadi aneh kalau tinggal bareng ntar. Gue takut nyakitin ntar jadi mending ngga usah. Liat dari jauh aja, toh gue ngga bakal disini lagi" jeno menyahut santai. "Loh lo beneran pindah dari sini? Yeji tau?" Yeji menganggukkan kepalanya.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang