REGNO [11]

742 140 4
                                    

"yeji, you okay? Ya Tuhan, seharusnya lo ngga usah berangkat sekolah kalau kaya gini" ryujin bertanya heboh melihat kedatangan yeji di pagi hari ini setelah sekian lama absen.

Jeno yang sedang mendengarkan musik di tempat duduknya menoleh, menatap kehadiran yeji yang nampak sangat berbeda dengan sebelum sebelumnya.

Yeji datang dengan wajah pucat, tidak ada lagi make up di wajahnya yang memberi kesan cantik dan menyegarkan, rambut nya yang lurus panjang  dibiarkan tergerai menutupi seluruh wajahnya yang berjalan dengan menunduk.

Pakaian yang membentuk lekuk tubuhnya sudah tidak lagi ia gunakan. Rok nya yang biasanya diatas lutut kini hilang entah kemana digantikan rok dibawah lutut yang tidak membentuk tubuh. Seragam bagian atasnya pun sudah hilang , ditutup dengan Hoodie oversize yang menenggelamkan hingga paha.

dan yeji, tidak lebih daripada makhluk hidup yang seolah tak bernyawa.

"YEJI? LO SAKIT APA?" Lia yang baru datang bersama renjun berteriak melihat kedatangan yeji yang hampir satu Minggu absen. Tidak ada yang tahu pasti karena apa gadis ketua dance ini membolos sekolah dan Jeno hanya bisa memberi keterangan melalui tulisan tangan jaehyun yang mengabarkan yeji sedang sakit.

"gue gapapa. Demam" jawab yeji pelan tidak ada semangat di dalamnya. dia bahkan tidak mengangkat kepalanya saat menjawab pertanyaan dari sahabat sahabat nya. Ia malu. Ia tidak lagi suci.

Dan Jeno melihat semua gerak gerik dari yeji. Bagaimana tangan kirinya terkepal di balik Hoodie, bagaimana matanya tidak ingin melakukan kontak dengan semua orang. Bagaimana perlahan tangannya gemetar saat Lia menyentuhnya.

"lo beneran naksir yeji?" jaemin bertanya kepada Jeno yang sedari tadi menatap yeji dalam diam. Jeno menoleh. "maksudnya?"

jaemin menyeruput kopi kaleng keduanya di pagi hari ini. "mata lo ngga bisa bohong, jeno. Lo naksir dia dari awal lo ketemu" Jeno hanya berdecih sebagai pengalihan.

"dia kayanya aneh banget" renjun yang baru saja duduk menyahut. Jaemin menoleh. "Beda kenapa?"

"Ya gitu, gue ngeliat sayatan di tangannya tadi. Ngga sengaja ketutupan hoodie. Ya gue ngga mau ikut campur, itu masalahnya dia sih. Ngga etis juga gue komentarin dia apalagi dia kondisi kaya gini. Masalahnya pasti berat" renjun berujar tidak mau ikut campur. Jaemin setuju. Setiap orang punya masalahnya masing masing dan jaemin tidak berhak ikut campur jika mereka tidak ingin kita masuk ke dalamnya.

Jeno yang sejak tadi mendengarkan obrolan kedua temannya, hanya bisa terdiam. Melirik yeji yang menundukkan kepalanya di kursinya duduk. Ia hanya bisa menghela napasnya kemudian kembal melanjutkan kegiatannya.

"Dek, beliin nasi dua bungkus sama air mineralnya dua" jeno yang melihat sungchan sedang mengantre di paling depan segera mendekat. Sungchan menatap Jeno kesal. "Antre dong, gue udah nunggu lama"  Jeno mendengus malas.

"gue traktir apa pun yang lo mau buat makan siang. Udah beliin, gue nunggu di sana" Jeno memberikan selembar uang berwarna merah kepada sungchan yang dibalas dengusan. Untung kembaliannya banyak.

Jeno menunggu di sebuah kursi yang berada tidak jauh dari sungchan hanya duduk menunggu sambil memainkan ponselnya. Ia kemudian menatap ke arah koridor, itu Mark?

Mark dengan wanita?

LOH?

SEJAK KAPAN PRIA HOMOSEKSUAL ITU MEMPUNYAI PACAR?

well, Mark tidak homo. Hanya saja dia tidak pernah punya pacar sama seperti Jeno.  Tapi kenapa di lengan kanan Mark melingkar sebuah tangan perempuan.  Cantik pula.

"nih nasi nya, nih kembaliannya" sungchan mengantarkan satu kantung plastik di tangannya. Jeno menoleh. "Itu Abang lo pacaran?" Jeno berbisik kepada sungchan. Sungchan yang sedang meminum pop ice coklat miliknya menoleh kemudian membelalakkan matanya terkejut. "loh? Sejak kapan dia pacaran?"

"wah, bentar bentar, gue foto dulu. Lumayan buat jadi bahan gibahan gue sama bang taeyong"  cepat cepat, sungchan meletakkan piring makanan nya dan mengambil ponselnya.

Ini akan jadi bahan gibahan yang menarik di meja makan mereka!

Jeno hanya menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menepuk bahu sungchan sebelum berjalan meninggalkan adiknya.   "ntar kirim ke gue ya?"

Sungchan hanya mengangkat ibu jarinya tanda setuju.

Tujuan kakinya melangkah adalah unit kesehatan sekolah. Jeno menghentikan kakinya tepat sebelum pintu ruang unit kesehatan terbanting dari dalam.

Wanita yang Jeno ketahui bernama Karina, keluar dari unit kesehatan dengan dengan wajah penuh emosi. Jeno hanya bisa mengusap usap Dadanya saat suara pintu tadi mengejutkan dirinya.

"tadi itu kenapa?" Jeno bergumam sambil berjalan masuk ke dalam salah satu ruangan.

"makan dulu" ujarnya sambil meletakkan makanan yang tadi dia pesan di meja yang ada di samping ranjang dimana seorang wanita tengah menunduk di ranjang. Yeji mendongak.

"menangis lagi? Dia itu tadi kesini?" Jeno bertanya sambil membuka air mineral yang tadi ia beli sebelum memberikannya kepada yeji. "Minum"

Yeji menurut. Ia meminum air mineral pemberian Jeno dengan tergesa. Tangan Jeno kemudian bergerak mengambil kotak PPPK di dekat pintu.

"liat" ia kemudian membuka lengan  Hoodie yeji dengan paksa. Ia hanya bisa menghela napas melihat luka yang ada pada lengan kiri ketua eskul dance tersebut. Sebuah luka sayatan yang Jeno yakini baru saja dibuat karena lukanya belum kering.

"kalau mau selfharm, dirapikan lagi bekasnya" yeji yang tadi sudah gemetar bukan main karena ada yang mengetahui lukanya. Jika saja ini Lia, Lia akan berteriak dan marah marah kepadanya. Tentu saja. Itu hal mutlak. Tapi mengapa pria dihadapannya berbeda?

"gue pernah ngelakuin hal yang sama" Jeno sedikit melepas tiga kancing teratas miliknya, kemudian menunjukkan sebuah luka sayatan ciptaannya beberapa tahun lalu. Sayatan yang sebenarnya cukup dalam karena dia langsung dibawa rumah sakit oleh jaehyun. Dan ini berbekas sampai sekarang.

"is it okay?" yeji berbisik sambil menyentuh luka melintang milik jeno. Jeno mengangguk.

"it is. Kata taeyong, tidak apa apa kita melakukan kesalahan. Tidak apa apa tubuh kita sedikit rusak. Yang penting jangan diulangi lagi. Biarkan luka yang ada pada tubuh menjadi tanda. Tanda kita pernah ingin hidup" Jeno berujar lembut.

"taeyong?" Yeji bertanya bingung. Nama itu asing bagi dirinya. Jeno mengangguk. "Kakak sulungku"

Jeno bukanlah pria kuat. Jeno adalah anak yang sudah hancur sejak kecil lalu diambil taeyong yang membesarkan nya hingga dia menjadi pria kuat seperti sekarang.

Luka luka pada tubuhnya benar benar masih ada bekasnya. Kata taeyong tidak usah merasa malu. Jeno pernah berjuang untuk hidup.

yah setidaknya pria sinting itu adalah orang baik. Walau sering tidak waras saja kelakuannya.

"jadi tidak apa apa. Kamu makan aja, biar aku rapikan lagi ya? Aku izin pegang tangannya" Jeno dengan telaten membersikan luka yang sepertinya dibalut asal dengan kasa. Masih ada darah kering di sekitar nya.

"dimakan nasinya" Jeno mendongak saat merasa yeji menatapnya dalam diam. Ia menatap netra gelap milik sang wanita dalam dalam.

Kini dia tahu mengapa gadis ini magnet untuknya, karena Jeno melihat dirinya sendiri pada tubuh gadis di depannya. Tubuh dan hati yang sama sama terluka.

———

Indonesia,  26 Mei 2022

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaaa bestie 👍 like komen yaap buat next update

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang