REGNO [62]

600 112 17
                                    

"kita turun kapan?" mark bertanya kepada taeyong yang sedang berdiri sambil merokok. Mereka sekarang berada di sebuah gedung kosong yang berada tidak jauh dari tempat yeji tinggal. Sebuah bangunan yang mereka pakai untuk mengintai dan mempersiapkan penyerangan.

"tengah malem. Saat semua penjaga udah tidur" ujarnya sambil menatap keluar dari gedung tua yang memiliki dua lantai. Beruntung sekali pagar bangunan ini masih kokoh sehingga mampu menyangga badan taeyong.

"Kalian semua harus turun selain sungchan yang digunakan agar berjaga" jaehyun yang sedang memainkna ponselnya menoleh. Dia tidak biasanya diperintahkan untuk turun di lapangan. Biasanya dia akan mengurus administrasi dengan kepolisian serta kejaksaan.

"aku mempersiapkan diri" mark menepuk bahu taeyong sekali sebelum melangkah kembali menuju sungchan yang sedang mengelus elus laras panjang miliknya.

"Sorry gue udah berburuk sangka" jeno dengan menundukkan kepalanya berujar pelan kepada taeyong yang hanya bisa tersenyum tipis. "Siapkan dirimu. Kekasihmu akan tau siapa kau sebenarnya" taeyong membuang rokoknya menilik jam di tangannya, pukul sebelas lebih lima puluh lima. Mereka harus bersiap.

"tidak ada rencana berarti. Gue masuk lewat atas, mark yang mendobrak pintu depan bersama jaehyun dan jeno. Sungchan lo mengawasi seperti biasa. Jangan khawatirkan tentang pengawal yang berjaga, Johnny dan yuta yang akan menghabisi mereka. Ingat, tangkap dia hidup hidup. Jangan ada yang membunuh selain gue. Langsung bongkar tempat penyimpanan yang ada di rumah yeji" taeyong memberi instruksi sambil memakai earpiece miliknya.

"go" sungchan yang pertama kali keluar, berjalan melalui pintu belakang menuju semak semak yang cukup lebat, bersembunyi entah kemana. Pergi mengintai dari kejauhan dengan serentetan peluru yang berada di saku serta senapan yang siap melumpuhkan siapapun.

Keempat bersaudara yang lain keluar dari rumah kosong tersebut dengan santai. Tidak sih, hanya taeyong saja yang berdiri begitu santai. Ketiga saudarnya sudah memakai pakaian anti peluru dalam bentuk jaket sementara dia masih memakai hoodie hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya.

"kalian bisa mengcover mereka, kan?" Taeyong bertanya kepada yuta dan Johnny yang berdiri di depan Lamborgini milik Johnny. Yuta nampak mentereng dengan rambut merah miliknya sementara Johnny menguap kemudian menganggukkan kepalanya. "Ini ngga apa apa kan gue remukin kepalanya atau paling dikit gue tinju sampai ugd" Johnny mengangkat tangannya, meregangkan tangannya untuk siap meninju.

"bunuh saja. Taeyong akan menutup semuanya setelah ini" yuta yang memainkan shuriken miliknya menyahut dengan santai seolah kematian adalah hal yang tidak lagi asing bagi mereka.

Dalam hati jeno meringis. Ingatkan dia agar tidak ikut campur dengan teman teman abangnya.

"gue duluan" dengan mudah, taeyong naik ke pagar. Berjalan masuk ke dalam kawasan rumah menuju pintu belakang yang untungnya otomatis. Berterima kasihlah kepada jeno yang sudah meletakkan alat penyadap dan perekam dalam rumah ini serta kemampuan menyadap nya sehingga dia bisa dengan mudah masuk ke dalam

"Seharusnya sekarang jadwal penjaga pulang, jadi kalian bisa aman. Lompat ajalah jangan kaya orang mau demo" yuta menyahut kemudian mengangkat tubuhnya mengikuti taeyong. "move" mark yang sudah menutup wajahnya dengan penutup wajah bersuara.

Dialah 2nd in command disaat saat seperti ini. Memimpin serangan bersama saudaranya yang lain sementara pemimpin mereka bekerja dengan hal yang lain. Bersembunyi dan muncul disaat yang dibutuhkan.

"aman" jeno yang sudah memakai penutup wajah saat dia sudah mendarat dengan aman di halaman rumah kekasihnya. Ia melihat sekitar, tidak ada penjaga. Sebuah kebodohan yang patut jeno akui. Tapi saat saat seperti ini, tanpa ada orang, ayah dari yeji akan melakukan transaksi sendiri tanpa orang lain tahu.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang