"gimana sekolah disini? Menarik?" taeyong yang sedang duduk sambil memangku semangkuk froot loops bertanya kepada adik adiknya yang sekarang ini nampak akur.
Mereka tengah berkumpul di ruang tengah dengan kegiatan masing masing. Taeyong sedang makan snack (dia menganggap sereal itu Snack), jaehyun sedang ada webinar entah apa itu namanya tapi dia malah terkantuk kantuk di meja, mark sedang membaca buku teori adanya alam semesta, Jeno sedang mengerjakan tugas, dan sungchan menggelepar kelelahan di ruang tengah.
"not bad, aku sudah punya teman" mark menyahut sebelum kembali fokus dengan bacaannya.
"sudah tahu mau ambil apa untuk kuliah?" taeyong bertanya sambil mengunyah, bibirnya mengerucut. Tumben sekali pria ini tidak marah marah. Mungkin karena tidurnya cukup dan asupan untuk perutnya sudah penuh. Mark menganggukan kepalanya. "kedokteran" jawabnya lugas, yakin, dan tanpa beban.
Taeyong hanya menganggukkan kepalanya. "good. Kita perlu dokter disini. Jika salah satu kita sekarat setidaknya ada satu orang yang berguna" Jawabnya enteng. Mark hanya mendengus.
"kau bagaimana?" Jeno menoleh saat kaki taeyong menendang pinggang nya. "aku kenapa?"
taeyong menyuap lagi froot loops nya. "sudah punya teman atau kau sudah punya pacar?"
"Teman ada. Pacar tidak ada" taeyong hanya menggelengkan kepalanya miris. "kasihan sekali, wajah tampan kok menjomblo"
"Tidak usah banyak bicara. Kau sendiri saja tidak punya pacar" taeyong membulat kan matanya saat Jeno menyindirnya! Enak saja! Dia punya pacar!
"jisoo lagi ketemuan Gucci di Amerika, ya! Gue punya pacar" empat orang dihadapan taeyong mendengus tidak percaya. Bagaimana bisa orang bernama jisoo yang notabenenya adalah anak dari menteri keuangan negara bisa takluk kepada pria yang mirip punuk unta ini?
"ga percaya. Jisoo itu cantik, pintar, bodynya bagus. Kau apa? Tukang tidur, pemalas, pengangguran, tidak punya uang, sering tidur dengan perempuan lain--"
"HEI HEI HEI" taeyong protes tentu saja degn mulut yang mengunyah. Bahkan susunya sedikit terciprat dari mulutnya. Jaehyun yang tadinya sedang duduk dan merebahkan kepalanya langsung berdiri tegak karena cipratan susu mengenai kulit nya yang putih. "lo bisa ngga sih makannya jangan sembarangan?" Jaehyun langsung menyembur taeyong dengan amarah.
Bukannya marah, taeyong malah berbinar. "Wah jaehyun, lo belajar bahasa dengan baik" pujinya sambil mengunyah.
Jeno hanya menatap malas ulah kakak sulungnya yang sudah mulai kumat gilanya.
"oke, sepertinya kalian harus ikut kelas bahasa bersamaku" taeyong lagi lagi berujar dengan antusias membuat empat orang yang sedang fokus dengan kegiatannya menoleh.
"ngga. mending aku belajar dengan temanku" Jeno menyahut sambil tangannya kembali menulis. Mark mendengus.
"tidak terimakasih. Temanku mengerti apa yang aku bicarakan" Mark menolak dengan tegas. Bisa bisa nilai bahasanya semakin hancur saat belajar dengan taeyong.
"Gue udah bisa, ya?" Jaehyun menyahut santai. Dia mengangkat bahu, tidak ada sama sekali dalam pikirannya dia akan belajar dengan buruk karena taeyong itu sama bodohnya.
"Sungchan?" Taeyong menatap sungchan dengan mata bulatnya yang berbinar. Berharap kali ini sungchan setuju dengan dia.
"najis" mereka semua membulatkan matanya saat sungchan berujar dengan spontan.
"hei kau belajar dari mana kata itu?" Taeyong berujar histeris kepada adik bungsunya yang sudah mengetahui sebuah kosa kata baru.
ya walaupun kata kasar.
"Chenle mengajariku" jawab sungchan tanpa dosa. Taeyong melotot, sudah siap akan menyembur Sungchan jika saja ponselnya tidak berdering kencang.
"sore" ujarnya dengan nada suara datar. Ia kemudian meletakkan cerealnya di pangkuan jaehyun sebelum berjalan kembali ke kamar sambil menelepon.
"misi lagi?" Mark yang kali ini menutup bukunya bertanya kepada jaehyun yang sekarang menyuap makanan milik taeyong ke dalam mulutnya. Jaehyun mengangkat bahu.
"apalagi? ""katanya kita akan berubah menjadi manusia normal. Tapi kenapa kita harus ada misi lagi?" Sungchan bertanya sambil duduk. Rambutnya berantakan karena sedari tadi ia terkapar di lantai.
Bersosialisasi membuat dia kelelahan.
Jaehyun lagi lagi mengangkat bahu. "bukankah hidup normal sedikit mustahil bagi kita?" Jawabnya realistis. Ketiga orang yang lebih muda hanya menganggukkan kepalanya setuju. Bagi mereka, hidup normal mirip seperti daging sapi premium. Pernah merasakannya tapi tidak pernah bertahan terlalu lama.
"Leonardo, bisa ikut aku?" Mark yang merasa terpanggil segera mengangggukan kepalanya kemudian berjalan meninggalkan tiga orang yang masih berada di ruang tengah untuk menemui taeyong yang sedang menunggunya di kamarnya.
Bahkan taeyong menutup pintunya saat mark sudah masuk ke dalam kamar.
Sebuah pembicaraan yang sangat amat serius.
"Menurut kalian, seberapa berbahaya misi kali ini?" sungchan bertanya sambil meletakkan dagunya di sofa. Tubuh nya yang jangkung nampak menghalangi jalan. Namun dia tidak peduli. Mereka kan punya mata. Masa tidak bisa melihat dia disana?
"Kalau sampai Leonardo dipanggil, sepertinya berat" jaehyun berpendapat. Tidak biasanya taeyong memanggil mark untuk membicarakan misi. Jika Mark sudah dipanggil, pasti ada hal besar yang menunggu mereka. Karena Mark adalah otak diantara mereka.
Taeyong si otak udang itu akan gegabah membuat keputusan sehingga dia butuh otak cerdas dari Mark.
"tunggu saja jatah libur kita berkurang" Jeno menyahut. Ia kemudian bangkit dari duduknya selepas menutup bukunya. "Mau kemana?" Sungchan bertanya sambil berkedip sehingga mata rusanya terlihat lucu saat berkedip.
"hujan" ujarnya singkat. Sungchan mengerutkan keningnya. Dia tahu diluar sedang hujan. Lalu korelasinya dengan Jeno yang berdiri itu apa?
"mau buat mi instan" sungchan membulatkan matanya.
"Aku mau! Telur nya dua! Pedas pakai cabai! Jaehyun kau mau?" Sungchan menawarkan pada jaehyun. Jaehyun menganggukan kepalanya.
"Aku juga. Sekalian dengan Mark dan taeyong" jaehyun menyengir sambil meletakkan mangkuk sereal di meja. Jeno hanya bisa mendengus kesal tapi tetap melaksanakan perintah mereka.
"Hujan turun deras sekali" jaehyun berkomentar saat mendengar suara petir bersahut sahutan dengan bunyi rintik hujan yang turun.
"Jeno dimana?" Taeyong bertanya keberadaan satu orang yang hilang entah kemana. "buat mie" ia kemudian memakai jaket kulit miliknya sementara Mark kembali duduk di sofa. Ia kembali melanjutkan bacaannya.
"mau kemana?" jaehyun bertanya saat taeyong mengambil kunci motor dari gantungan. "Bertemu soohyuk. Ada yang harus kuurus. Mi untukku buatmu saja jae. Kau kan gendut" jawabnya sambil mengambil helm yang ada di dekat ruang tamu.
"AH IYA" mereka semua menoleh ke arah sungchan yang sedari tadi diam lantas berteriak secara tiba tiba. Dia ini kenapa? Kerasukan hantu penunggu rumah?
"kau kenapa?" Jeno yang datang membawa dua mangkuk mi menyahut.
Sungchan menghadap orang orang yang lebih tua kemudian menyengir. "Aku lupa kalau aku harus membawa katak ke sekolah besok"
semua orang terdiam. Sekarang sedang hujan besar. Dan sebentar lagi malam. Dan sungchan baru bilang sekarang?
"SUNGCHAN"
———
Indonesia, 11 Mei 2022
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaaa bestie
KAMU SEDANG MEMBACA
REGNO
FanfictionBritish English: kingdom /ˈkɪŋdəm/ noun A kingdom is a country or region that is ruled by a king or queen.