REGNO [26]

734 126 7
                                    

setelah lebih dari dua belas jam mereka melakukan perjalanan darat, mereka sampai di sebuah pantai yang cukup indah. Masih jarang bagi orang orang datang kemari.

"Pantes mahal, asri begini" jaemin yang turun dengan gitar di punggung menyahut. Ia kemudian menghirup udara segar khas pantai yang benar benar membuat nya segar. Renjun disampingnya tersenyum. Tidak sia sia dia survey ke tempat ini.

jam sekarang menunjukkan pukul sembilan malam, membuat mereka harus cepat cepat masuk ke dalam tenda untuk beristirahat karena kegiatan akan dimulai pada pagi hari. Jeno mendapatkan roomate, seperti biasa, haechan jaemin dan renjun jika pria cina itu tidur disana.

"Kamu tuh, kan belum sehat betul. Ngapain juga cape cape gitu? Udah mending duduk diem. Kasih ke anggota kamu yang lain daripada harus kaya begini" Jeno yang sedang menghangatkan tubuh di depan api unggun menoleh saat lia datang sambil menyeret renjun dengan bibirnya yang masih mengomel layaknya bebek. Renjun hanya di pasrah saat kekasihnya menari dirinya karena dia juga belum pulih seratus persen dari kecelakaan kemarin tapi sudah bolak balik seharian mngatur anak anak sekolah yang berjumlah lebih dari dua ratus siswa.

"Mak Lia udah ngomel mulu itu" haechan yang baru saja selesai mandi langsung berujar. Jeno hanya menggelengkan kepalanya. Ia memilih duduk di karpet yang berada di dekat tenda milik mereka. Ia sudah mandi tadi. Dan sekarang memakai kaus lengan panjang dengan jaket jeans yang melapisi tubuhnya.

"ya gimana ngga ngomel, gue aja masih suka pusing tuh kokoh kokoh satu tulang rusuknya kena tapi kaya aktif aja. Ntar paling sebelum tidur dia ngeluh" jaemin yang memakan cheese ball miliknya menyahut. Bibirnya mengerucut karena mengunyah.

"nih diem. Duduk kaya temen temenmu bisa ngga?? Kamu tuh masih pemulihan, renjun. Duduk. Ini juga pasti belum makan siang kan? Makan dulu" renjun hanya pasrah saat Lia mendudukan dirinya di samping teman temannya. Beruntung karpet mereka lebar dan menyatu dengan tenda, jaemin bahkan tengah tengkurap dengan seluruh tubuh di dalam tenda sementara kepalanya di karpet sambil mengunyah cheese ball. 

Malam ini seperti nya murid murid lain masih sangat kelelahan karena sebagian besar masih berada di tenda untuk beristirahat. Ada beberapa yang masih mandi ataupun mengambil jatah makan malam mereka. Ada juga yang sedang mengambil gambar atau menghubungi keluarganya.

"udah kali lia. Jangan marah marah mulu. Laki lu mogok makan nanti" somi yang melihat lia berada di dekat kekasihnya lantas menghampiri dengan ryujin.

"bagi ya, jangan pelit lu" ujar ryujin sambil mencomot cheese ball milik jaemin. "iya beb, makan aja" ujarnya.

"yeji kemana?" Jeno bertanya saat melihat kekasihnya tidak ikut datang. "lagi ambil makan kayanya, tadi sekalian mandi" ryujin menyahut walau mulutnya penuh dengan cheese ball.

"ooh" Jeno hanya menganggukkan kepalanya.

"tuh orangnya" somi menunjuk yeji yang datang dengan dua dus makan malam serta handuk dan peralatan mandi di tangannya. Rambutnya seperti nya belum kering.

"nih makan, kamu belum ambil kan? Tadi belum ada nama kamu di daftar soalnya" ujar yeji sambil duduk di samping Jeno. Dia sudah memakai sweater berwarna merah maroon dan celana longgar berwarna hitam.

Jeno tersenyum. "thank you. Padahal tadinya aku mau ke sana habis ini" ujar Jeno sambil membantu yeji menurunkan kotak berisi makan malam mereka.

"kalian udah makan, belum?" Tanya Jeno kepada teman temannya. Mereka menganggukkan kepalanya. "udah tadi waktu lo mandi" haechan yang sekarang mengambil gitar menyahut.

"siniin handuknya, kamu makan aja dulu" Jeno meminta handuk berwarna pink muda milik yeji kemudian mengeringkan rambut kekasihnya sementara yeji sudah mulai membuka box makan nya. Membiarkan rambutnya berantakan oleh pemilik mata bulan sabit tersebut.

"eh njun, boleh bawa bir kaga sih?" Jaemin bertanya kepada renjun yang sedang minum. Renjun menggelengkan kepalanya. "Ya menurut lo aja anjing, ini kan kegiatan sekolah mana boleh bawa minuman keras begitu" ujar renjun ngegas.

"Lagipula lo aja kaga kuat minum begituan" renjun menyindir jaemin. Haechan yang sedang menyetel kunci gitar mendengus. "Kalian dua duanya payah. Mendingan Jeno noh. Minum dosis paling tinggi, paling banyak, tetep sadar sampai pagi" haechan membalas ucapan renjun.

"kamu minum, renjun?" Renjun melotot ke arah haechan.  Lia tidak tahu kalau renjun minum masalah nya! Bisa digeprek lia.

"udah lama yang, beneran deh. Tanyain mereka. Waktu itu nemenin jaemin doang terus nyicip dikit" renjun beralasan membuat Jeno yang sedang makan sambil sedikit menunduk tertawa pelan. tidak ingin menjawab apa apa daripada renjun kena omel lagi.

Kasihan tubuhnya sudah kecil, nanti bisa bisa dia tertiup angin malam.

"kamu minum?" yeji yang sudah menelan makanannya berbisik kepada Jeno. Jeno menoleh dan mengangggukan kepalanya jujur.

"Apa yang kamu harapkan dari orang pindahan dari Amerika?" Jeno menjawab santai. Yeji meringis. Benar juga.

"Tumben kamu ngga ngerokok?" Jeno menggelengkan kepalanya. "disita"

"disita? Sama siapa? Guru?" Jeno menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan beruntun dari yeji. "Sama Abang. Ketahuan rokoknya kena milo"

"milo? hewan peliharaan?" Jeno mengangguk. "kucing?" Yeji bertanya lagi. Jeno meringis. "Iya, anggap aja gitu" jawabnya mencari aman. Masa iya dia memberi tahu kalau keluarganya memelihara beruang dan harimau?

"help" ujar yeji saat kesusahan membuka botol minum. Jeno yang sedang merapikan sisa makanan nya menoleh saat yeji meminta tolong karena tangannya terkena minyak. "sebentar, aku lap tangan dulu" ujar jeno sambil mengelap tangannya dengan tisu kemudian meraih botol milik yeji dan dalam sekali putaran ia berhasil membuka nya.

"mau langsung tidur atau main disini?" Tanya Jeno sambil bangkit untuk membuang sampah sisa kotak makan malam mereka. "disini aja, nanti kesana nya bareng sama yang lain" Jeno mengangguk paham kemudian berjalan untuk membuang sampah sesekali membalas sapaan dari teman temannya.

"cape ya?" Jeno menoleh saat ia merasa punggung nya sedikit berat, rupanya yeji tengah menyender di punggungnya. Yeji mengangguk pelan. "mau langsung tidur aja? Aku anter ya ke tenda daripada kamu kecapean gini" tawar Jeno.

"tapi yang lain?" Tanya yeji yang tidak enak dengan teman teman lainnya.

"Eh gue anter yeji ke tenda bentar ya? Kasian anaknya udah kecapean gini" ujar Jeno menyela pembicaraan yang lain. Mereka menoleh. "oh iya gapapa. Di anter aja Jen, takutnya dia jatuh karena sempoyongan gitu. Yeji, entar gue nyusul kok bentar lagi nunggu si kokoh minum obat" lia menyahuti. Tentu saja ia tidak keberatan karena mau bagaimanapun rasa mengantuk dan lelah juga wajar.


"bangun yuk, aku anterin ke tenda. Atau mau aku gendong?" Yeji menggelengkan kepalanya. "jalan aja" ujarnya sambil menguap.

"gue duluan ya" ujar yeji berpamitan. "sleep well, yeji" haechan yang sedang makan keripik menyahut.

"enak ngga tidur nya? Atau mau aku sewain hotel biar tidurnya nyaman?" Jeno bertanya setelah sedikit membuka tenda milik yeji. Yeji sedang berusaha menata bantal yang memang sengaja ia bawa dari rumah.

"ga apa apa Jeno. Ini juga udah nyaman" ujarnya menolak tawaran Jeno. Jeno hanya menghela napas melihat yeji sudah mulai berbaring.

Jeno lantas membuka jaket jeans hitam miliknya kemudian menyelimuti yeji dengan jaket nya. "biar ngga terlalu dingin" ujarnya.

"thank you, Jeno" Jeno hanya menganggukkan kepalanya. Ia bergerak mendekat kemudian mencium kening kekasihnya.

"Ya udah aku balik lagi ya. Ini tenda nya aku tutup. Sleep well, cantiknya Jeno"

————

yak benar sekali, hari ini double update.

Selamat membaca, mohon maap kalau ada typo karena jariku besar besar dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaaa 🤜👍

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang