REGNO [59]

583 105 4
                                    


"Kalian berdua sejak kapan berhubungan? Bahkan sampai dia punya anak sebesar ini?" Jeno kecil yang sedang bermain mobil mobilan miliknya dengan gembira harus berhenti dan bersembunyi di balik sofa saat suara mamanya berteriak begitu kencang bahkan suaranya benar benar bisa terdengar hingga lantai atas rumahnya. Jeno kecil ketakutan saat mendengar suara mama nya yang biasanya tidak pernah menaikkan nada suaranya.

Ia mengintip dari sela sela sofa, bisa ia lihat mama nya tengah menangis dihadapan papa nya dan seorang perempuan seusia mereka berdua yang jeno tahu, tante itu adalah sahabat mamanya. Dia pernah sesekali bermain ke rumah tante itu bersama mama.

"Fine, aku minta cerai dan aku bakal bawa jeno pergi dari sini. Ingat. Seluruh harta kamu dan warisan orang tua kamu, masih atas nama jeno. Jadi siapin hidup kamu sebelum aku kembali dengan kehancuran untuk keluarga sialan kalian" jeno yang sedang asik asik nya mengintip dari balik sofa terkejut saat mamanya secara tiba tiba menggendong dirinya dan pergi keluar dari rumah dengan membawa uang yang mama curi dari dompet papa. Tidak cukup banyak, hanya beberapa lembar tetapi sudah cukup untuk ongkos keduanya pergi dari rumah.

"mama, kita kemana?" Jeno kecil bertanya kepada mamanya yang duduk memangku nya di bus yang ramai sesak. Mamanya yang biasanya cantik dengan make up tipis miliknya kini menangis sambil memeluk dirinya di bus.

"kita pergi jauh, jeno. Jeno ingin sekali naik bus kan? Sekarang kita pergi naik bus. Ketempat dimana jeno ngga akan sakit lagi" tangannya yang halus nampak mengusap usap pipi jeno yang masih ada bekas memerah, pun dengan tangannya yang masih terlihat membiru karena pukulan dari papanya yang diakibatkan Jeno tidak mau untuk diam.

"papa?" mamanya menangis di pelukan jeno. "Hanya kita berdua, jeno. Hanya kita berdua. Jeno tidak akan dipukul papa lagi" jeno kecil hanya diam, berkedip dan tidak mengerti apa yang membuat mamanya menangis.

Jeno tidak tahu dimana mereka tinggal, hanya ada sebuah desa kecil yang harus ditempuh selama tig puluh menit dari halte terakhir.

Jeno pikir, setelah jeno pergi dari papa hidupnya akan baik baik saja dengan mama. Tapi sayangnya tidak. Mamanya berubah. Tidak lagi seperti mamanya yang dulu.

Diusianya yang baru menginjak angka tujuh dimana seharusnya dia sudah mulai sekolah dasar, jeno harus menelan pahitnya tidak bisa sekolah karena mamanya tidak mau mendaftarkan dirinya tanpa alasan yang jelas sehingga mau tidak mau jeno harus belajar sendiri di rumah. Membaca buku yang ada dengan bantuan teman teman seusianya yang sudah memiliki seragam.

Mamanya bukan sekali dua kali datang ke rumah larut malam dengan tiga orang pria yang merangkul nya dan mereka berhubungan seks di depan jeno yang tidak tahu apa apa. Bahkan di puncaknya, jeno dipaksa untuk menyaksikan tindak  asusila ibunya dan pelanggan pelanggan nya. Sambil menangis, anak berusia delapan tahun diminumkan paksa alkohol. Dan ketika ibunya dalam kondisi tidak sadar, jeno bukan sekali dua kali menjadi sasaran emosi ibunya. Termasuk ibunya yang menyiram dirinya dengan air keras yang membuat seluruh tubuhnya kesakitan dan jeno menjerit. Bocah delapan tahun yang tidak berdosa menjerit begitu kencang saat rasa terbakar terasa di tubuhnya dan beruntungnya jeno, tetangganya mendengar jeritan kencang darinya dan mereka berbondong-bondong menerobos rumah dan menangkap ibunya dan teman temannya yang masih telanjang tanpa peduli jeno yang kesakitan bukan main.

Jeno membuka mata secara spontan saat dalam tidurnya ia memimpikan kejadian yang selalu tidak ia inginkan.

Keringat dingin membasahi tubuhnya yang sekarang hanya memakai kaus polos berwarna hitam dan celana pendek selutut. Pakaian yang selalu ia pakai saat tidur.

Tangannya bergetar begitu kencang saat ia duduk dari tidurnya. Membayangkan mimpi buruknya kembali terulang dalam hidupnya. Jeno ketakutan dengan apa yang ia alami.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang