REGNO [36}

693 98 2
                                    

"sungchan, kamu bersama Mark disini saja ya? Biar kami bertiga yang berburu" jaehyun berujar kepada adik bungsunya di rumah sakit. Sungchan mengangguk mengerti. Mark butuh seseorang untuk menjaga dirinya. Bukan tidak mungkin Mark akan diserang dalam kondisi seperti ini. "Oke"

"Aku ikut" Mark yang sedang menjaga Mina menoleh. Dia tidak mungkin absen dalam misi. Mereka bertiga akan kewalahan (mungkin saja). Taeyong mengangkat alis kanannya. "Mina bagaimana?"

"aku baik baik saja kak" Mina menyahut dari ranjang. Tidak ingin memberatkan ipar iparnya.

"bagaimana?" Sungchan bertanya. Jaehyun mengangkat bahu. Ia tidak tahu. Keputusan ada di tangan taeyong selaku pemimpin mereka.

"panggil kekasih mu suruh menjaga dia. Kekasihmu itu becus kan?" Jaehyun mendengus saat lagi lagi taeyong menjelekkan kekasih nya. "berhenti menjelekkan kekasihku. Iya iya akan aku panggil dia kemari" ujarnya kemudian menelepon kekasihnya.

Keempat orang yang tersisa di dalam ruangan hanya bisa terdiam sepeninggal jaehyun. Mereka tidak bisa leluasa membahas misi karena tentu saja disini ada cctv yang mengawasi dan itu bisa menjadi bencana bagi mereka.

"rose akan datang sebentar lagi" jaehyun berujar memecah keheningan. Taeyong mengangguk. "aku ke mobil dulu. Kalian menyusul bergantian setelah rose datang. Ada yang harus aku cari sebentar" ujarnya kemudian berjalan menuju mobil mereka. Meninggalkan saudara-saudara nya yang masih berada di ruang rawat inap dari Mina. Ia memilih untuk masuk ke dalam mobil. Menyalakan AC kemudian mengambil earphone dan memasangkan nya di telinga kemudian memejamkan matanya. Terlelap karena kelelahan.

Mereka kemudian datang lima belas menit setelahnya secara bergantian. Mulai dari Jeno dan Mark yang datang paling akhir. Mereka sedikit terkejut saat kakak sulungnya tertidur begitu lelap sebelum misi.

Bahkan suara dengkuran halus terdengar di sela sela tidur taeyong yang belakangan tidak pernah lagi terdengar. Bagaimana bisa terdengar kalau pria itu saja tidak tertidur berhari-hari.

"bagaimana?" Jaehyun yang berada di balik kemudi menoleh ke arah tiga adiknya yang berada di bangku belakang. Jeno mengangkat bahu. "Biarkan saja dia tidur. Sepertinya dia belum tidur tiga hari" bisik nya.

"jalan saja. Aku akan tertidur di jalan" tiba tiba taeyong menyahut. Ia kemudian melipat kedua lengannya kemudian memiringkan badannya.

"Kita akan kemana?" Jaehyun bertanya sambil menyalakan mesin mobil. Taeyong tersenyum dalam tidurnya kemudian bergumam.

"ke rumah kekasihku, jaehyun. Waktunya kita berpesta"

***

Jeno pernah mengatakan taeyong itu gila bukan? Tapi dia tidak pernah melihat taeyong segila saat ini.

Menangkap kekasihnya sendiri?

Demi tuhan yang dianutnya, Jeno bahkan tidak pernah membunuh seseorang tapi Taeyong akan membunuh kekasihnya serta keluarganya?

Pria itu benar benar gila. Lebih gila dari dugaan nya. Dan kalau Jeno tidak lupa, nama kekasihnya ada di daftar yang harus taeyong awasi dan ini berarti bukan tidak mungkin kalau taeyong melenyapkan kekasih nya. Well, Jeno tidak bohong kalau dia sekarang tengah ketar-ketir.

"aku butuh Jeno dan Mark. Kalian berdua bisa stay di mobil dan mengabarkan kalau ada hal hal yang tidak diinginkan?" Taeyong bertanya sambil memasang earphone transparan di telinganya.

"got it, Frederico" jaehyun menjawab dengan sigap. Taeyong kemudian memberikan jaehyun laptop yang berada di bawah jok tempat dia duduk. Ia kemudian mengetikan sesuatu sembari menunggu kedua adiknya bersiap.

"cctv rumah yang sudah aku sadap. Perhatikan detailnya. Biar aku nanti mengalihkan penjaga karena tentu saja mereka mengenalku dan kalian berdua, menyusuplah ke dalam melalui lantai dua. Aku beri tahu, lantai dua dengan balkon berwarna abu-abu adalah titik buta. Kalian bisa masuk lewat sana begitu lampu jaehyun matikan. Ini kuncinya" ujar taeyong santai. Seolah semua nya telah dipersiapkan dengan baik.

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang