REGNO [46]

657 108 7
                                    

"sungchan tolong beliin keju dong di minimarket depan" taeyong berteriak dari dapur kepada adik bungsunya saat tidak mendapatkan bahan utama untuk masakan nya kali ini bertepatan saat jeno keluar dari kamar. Ia baru saja mandi sore dan keluar untuk makan malam.

"uangnya?" tanya sungchan kepada taeyong yang sekarang memakai celemek. Taeyong merogoh saku celana nya, mengeluarkan selembar uang berwarna biru dari saku kemudian memberikannya kepada sungchan.

"kembaliannya buat es krim ya?" sungchan menawar membuat taeyong mendengus. "iya. Cepet balik tapi kalau kaga kita gaada makan malam" taeyong memperingati adiknya agar langsung pulang. Sungchan mengangkat ibu jarinya sambil berjalan menuju pintu rumah dengan kunci motor di tangannya.

"yang lainnya kemana?" Jeno duduk di kursi yang berada di meja makan, bertanya kepada taeyong karena hanya seperti nya hanya dia yang berada di rumah.

"jaehyun belum balik, bentar lagi kayanya balik. Mark sama mina di rumah kan? Kalau seulgi gatau dah" ujar taeyong acuh sambil membuka kulkas. Jeno mengerutkan keningnya. "kok gatau? Kan itu cewe abang?"

taeyong tertawa pelan kemudian mengeluarkan daging dari kulkas untuk dibuat steak. Ia mengambil pisau daging yang berada di rak kemudian mengasahnya. Menimbulkan suara gesekan yang terdengar mengerikan. Sebenarnya biasa saja jika dilakukan oleh orang biasa, tapi yng melakukan ini adalah taeyong yang bisa membuat bulu kuduk jeno langsung berdiri.

"yang bilang seulgi pacar gue itu, siapa?" Jawabnya sambil terkekeh. Jeno membelalakkan matanya. "bukan pacar?"

taeyong menggelengkan kepalanya kemudian mulai memotong daging yang sudah ia bersihkan. "tapi katanya kalian punya anak?" Jeno bertanya pelan takut takut menyinggung perasaan kakak sulungnya atau membuat taeyong marah. Namun dugaan nya salah. Taeyong hanya tersenyum tipis melanjutkan kegiatannya.

"ngga harus punya hubungan kan kalau mau punya anak?" jeno mendengus. Ya memang benar sih. Mereka bisa melakukan hal itu dengan siapa saja. Tapi bukannya biasanya mereka yang sudah menikah ya?

"Kayanya lo punya pertanyaan yang mau diomongin ya?" taeyong menoleh ke arah adiknya yang hanya bisa menyengir. "Kelihatan ya?"

"banget. Go on. Tanya aja apa yang mau lo tanya gue bakal jawab kalau gue bisa" ujar taeyong sambil meletakkan bumbu di daging nya.

"Gue sebenernya kepo banget sama hidup lo, bang. Kaya diantara kita berlima cuma lo yang gue sendiri gatau background hidupnya kaya gimana. Gue taunya lo anak buah soo hyuk aja" taeyong tertawa pelan. Tentu saja. Untuk apa adik adiknya tahu masa lalunya?

"ngga ada yang penting. Ngga perlu kalian tau" taeyong menjawab santai sambil mengambil pan dari lemari. Sedikit berjinjit karena sialan sekali tubuhnya tidak setinggi sungchan.

"terus lo kenal seulgi dari mana?" Jeno kembali bertanya kepada taeyong. Ia tahu ia tidak bisa menguak masa lalu taeyong secara gamblang jadi dia mencoba mengalihkan pembicaraan. Siapa tau dia bisa mengetahui apa yang pernah terjadi dengan kakak sulungnya.

taeyong mengangkat bahu. "Di kantor. Dia jaksa kepercayaan soo hyuk" jawabnya acuh kemudian mulai memasak. Bunyi daging yang langsung berkenaan dengan pan yang panas dan langsung membuat asap mengepul di dapur mereka membuat jeno terdiam.

"karina suka sama lo" jeno secara gamblang berujar kepada taeyong membuat taeyong menghentikan kegiatan nya sebentar kemudian menoleh. "gue tau"

"Lo tau? Terus lo diam aja?" Jeno hampir memekik saat ternyata taeyong mengetahui apa yang adiknya rasakan. Taeyong menganggukkan kepalanya. 

Ia mengangkat bahu. "Apa yang lo harapin dari gue? seulgi yang nyampe ngandung anak gue aja ngga gue anggep pacar apalagi karina yang bahkan ngga pernah gue lirik" jeno terdiam. Ini jawaban paling kasar yang pernah ia dengar dari seorang pria. Sungguh.

"Bilang sama adek lo. Dia ngga pantes dapetin gue. Sama yeonjun aja. Jangan sia siain waktu buat gue karena gue ngga bakal nerima dia sampai kapanpun" taeyong berujar sambil kembali membuat steak keduanya.

"terus lo sama jisoo gimana? Eh dia masih hidup kan?" Taeyong menganggukkan kepalanya. "Masih kali. Ngga tau. Seulgi yang ngurusin"

"Seulgi ditabrak troli belanjaan punya jisoo waktu jisoo lagi main main sama temennya sampe jatuh dan kena perut. Anak kita masih masuk trimester awal jadi rawab banget dan jisoo malah ngelakuin itu and yeah, keguguran. we lost our first child" taeyong bercerita dengan santai seolah rasa kehilangan tidak pernah ada di dalam hidupnya.

"itu alasan lo seneng banget waktu abang punya anak?" taeyong menoleh, memakan potongan steak nya.

"ngga juga. Lo tahu sendiri alasan gue jadiin kalian berempat adik, kan? Gue cuma mau anak itu dapet hidup yang layak. Kalau awalnya mark ga mau ngurus, biar anak buah gue yang ngurus dan lo jelas tau, dia bisa jadi boomerang buat siapapun kalau sampai gue yang ngurus" ujarnya kemudian menoleh ke arah pintu dimana sungchan datang degan es krim di tangannya dan keju di kantung yang ia bawa.

"bang jae lagi pulang" sungchan melapor sambil memakan es krim nya. Taeyong mengangguk. Ia kemudian beranjak membuat saus untuk pasta yang ia buat.

"kalian tau kemarin hasil ujian bang mark sama kak mina gimana?" tanya taeyong setelah memasukkan pasta nya kedalam oven. Membiarkannya selama beberapa menit.

"Lolos dua duanya di universitas yang sama, kedokteran dua duanya" jeno yang sedang mengusap usap milo menimpali. Abangnya memang bercerita kalau kemarin dia berhasil lolos ujian masuk kuliah dengan mudah pun mina yang kemarin mengejar ketertinggalannya juga lolos.

"gue ngga bisa anak mereka bakal sepinter apa" sungchan yang masih menghabiskan es krim nya menyahut.

"anaknya ngga jadi dokter lagi gue depak kayanya" mereka menoleh ke arah jaehyun yang baru saja datang dengan kemeja kantoran yang dasinya entah sudah rusak kemana.

"langsung mandi, jae. Bentar lagi matang makan malam nya" jaehyun menurut kemudian mengusak rambut sungchan dan jeno sekilas sebelum masuk ke dalam kamar.

taeyong menoleh ke arah dua adiknya yang sedang duduk di sofa bersama milo yang kian hari semakin besar saja. "Kalian berdua mending bantuin gue daripada duduk duduk begitu"

"Bang Mark, kak mina. Selamat ya" sungchan berujar saat mark dan mina sudah duduk di meja makan untuk n makan malam . Mina tersenyum mendengar ucapan dari adik iparnya. "Thank you sungchan"

"ini kak mina berarti ngga ikut ospek, bang?" sungchan bertanya kepada mark yang menggelengkan kepalanya. "Gampang nanti bilang ke panitianya kalau mina ngga bisa dateng kan hamil gede dia. Bisa bisa dia lahiran pas ospek" mark menyahut membuat sungchan tertawa

"Sungchan bawa ini ke meja" pembicaraan terhenti saat taeyong memanggil nama sungchan. "iya bentar" ujar sungchan kemudian berjalan menuju tempat taeyong, membawakan piring berisi steak buatan abang nya.

Mereka ber-enam nampak makan dengan lahap dan tenang sampai akhirnya mark membuka pembicaraan di meja makan malam ini.

"bang yong" taeyong yang sedang mengunyah pasta nya menoleh "hm?"

"abang yang ngasih misi yang berkaitan dengan bokap gue, ya?" mereka semua menoleh ke arah mark yang angkat bicara. Taeyong nampak menghentikan kegiatannya kemudian terkekeh samar.

"iya. Lo sendiri yang waktu itu pernah bilang mau ketemu bokap lo kan? Jadi sekarang lo tau bokap lo kaya gimana. Gue kasih waktu buat mikirin keputusan. Lo sendiri yang bawa bokap lo ke pengadilan atau terpaksa gue seret pake pisau kesayangan gue"


———

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini yaaa bestie 👍

REGNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang