Chapter 6

765 83 4
                                    

CHAPTER 6

JEREMIAH’S P.O.V

Saya masuk tandas. Hmmm, ada kelas tandas dorang ni.

Then I took out the piece of paper.

Saya tersenyum kecil. Mungkin ini bukanlah masa yang sesuai untuk saya call si Emily. Tapi macam gatal betul hati dan jari saya mengetik layer handphone saya. Saya percayalah bah itu number dia sebab it’s a Malaysian mobile number.

012-8800xxx

And… ‘the number you have dialled is not in service.’

Saya menyipitkan mata menatap handphone saya. Saya salah dengar ni kan?

I tried dialling again.

And again and again… ‘the number you have dialled is not in service.’

Not in service? Mungkin sebab dia di luar kawasan.

Saya mau suruh Joe call dia kah ni ah?

No, better saya minta tolong orang lain. Pantas saya dial number si Sophia, my Finance Director.

“Mr. Ashburn?” Her firm voice answered my call.

“Sophia, write down this number and call her, her name is Emily Rose.” Saya bilang.

“Emily Rose?” She sounds exactly macam Jerome and Jeremy masa dorang terbaca nama Emily on the piece of paper. “Ehem, okay, Mr. Ashburn, what should I say to her?”

Hmmm, betul juga. What should she say to Emily Rose?

“Use your creativity. Say anything.” Malas saya mau berfikir.

Fine.” Sophie berdengus.

Aik? Jangan juga mau kasi naik temper saya, Sophia. Saya potong gaji kau nanti.

Tidak lama… 2 minutes later Sophia call balik.

Mr. Ashburn, the number does not exist.” Dia bilang.

“Can you confirm that?” Saya tanya, gritting my teeth.

“Yes, the number doesn’t belong to anyone.” Sophia jawab.

Okay, so Emily Rose gave a fake number?

Macam saya terasa jantung saya berdentum, bukan lagi berdegup ah. Berdentum macam tu guruh.

Saya paling benci ditipu. Nampaknya dia mau melarikan diri dari bertanggungjawab atas kesalahan dia melanggar kereta saya.

Tok, tok, tok.

Siapa lagi mengetuk ni?!

“Rem, lama juga kau.” Jerome disebalik pintu.

“Sekejaplah saya keluar.” Kalau pandangan mata boleh membakar, terbakar sudah tu pintu tandas.

“Kau sakit perut kah?” Tidak, saya sakit hati. Jerome tanya soalan buduh bah. Suka hati lah bah saya mau berapa lama pun dalam tandas. Bukan saya yang bakal pengantin lelaki. Ciss.

“Ada some instructions I need to send to the finance team, nanti saya keluar.” Saya bilang.

“Masa begini? Dalam jamban?” JEROME! Kacau oh!

“YA DALAM JAMBAN!” Okay, naik sudah temper saya.

Entah apa Jerome mumbled as he walked away.

Saya teringat sesuatu. Lantas saya tersenyum tipis.

Saya Whatsapp Joe.

Me: Joe, check the plat CC-71-CC.

In less than 10 seconds Joe replied.

Once Upon A One Night LustWhere stories live. Discover now