Once Upon A One Night Lust

Chapter 53

CHAPTER 53

JEREMIAH'S P.O.V 

"Wow, ada orang tersenyum-senyum oh." Jeremy menegur saya in the lift as we headed down.

Rachel?

I just gave her handphone back and walked away. Dia mengejar juga saya, tapi Jeremy jugalah penyelamat.

Jeremy bukan penyelamat saya. Jeremy adalah penyelamat si Rachel dari terkena bahang api kemarahan saya.

Saya terimbas balik panggilan tadi.

"Amie..." One hand on my buckle sudah.
"Uhhh." Amethyst moaned.

Her moan's so sexy like I could just shoot my load in my pants right now.

Tapi... ada lagi gangguan.

"Oi! Kenapa kau buat muka miang tu? Jijik oh." Jeremy lagi satu potong steam.

Itu malam saya Whatsapp si Amethyst.

Me: Apa kau buat?

Macam kena krik krik bah saya.

Lama saya tunggu kena reply, sampai saya tertidur.

By the time saya terbangun entah macam limpas tengah malam sudah kali tu.

I checked my handphone. Ada sudah dia reply. Punya siok saya rasa hati saya kena reply.

Pretty Little Pemabuk: Tidurlah apa lagi.

Saya tersenyum.

Good girl. Just stay home like a good girl.

Saya tengok masa di handphone saya.

It's 2am. Back home it's 10pm. Janganlah saya kacau dia tidur, nanti kena marah lagi.

I chuckled to myself.

Kau ingat lagikah, Jeremiah beberapa bulan lalu kau saja yang selalu marah? Kau terlampau marah sampai kau mau balas dendam sama si Amethyst yang kau sangka Emily Rose kunun.

Pembalasan. Sekarang macam kau saja asyik kena marah ni.

Tapi apa bah salah saya?

Saya tersenyum gete, tsk tsk. Salah saya tidak menyelesaikan tugasan.

You didn't understand the assignment, bro.

I will, Amethyst. I will complete the assignment soon.

Ah... haus!

I jumped out of bed and walked out of my room only in my boxers.

Untuk beberapa hari ni saya tidur di condo si Jerome bersama Jeremy. Jeremy memang selalu tidur di condo. Maybe he just likes to be alone. Tapi saya pula selalu tidur di rumah ibubapa saya sebab I like to be closer to my parents. Kadang-kadang saja saya tidur di condo kalau saya banyak kerja di office sebab the condo is closer to the office.

Walking out of my room... saya terhidu...

Ui! Bau asap!

Ada kebakaran kah?!

Terpanic jugalah saya untuk beberapa saat.

Then I saw Jeremy.

Kelibat Jeremy melangkah masuk ke dalam bilik dia. He didn't realize I was standing not far from him.

CLICK.

His door clicked shut.

Mata saya mencari apa yang saya terhidu tadi. Masih ada bau asap, tapi tidak sudah berapa kuat tu bau.

No, it's not the smell of smoke from a cigarette. It's the smell of smoke from something that has been burnt.

Then my eyes caught something lying on the floor of the balcony. Jeremy tidak menutup pintu balcony bila dia masuk bilik dia tadi.