Chapter 38

538 75 9
                                    

CHAPTER 38

JEREMIAH'S P.O.V

That kiss.

Was the hottest.

That ass.

Was the sexiest.

Saya terasa macam orang buduh ni, driving sambil tersenyum-senyum.

Kau boleh check-in sudah di Hospital Mesra, Jeremiah. Confirm kau kena terima masuk.

Saya mabuk kah? Pening-pening memang tidak dinafikan lah. Mabuk ada juga tapi saya sedar juga apa yang saya buat.

Saya mengerling ke arah handphone saya on the front passenger's seat.

Handphone saya tidak berhenti-henti berdering sambil saya driving.

Saya langsung tidak mau menjawab tu panggilan sebab saya tau sudah siapa.

Siapa lagi kalau bukan Rachel?

Ah, block si Rachel psycho tu dari otak kau, Rem. Bikin semak!

Ingatan saya kembali pada saat depan pagar rumah Amethyst si batu purple. Saya mau marah bah tu sebab berani-berani dia kasi pesan Jeremy jangan bawa saya.

Tapi bila saya ternampak dia in her sports bra and tight-fitting pants, hilang sudah segala kewarasan saya. Saya membiarkan mabuk menjadi alasan untuk saya mencium dia buat kali ketiga. Well, that's the most kiss I've ever kissed one woman.

Kalau ikut hati, ikut nafsu, saya tidak mau end the kiss. Tapi saya nampak sudah orang-orang di belakang dia. Sememangnya her maid and the guard.

"Jangan bawa Jeremiah will never happen." Macam bikin sakit hati punya statement untuk di ulang di mulut sendiri kan?

Next...
"I am wherever you are."

I know so well what I meant by saying that even if it's just a span of the moment.

Jeremiah Ashburn, you have made your decision.

And once I have made my decision, I will never retreat.

No retreat, no surrender orang bilang. Tsk.

***
 
Aaron caught his car keys just in time it went flying in midair.

"Whoah." Aaron exclaimed. "Pergi mana kau tadi?"

Saya buat muka yang no feeling ni. Maka dalam hati...

"Macam si Amie ada call saya oh tadi." Jeremy looked down at his handphone.

"Bila?" Laju saya tanya.

Jeremy clicked his handphone screen.
"Yang taaadi saya dalam tandas."

Oh, ceh. Saya ingatkan yang baru tadi ni.

"Apa dia bilang?" Jerome tanya. "Dorang mau ambil si Emerald tu nanti di airport."

Jeremy menatap Jerome sesaat tanpa bersuara. Then it seems like he regained his voice.

"Entah, saya tiada bercakap sama dia." Jeremy shrugged.

"Missed call?" Aaron lagi yang tanya.

"Tidak juga." Jeremy nampak bingung. Then he looked at me. "Kau, Rem. Apa kau cakap sama Amie?"

Apa saya cakap sama Amie? Hello? Dia yang cakap 'Jangan bawa si Jeremiah.' I hardly even said anything to her.

"Dia minta ambil mom's dress saja." Jujur bah saya.

"So? Mana mom's dress?" Jerome menaikkan satu kudou sambil memandang saya dari atas sampai bawah.

I just shrugged.
"Entah." Mana saya tau.

Once Upon A One Night LustWhere stories live. Discover now