Chapter 27

607 82 8
                                    

CHAPTER 27

Back to AMETHYST'S P.O.V

Challenge.

Seriously. I never understood men's conversations.

From business to politics to sports to women.

Saya tidak faham dan saya tidak mau faham kalau topik perbincangan dorang para lelaki-lelaki langsung tiada kaitan sama saya.

"Ata, boy." Jeremiah's dad menepuk belakang dia.

Tengok tu kan saya bilang. Macam mana mau faham kata-kata mahupun reaksi lelaki-lelaki ni? Macam kuda pula si Jeremiah kena tepuk belakang dia dengan laungan 'Ata, boy.' Hahahahaha.

Dari jauh saya nampak Austen and his parents menghampiri kami.

"Mom, dad, you remembered Amie, right?" Austen bilang bila dia dan ibubapa dia berdiri depan kami sekumpulan.

I gave a polite smile to Austen's parents.

Austen is an Ashburn juga tapi sel-sel otak saya ni tidak berhubung. Tidak terlintas di otak saya yang Austen ada kaitan sama Saph's husband or the whole AJ Ashburn group sejak saya dapat tau Saph is marrying an Ashburn.

"Oh, Amethyst, right?" Austen's mom memeluk saya.

Saya yang sebenarnya rasa agak canggung, membalas juga pelukan Austen's mom.

"Lama sudah you tidak datang rumah." Austen's mom sambung.

"Ya, aunty." Saya balas.

"Oh, Austen told me you studied overseas." Austen's mom bilan lagi. "Which country?"

I smiled awkwardly. Malas sebenarnya saya mau bagitau di mana saya studied and graduate.
"Paris, aunty."

"Wow, impressive!" Austen's mom nampak teruja.

Sebenarnya, jarang juga bah saya pergi rumah Austen zaman persekolahan dulu. Ada lah macam dua, tiga kali kami buat study group di rumah Austen dengan rakan-rakan sekelas kami Rachel, Cindy dan Mark.

Setahu saya, Rachel yang selalu lepak di rumah Austen sebab dorang macam ada pertalian keluarga. Macam sepupu beberapa kali kah apa.

"Si Austen ni, tidak pandai berhenti Amie, Amie, Amie saja dari semalam." Austen's dad lagi yang bersuara.

Then mom looked from me to Austen and back at me with a smile.
"You and Aus-"

"My ex-classmates dulu form 1 to form 5." Saya mencelah dengan pantas.

Tapi kan... kenapa saya seakan terasa macam seseorang sedang menatap saya dengan tatapan tajam?

Perasaan saya yang seperti ditatap tajam membuat saya memalingkan wajah menatap itu seseorang.

Seseorang bernama Jeremiah, si crazy Red Ferrari.

Kenapa juga mau tengok saya macam mau cari gaduh saja. Tidakkan sampai sekarang yang sudah berbulan-bulan berlalu kejadian saya langgar kereta dia masih lagi dia menyimpan dendam? I bet he has already repaired his car or buy a new one. Apa saya peduli. ish.

"Austen even got me to buy a set of Amethyst earrings when I was in Lisbon last week." Makin lebar senyuman Austen's mom.

And someone... yang itu seseorang tu bah.

Yang nama dia Jeremiah.

He just decided to be so mean oh kan. Memang mulut dan fikiran dia zalim kah sejak lahir?

"Ck, tiada duit sendiri kah mau beli sampai minta mummy beli?" Terbulat mata saya! "Bikin malu."

Oh my God.

Once Upon A One Night LustWhere stories live. Discover now