CHAPTER 9
AMETHYST’S P.O.V
Punya saya lega bila kami sudah dapat signal untuk meninggalkan the restaurant after dinner’s over and the company paid the bills on tab.
Tapi entah apa bah sial yang menimpa saya ni.
Antoine!
Asyik dia mau mengacau saya. I tried to push him away from me so not as to attract attention. Makinlah pula dia ketawa sambil dia main-main rambut saya.
“Antoine, stop it.” Saya mengerutkan dahi. “You’re making me angry.”
“You don’t sound angry, Cherie.” Dia balas. “Let’s see if you look angry.”
And just as he said that… he grabbed my sunglasses. Eh, Rob’s sunglasses yang sedang saya pakai.
Damn!
The sunglasses terlepas dari tangan dia dan terjatuh di lantai.
Please, please, God. Janganlah pecah atau rosak sunglasses orang.
Pantas saya pusing dan menunduk untuk memungut the sunglasses dari lantai.
Maka tersial lah nasib saya ni malam.
Sebaik saja saya mendongak, mata saya terpanah pada sepasang mata yang mampu menggugat iman saya, kalau saja saya tidak kenal tu orang.
Tapi saya kenal tu mata!
I shot up to run just as I realized he stood up as fast.
Saya tidak peduli si Antoine and a few of my team mates ketinggalan di belakang. Kami sepatutnya balik menggunakan kereta yang sama, tapi saya memecut and jumped into another car as si Red Ferrari lunged at me.
Hampir dia dapat saya!
“Go! Go!” Saya panic.
Phew! I’m safe from him.
Saya menoleh ke belakang dan mendapati si Red Ferrari on the verge of getting up from the ground.
Astaga, dia terjatuh!
Saya tidak tahan, I giggled looking at his frustrated expression.
Padan muka!
Ambil sajalah tu duit dan berambus! Entah apa lagi dia mau dari saya.
I remembered him saying on the phone.
“You.” Merinding terus bulu roma saya.Apa maksud dia ‘You’? Kenapa dia mau saya? Dia ingat saya ni barang kah yang boleh mau-mau begitu saja?
“You wanna return my sunnies already?” Rob menegur saya.
Hampir saya terlompat gara-gara terkejut. Saya tidak sedar siapa-siapa yang berada dalam kereta sebab saya terlalu focus on escaping from si Red Ferrari.
“Oh. Here.” Saya menghulurkan Rob’s sunnies back to its rightful owner.
***
Beberapa minit kemudian kami sampai di Novotel.
I straightaway went up to my room.
Saya menolak mentah-mentah ajakan dorang untuk sambung hangout at Novotel’s bar. I don’t feel like drinking tonight. Cukuplah satu malam saja minum dan berkelakuan bodoh sampai terlanggar kereta the most difficult man I have ever met in my life. I’m not gonna repeat my stupidity again.
Sampai di bilik saya, saya mau mandi dan terus buka my black dress.
I gasped.
“No!” I cried in frustration.
YOU ARE READING
Once Upon A One Night Lust
Romantizm2nd Once Upon a Love Legacy series The Ashburns x Abrahams #ONCEUPONAONENIGHTLUST Original Writer: Amanda Dulagan Genre: Sabahan Slang Love Story Category: Love Story, 🔞🔞🔞-read at your own risk *** ⚠️ Story is mixed Sabahan Slang. Ada English, B...