Chapter 44

595 83 10
                                    

CHAPTER 44

JEREMIAH'S P.O.V

Terganggu betul saya rasa bila saya nampak si batu purple drive kereta dia sendiri.

"Cepatlah masuk." Saya bilang sama dorang Jeremy.

Lambat-lambat lagi dorang semua mau naik kereta. Masih lagi sibuk with their farewells. Macamlah this is the end of our meetings.

"Kenapa juga bah mau cepat?" Jeremy jeling saya.

Tidak lagi saya mau jawab soalan dia. Instead...
"Saya kasi tinggal kamurang ah." Geram sudah saya.

Dad! Masih lagi dia mau bincang business masa-masa sekarang?!

"Dad." Tolonglah, dad. "Can we... uh, go now?"

Si batu purple start engine kereta dia sudah!

Si Axel Abraham pula sedang tersenyum sinis.

Then dia mengangkat tangan dia, melambai kunun dia sama si Amethyst.

"Bye, anak!" Dia bilang. "Jangan lambat sangat balik ah!"

APA?

Dia tambah lagi.
"Kalau mabuk naik GRAB saja pulang!"

APA?!

Mabuk? Lambat balik?

"Cepatlah." Naik satu oktaf sudah suara saya.

Terus saya masuk the loaned Vellfire yang akan dikembalikan besok and started the engine. Saya reverse saja tanpa menunggu dorang Jeremy, mom and dad masuk kereta.

"Oi! Tunggu buduh!" Jeremy laju mengejar.
"Siapa suruh." I said as I unlocked the car.

Mom and dad pun pantas masuk kereta. Kalau tidak kena gertak, masih lagi melarat tu cerita dorang with the Abrahams.

"Kenapa juga mau laju-laju balik hotel ni?" Jeremy mengerutkan dahi memandang saya.

Saya menjeling dia.
"Siapa yang driver? Kau atau saya?"

Ah, melawan.
"Mari saya drive."

"Tidak payah!" I snapped at him. Tapi fikiran saya sekarang melayang sudah memikirkan si batu purple.

Saya nampak her car meluncur to the highway sudah. Pantas saya membuntuti dari belakang.

"Slow sikit bah, Jeremiah." Dad bersuara.

Mana boleh slow ni, dad. Lamborghini bah tu saya mau kejar.

Limpas Suria Sabah, limpas lagi Wisma Merdeka.

"Kenapa kita masuk KK ni?" Jeremy tanya saya. "Lurus saja bah tu tadi. Kalau tidak tau jalan, tanya bah. Atau pakai Waze kah."

I ignored saja Jeremy's rants.

Then mula lagi dia.
"Kenapa kau pusing sini?"

I took the right turn at the traffic light.

"Lurus saja tu, Jeremiah." Dad bilang. "STAR lurus."

Itu nah, si batu Purple masuk parking di Waterfront.

"Cis." Jeremy mencibir. "Rupa-rupanya."

"Di mana kita ni?" Mom tanya.

"Waterfront, mom." Jeremy replied. "Mau clubbing?"

Hahahahaha! Kitai punya Jeremy. Adakah dia tanya kalau mom mau clubbing. Mom pun dia jahili bah kan. Bertuah punya Jeremy.

"Gila sudah kamurang adik-beradik ni." Mom bising.

Saya buka pintu kereta dan keluar dari kereta.

Sebelum saya tutup pintu kereta, I looked at Jeremy.
"Bah, baliklah kamurang."

Once Upon A One Night LustWhere stories live. Discover now