01| Addara Olivia

10.2K 271 11
                                    

Haloo! Selamat datang di cerita ke-3 dari akun ini! Kita sedikit kenalan sama Addara dulu, ya!

Selamat membaca! Selamat malam minggu juga!🌸

✿✿✿

Dua hari yang lalu, Addara baru saja merasakan kebahagiaan yang membuncah. Ia baru saja diterima kerja di salah satu perusahaan besar. Posisi yang ia dapat pun cukup terdengar baik untuknya yang baru saja lulus kuliah.

Addara berada di posisi staf keuangan. Mungkin terdengar biasa saja bagi sebagian orang. Tapi bagi Addara itu terdengar luar biasa untuk percobaan pertama. Belum lagi jika mengingat susahnya mencari pekerjaan sekarang ini.

Tapi kebahagiaan Addara hanya bertahan sampai beberapa detik yang lalu sebelum ia tahu bahwa atasannya adalah orang yang ia kenal betul.

"Saya sudah memberikan laporan ke kepala staf mengenai beberapa pengeluaran yang terlihat janggal, Pak," Addara berbicara dengan formalnya.

Ah iya! Masuk ke perusahaan ini, Addara mendapat rekomendasi dari salah satu dosennya saat kuliah dulu. Bukan secara resmi, hanya saja dosen tersebut bilang bahwa Addara pasti akan diterima dengan mudah mengingat nilai-nilai yang didapat Addara semasa kuliah selalu lebih atas dari kebanyakan mahasiswa.

Saat wawancara, pihak perusahaan tentu melihat transkrip nilai dan prestasi milik Addara. Mereka juga memberi sedikit tantangan setelah Addara resmi diterima. Katanya, "Kalau kinerja kamu bagus dalam pantauan, akan sangat memungkinkan untuk kamu naik posisi. Atau mungkin akan dipromosikan mendapat beasiswa," itu menambah semangat Addara.

Di hari pertamanya bekerja, Addara sudah diberikan beberapa laporan keuangan yang perlu ia analisis. Setahunya, bagian ini tidak masuk dalam jobdesk nya tapi tetap ia emban. Hitung-hitung langkah awal untuk memulai kehidupan yang ia impikan, pikirnya.

"Apa ada yang perlu saya ubah, pak?" Tanya Addara. Sebetulnya ia bingung kenapa harus langsung berhubungan dengan CEO. Rasanya sedikit aneh untuknya yang masih menjadi staf tapi langsung dipanggil orang penting hanya untuk evaluasi yang bahkan belum seminggu ini ia masuk bekerja.

"Cukup," pria yang duduk di kursi kebesarannya itu menjawab dengan ketegasan yang sangat terlihat jelas. "Kamu boleh keluar," sambungnya. Addara kemudian mengangguk dan pamit untuk keluar.

"Sebentar," suara Lucas, sang CEO memberhentikan Addara yang sudah memegang handle pintu. "Kamu masih inget saya kan?" tanyanya dengan ketegasan yang sedikit berkurang.

Addara tersenyum hangat. Ia jelas ingat siapa yang sedang menjadi lawan bicaranya ini.

"Bapak Lucas, CEO Sunshine Publishing," Addara menjawab dengan keformalannya. Lucas menghela napas mendengar jawaban yang tidak ia harapkan.

"Saya ga ngarepin jawaban itu," kata Lucas dengan sedikit kekecewaan. "Sebelum jam makan siang, saya tunggu di sini." Ia mengubah nada bicaranya seperti semula. Cepat sekali perubahannya.

"Baik, Pak," Addara mengangguk kemudian keluar setelah pamit.

Addara kembali ke ruang kerjanya, di lantai 3. Ini yang ia aneh selain urusan kerjaan kecil yang ia dapat dan panggilan dari CEO. Ruangan CEO ada di lantai 8, jauh dari ruang karyawan sepertinya jadi inti dari pemanggilan tadi apa? Ia bahkan hanya ditanya mengenai hasil pekerjaannya, bukan seperti pemikirannya yang mungkin ia disuruh untuk membeberkan semua.

Rejection(s) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang