25| Suka Saya?

2K 83 4
                                    

“Permisi, gofood!”

Addara yang sedang mengancingkan baju nya urutan terakhir mengerutkan kening mendengar teriakan tersebut. Bukan hanya itu, suara pria dewasa yang terdengar hingga ke kamar Addara itu dibarengi dengan ketukan gembok pada pagar.

Ojek online mana yang segiat itu sampe sepagi ini udah nganterin orderan? Pikir Addara. “Bukan kesini kayanya,”

Addara yang mengenyahkan pikirannya kemudian kembali melanjutkan kegiatannya. Ia meraih ikat rambut hitam di meja riasnya dan berjalan sedikit kesamping untuk berhadapan dengan kaca.

“Araaa!”

Addara membulatkan mulutnya mendengar itu. Ikatannya yang belum sempurna, ia biarkan dan berjalan cepat untuk membuka pintu.

“Ngapain di sini?” tanya Addara dengan sedikit pekikan. Ia berlari kecil ke arah pagar untuk membukanya.

Taraa~” sang pelaku penggedoran mengangkat 2 buah tas makan dengan tangannya. Pria menampilkan raut yang hangat dan ceria. “Ayo kita sarapan bareng!”

Addara dibuat melengo dengan itu. Pintu pagar yang terbuka seolah mempersilakan pria itu untuk masuk. Dengan langkah semangat, Lucas—sang pelaku—masuk ke halaman rumah Addara meninggalkan sang pemilik di depan pagar.

Addara menutup pagar dan menghampiri Lucas yang sudah duduk nyaman di bangku teras. Pria itu sudah membuka 2 tas makan dan menampilkan 2 kotak makan berwarna ungu dan biru. Selain itu, terdapat 2 gelas kecil bertutup yang sudah Lucas buka. Ada asap yang terlihat mengepul perlahan dari sana.

“Ayo makan sebelum dingin,” Lucas menyodorkan sebuah sendok berbahan plastik pada Addara yang berdiri di depannya. “Udah duduk, terus makan. Protesnya nanti,”

Addara duduk berhadapan dengan kursi yang Lucas duduki setelah pria itu meraih tangannya untuk memberikan sendok.

“Kamu gak bakal percaya kalau saya yang masak,” ujar Lucas setelah melihat Addara menyuap makanannya. Ia kemudian mengikuti Addara untuk menyantap.

Addara mmendongak menatap Lucas. “Sejak kapan bisa masak?” tanyanya setelah satu sendok bubur meluncur ke perutnya.

Sebentar. Sekarang matahari belum terbit sempurna. Kira-kira pukul 5.30 pagi. Dalam perhitungan Addara, jarak dari rumah Lucas ke rumahnya adalah 45 menit. Membuat bubur kira-kira 1 jam untuk porsi yang tidak begitu banyak, belum lagi membuat pelengkapnya seperti ayam goreng yang disuwir, bawang goreng dan sebagainya. Kita ambil 20 menit untuk pria itu mandi dan 10 menit untuk bersiap-siap. Apa Lucas betul-betul sengaja bangun pagi hanya untuk sarapan bersama Addara?

“Tahun terakhir di Jerman kan saya sendiri. Saya belajar masak disana,” jawab Lucas setelah menelan bubur di mulutnya. “Minumnya juga saya buat sendiri. Kamu harus cobain. Ya meskipun baru pertama kali bikin sih,” ia menyodorkan gelas berisi cairan hangat pada Addara.

Addara mengambi gelas itu sedikit ragu. Ah bukan apa-apa, tapi entah kenapa ia bisa ragu.

Seperti penampakannya, cairan di gelas ini masih hangat menjurus panas. Addara meniupnya sekali dan kepulan asap keluar sedikit tebal. Ia baru sadar kalau tas makan itu sebagai penghangat juga.

Wanita di hadapan Lucas itu menyeruput tanpa suara. Memberi waktu untuk lidahnya memahami apa yang ia minum. Teh lemon dengan sentuhan jahe yang membuatnya terasa semakin hangat.

“Gimana? Enak ga?” tanya Lucas sedikit was-was saat Addara meletakkan kembali gelasnya.

Addara mengangguk membuat senyum lega muncul dari bibir Lucas. “Agak pedes,”

Rejection(s) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang