Hari libur tiba. Bukan, ini bukan weekend tapi ada tanda libur nasional di kalender. Entah kebetulan apa lagi yang harus Addara syukuri, hari ini hari kamis, besok adalah hari tersingkat untuk waktu bekerja. Hanya sampai jam 12—jika tidak ada pekerjaan tambahan—dan dilanjutkan dengan libur weekend. Untuk hari sabtu, itungannya lemburan, tapi minggu ini Addara tidak mendapatkan itu. Agak sedih karena tidak mendapat uang tambahan tapi menyenangkan karena bisa beristirahat di rumah.
Addara baru saja selesai membersihkan rumah diakhiri dengan mengepel lantai. Ia menyimpan semua alat kebersihan—yang sudah ia bersihkan ulang—pada tempatnya. Addara perlu mandi sekarang karena badannya sudah cukup berkeringat.
Hari ini Addara berniat untuk menambah baju dan sepatu untuknya bekerja. Bukan maksud untuk menghamburkan uang yang baru ia dapat, tapi pakaian yang Addara pakai ke kantor memang itu-itu saja. Pun baju-baju tersebut sudah ia pakai sejak kuliah. Hanya satu yang terhitung baru, yang ia beli saat akan melaksanakan sidang skripsi. Sudah cukup lama, jadi ia berniat memperbaruinya.
Tidak memakan waktu terlalu lama di kamar mandi, Addara sudah selesai lengkap dengan pakaian santainya. Celana kulot berwarna putih dengan aksen kancing di sepanjang sisinya dipadukan dengan atasan oversized dengan motif potongan berwarna abu hitam-putih. Addara tidak perlu berdandan full untuk hari ini. Ia hanya memoles sedikit tinted lipbalm kesayangannya pada bibir untuk memberi kesan segar. Addara mengikat rambutnya kali dengan half-low bun hairstyle. Ia menyemprotkan minyak wangi ke badannya, menyambar sling bag berwarna abu keunguan di kasur kemudian meninggalkan kamarnya.
Addara mengunci pintu rumah setelah memasang sepatu full whitenya. Ia sudah memesan ojek online tadi, jadi ia hanya perlu menunggu di teras hingga pesanannya.
Tidak lama dari ia duduk di kursi teras, suara klakson motor menginterupsinya dari gerakan menggulir layar ponsel. Addara kemudian bangkit dari duduknya dan memasukkan ponselnya ke tas.
“Mbak Addara?” Tanya seorang pengemudi berpakaian khas ojek online. Addara mengangguk. “Sesuai aplikasi ya, Mbak,” Katanya sambil menyodorkan helm yang langsung Addara terima. Addara menempati jok penumpang setelah helmnya ia gunakan.
Hanya memakan waktu sekitar 15 menit dari rumah Addara menuju satu pusat perbelanjaan yang ia pilih. Bukan, bukan mall besar yang mewah dengan segala toko pakaian ternama. Hanya sebuah pusat perbelanjaan bisa yang sering Addara kunjungi ketika ia butuh untuk membeli pakaian.
“Makasih, pak,” Kata Addara sambil menyerahkan helmnya dibalas anggukkan oleh sang driver.
Addara kemudian melangkahkan kakinya ke pintu utama tempat tersebut. Pemandangan yang Addara lihat tentu saja banyak manusia yang keluar masuk dari berbagai toko, mengingat ini adalah hari libur.
Wanita bertinggi badan standar itu memilih salah satu toko yang menjual berbagai kemeja seperti yang ia pakai untuk bekerja. Sedikit mengelilingi toko yang agak besar tersebut, akhirnya pilihan Addara jatuh pada kemeja berwarna abu kebiruan, putih, merah maroon dan mocca. Semua dengan ciri keunikan masing maing, baik dari aksen tambahan, letak kancing atau jenis kerah. Tenang, Addara membelinya cukup banyak karena sedang ada diskon. Kalau tidak, mungkin Addara hanya membeli 1 atau 2 saja.
Setelah selesai dari toko pertama, ini saatnya Addara mencari toko yang menjual celana yang biasa ia pakai. Kebetulan, toko tersebut tidak jauh dari yang pertama, ia langsung masuk dan mencari apa yang ia butuhkan. Addara menyebutkan ukuran celana yang ia pakai pada abang penjualnya. Sedikit mengukur dengan lengan ala mamak-mamak, akhirnya Addara membeli celana tersebut. Ia hanya membeli 1 karena ia masih punya celana baru yang hanya beberapa kali ia pakai.
Setelah melakukan transaksi, Addara pergi mencari ke toko terakhir. Toko sepatu. Untuk yang satu ini, Addara harus mengeluarkan kocek lebih dalam. Ia perlu memilih dengan benar sepatu yang bagus dan awet yang bisa ia pakai mungkin hingga beberapa tahun, jika itu terdengar masuk akal. Sepatu yang Addara punya sekarang adalah pemberian ayahnya saat ia berkesempatan menjadi pembicara perwakilan kampus di kampus lain. Sudah cukup lama, mungkin satu setengah tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rejection(s) [END]
Teen FictionAddara tidak suka membaca buku atau menonton film dua kali. Ia sudah paham jalan cerita dan akhir dari cerita itu nantinya. Menurutnya, itu sama seperti menjalin hubungan yang sama dengan mantan. Tapi, bagaimana jika hubungan yang sebelumnya memang...