Reaksi setiap orang berbeda-beda setelah dokkaebi itu menghilang. [Y/n] diam dengan tenang dan mengeluh dalam hati saat menemukan anak yang di cari berada pada posisi yang lumayan jauh dari tempatnya.
"Semuanya! Harap tenang. Tarik nafas perlahan-lahan." Seseorang kembali maju ke depan setelah Dokkaebi menghilang selama lima menit.
Dia seorang pria berbadan kekar dengan potongan rambut cepak. Tubuhnya lebih tinggi satu kaki dari kebanyakan orang.
"Apa semua sudah bisa tenang? Saya mohon perhatian anda semua sebentar."
Orang-orang yang menangis maupun yang sibuk menelepon, semuanya berhenti dan menatap pria ini.
"Anda semua pasti sudah paham, kalau saat ada bencana besar yang setingkat nasional, kepanikan yang menimbulkan kekacauan sekecil apapun bisa menyebabkan bertambahnya korban jiwa dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sekarang saya akan mengendalikan situasi ini."
"Apa, memang anda siapa?"
"Bencana tingkat nasional? Apa yang anda bicarakan?"
Beberapa orang tampak tersadar dan bereaksi keras begitu mendengar akan dikendalikan orang lain. Lalu pria yang masih muda itupun mengeluarkan Kartu Tanda Anggota resmi badan pemerintahan. "Saya letnan angkatan darat yang saat ini bertugas di Unit 6502."
Beberapa orang mulai tampak lega. "Dia tentara, ada tentara di sini."
Akan tetapi, masih terlalu dini bagi mereka untuk merasa lega.
"Baru saja, saya mendapatkan pesan dari unit saya."
Orang-orang mulai berdesakan mendekati pria itu saat dia mengangkat ponselnya.
--Situasi bencana nasional tingkat 1 telah terjadi. Seluruh pasukan harap segera berkumpul.--
Letnan Angkatan Darat, Lee Hyunsung. Itulah namanya. [Y/n] memperhatikan pria itu, yang akan menjadi salah satu rekan terpercaya Kim Dokja di masa depan.
Steel Sword Lee Hyunsung.
"Hei, Pak Perdana Menteri lagi konferensi pers! Katanya memang benar kalau kita lagi menghadapi bencana tingkat satu!"
Semua orang mulai membuka ponselnya.
--Kepada seluruh masyarakat Korea Selatan yang saya cintai, saat ini kami telah menerima laporan bahwa aktifitas terorisme sedang terjadi di beberapa area di negeri ini, salah satunya termasuk di Seoul.--
"Kemana Pak Presiden? Kok cuma pak menteri saja yang bicara?"
"Pak presiden katanya sudah mati duluan."
"Hah? Yang benar saja?"
"Tidak tau juga. Aku baca di komentar di Naver--"
"Yah, kalau seperti itu sih hoax mungkin!"
Sayang sekali, komentar itu bukan hoax.
"Gyaaaah! Apa yang terjadi?"
Beberapa orang menjatuhkan ponselnya saat suara tembakan menggema dari ponsel mereka.
Chiiiik.
Terdengar suara bising yang memekakkan telinga. Lalu darah mengalir di permukaan kamera. Sejenak, semua orang terpaku dan menahan nafasnya, mereka menyadari apa yang telah terjadi.
"P-Perdana Menteri kita…"
Sang Perdana Menteri kini tewas. Kepalanya pecah di tengah-tengah siaran yang ditayangkan secara langsung. Beberapa suara seperti letusan senjata api masih sempat terdengar, sebelum akhirnya, video siaran tersebut menjadi senyap. Kemudian sebuah sosok menampakkan dirinya di depan layar kaca, 'Dokkaebi'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time [ORV Fanfic X Reader]
Fanfiction[Y/n] menghabiskan sisa waktunya dalam kebosanan. Suatu hari sahabat baiknya datang dan membacakan sebuah novel untuknya. Hingga dia mendengar nama yang entah kenapa membuatnya sangat tertarik jadi [Y/n] mendengarkan dengan tenang hingga tamat. "Aku...